Daerah Peneletian GAMBARAN UMUM DAERAH PENELETIAN

Keterangan : ♂ tanda laki-laki, ♀ tanda perempuan, tanda suami isteri, dan tanda anak.

3.3 Daerah Peneletian

Kata payung dalam frasa sebenarnya berasal dari kata Payong. Banyak anggota masyarakat Karo tidak mengerti sejarah kata Payung tersebut. Sebahagian orang menganggap bahwa makna kata Payung pada frasa Kecamatan Payung adalah Payong di dalam bahasa Karo yang artinya ‘payung’, tetapi sebenarnya kata Payong [ ρayoη] berasal dari dua kata yaitu payo dan nge [payo η ě] yang berarti ‘benar’ atau ‘betul’. Desa Payung pada mulanya merupakan ladang seorang Merga Bangun. Merga bangun tersebut adalah penduduk asli Desa Batu Karang. Merga Bangun tersebut meninggalkan Desa Batu Karang berhubung rumah tangganya yang selalu mendapatkan masalah. Akhirnya, dia pindah ke Desa Payung yang pada masa itu belum pernah dihuni dan merupakan hutan. Jadi alasann mereka pindah ke sana adalah untuk menghindar dari masyarakat desa Batu Karang. Setelah itu, penduduk desa Batu Karang tidak mengetahui kemana marga bangun pergi. Namun, pada suatu hari ada sekelompok orang yang berburu babi hutan dan rusa. Tanpa disengaja mereka menemukan pondok keluarga Pak Bangun tersebut. Selesai perburuan, mereka memberitakan hal tersebut kepada penduduk Desa Batu Karang. Karena sudah lebih sepuluh tahun, masyarakat Desa Batu Karang tidak mengetahui keberadaan Merga Bangun tersebut. Setiap orang Universitas Sumatera Utara yang mendengar berita tersebut berkata payo nge [ payo ŋε]. Akhirnya terjadilah Desa Payung karena sudah banyak masyarakat dari desa lainnya membuka lahan pertanian di sekeliling ladang pak Bangun trsebut. Desa Payung berada di lereng kaki Gunung Sinabung. Kira-kira pada tahun 1901, Kecamatan Payung dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu Wilayah Raja Urung Susuk yang berkedudukan di Tiga Nderket, Wilayah Raja Urung Batu Karang yang berkedudukan di Batu Karang, Wilayah Raja Urung Guru Kinayan yang berkedudukan di Batu Karang, dan Wilayah Raja Urung Guru Kinayan yang berkedudukan di Tiga Pancur. Tiga Pancur termasuk ke wilayah Kecamatan Simpang dan Tiga Nderket adalah wilayah Kecamatan Tiga Nderket. Ketiga wilayah Raja Urung tersebut berada di bawah kekuasaan atau kepemimpinan Pemerintah Sebayak Lingga. Kemudian setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, Bupati Kabupaten Karo yang ditunjuk ialah Rakutta Sembiring. Beliau mengadakan suatu rapat dengan masyarakat Kabupaten Karo tentang daerah-daerah Raja Urung. Rapat tersebut memutuskan agar daeah-daerah Raja Urung tersebut dijadikan menjadi satu wilayah kecamatan yang berkedudukan di Desa Payung dengan alasan lokasinya berada ditengah–tengah wilayah tersebut. Setelah lima bulan lamanya Asisten Wedana berkantor di desa Payung, Kantor Asisten Wedana kemudian dipindahkan ke Desa Tiga Nderket dengan ketentuan bahwa nama tidak berubah yaitu masih tetap Payung. Adapun alasan Bupati untuk memindahkan Universitas Sumatera Utara kantor Asisten Wedana ke Tiga Nderket, berhubung di Desa Payung sangat sedikit sekali penduduknya, sedangkan di Tiga Nderket sangat banyak penduduk. Tiga Nderket berasal dari dua kata Tiga dan Nderket [tiga] dan [nd әrkәt]. Tiga artinya ‘pasar’ atau ‘pekan’ dan Nderket adalah suatu pohon kayu. Berhubung pohon Nderket tersebut sangat tinggi dan rimbun sehingga dibawahnya sangat teduh, maka di sekitar pohon Nderket tersebutlah masyarakat jadikan pasar. Jadi, Tiga Nderket artinya ‘pasar’ di bawah pohon Nderket. Pada tahun 2005, Pemerintah Indonesia sedang sibuk dengan terbitnya Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2005, yaitu pemekaran daerah-daerah. Wilayah Kecamatan Payung dimekarkan menjadi dua wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Payung dan Kecamatan Tiga Nderket. Jadi, semenjak itu kantor Kecamatan Payung terletak di antara 2 5’ lintang Utara dan 97,55 bujur Timur. Keadaannya berada pada 850 – 1.200 meter di atas permukaan laut. Luas Kecamatan Payung adalah 47,24 km 2 Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Tiga Nderket, . Adapun batas-batas Kecamatan Payung adalah : Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Munte, Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Tiga Nderket, dan Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Simpang Empat. Jarak Kecamatan Payung ke Ibukota Kabupaten Karo, Kabanjahe adalah 17 km dan ke Medan 93 km. Penduduk Kecamatan Payung sebanyak 10.818 orang 5.300 orang laki- laki dan 5.518 orang perempuan yang terdiri dari 3.071 rumah tangga. Di wilayah Universitas Sumatera Utara Kecamatan Payung yang telah ditetapkan sebagai daerah pengamatan adalah Desa Selandi yang jumlah penduduknya sebanyak 620 orang dan terdiri dari 205 rumah tangga. Masyarakat Desa Selandi mayoritas memeluk agama yaitu Kristen, Protestan sebanyak 214 orang, Katolik sebanyak 204 orang, Islam sebanyak 197, dan lainnya sebanyak 5 orang. Mata pencaharian masyarakat Desa Selandi adalah bertani, ada yang menanam tanaman keras dan ada juga yang menanam palawija. Kecamatan Payung Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 120-1600 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah mata air sungai. Kabupaten Karo mempunyai areal seluas 127.25 km 2 atau dapat dikatakan 12.725 hektar. Dapat juga diketahui bahwa daerah Kecamatan Kecamatan Payung Kabupaten Karo adalah 0,9 dari luas seluruh wilayah Kabupaten Karo. Bila dilihat dari sudut pandang geografis, Kecamatan Payung terletak di antara 2 50’ - 3 19’ lintang utara dan 97 55’ - 98 Kecamatan Payung Kabupaten Karo mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Suhu udara di Kecamatan Payung berkisar antara 13,8 38’ bujur timur. C – 25,8 C. Musim hujan dan kemarau belakangan ini, semenjak banyaknya pohon kayu ditebang secara liar dan tidak terpadu, mengakibatkan musim kemarau dan hujan tidak dapat lagi diprediksi secara akurat. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODOLOGI