BAB IV METODOLOGI
4.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan suatu metode penelitian yang semata-mata hanya berdasarkan pada fakta atau fenomena yang memang secara empiris hidup
pada penuturnya sehingga yang dihasilkan atau yang dicari berupa pemberian bahasa yang sifatnya seperti potret, paparan seperti apa adanya Sudaryanto, 1998
: 82 Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan sinkronis, yaitu
menjelaskan atau memerikan tipe-tipe reduplikasi bahasa Karo yang ada saat ini. Dalam penelitian ini juga diusahakan menemukan kaidah-kaidah yang berlaku
umum dalam reduplikasi morfemis bahasa Karo. Untuk itu, bukti-bukti reduplikasi didefinisikan dan dibandingkan guna melihat pola-polanya.
4.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber, yaitu data lisan dan data tulis. Data bahasa lisan yakni data yang dituturkan oleh
penutur asli bahasa Karo, dalam hal ini penulis mengambil lokasi penelitian di Kecamatan Payung Kabupaten Karo; dengan alasan daerah ini dianggap
menggunakan bahasa Karo yang baku. Data tertulis diambil dari a Kamus Bahasa Karo Indonesia 2004 oleh Darwin Prinst dan b Bahasa Karo 1984
oleh Henry Guntur Tarigan
Universitas Sumatera Utara
4.3 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data kebahasaan menurut Sudaryanto 1988 : 2-3 ada dua macam, yaitu metode simak dan metode cakap yang mana kedua metode
ini digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini. Metode simak digunakan untuk data tulis dan metode cakap untuk data lisan. Kedua metode ini
dapat dijabarkan ke dalam teknik dasar dan teknik lanjutan. a.
Observasi pengamatan Mengobservasi yang dimaksud di sini adalah kegiatan mengamati setiap
percakapan yang berlangsung antara informan dengan penutur lainnya. Selain mengamati, peneliti sekaligus menyimak penggunaan bahasa yang dituturkan
oleh informan untuk memperoleh data-data tentang reduplikasi yang digunakan oleh penutur dalam percakapan tersebut.
b. Pencatatan
Dalam operasionalnya saat pengumpulan data digunakan teknik sadap sebagai teknik dasar yaitu dengan menyadap kemudian mencatat dengan memilah-
milah yang mana yang termasuk reduplikasi. Dalam hal ini penulis sebagai instrumen kunci yang melakukan pengamatan langsung dan mencatat data
yang sudah disimak, baik data lisan maupun data tulis.
c. Perekaman
Perekaman terhadap tuturan dapat dipandang sebagai teknik lanjutan dan disebut teknik rekam. Dalam hal ini keikutsertaan penulis bersifat reseptif karena
Universitas Sumatera Utara
hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya. Selanjutnya, apa yang dikatakan informan ditulis kembali dengan cara mengulang-ulang rekaman
beberapa kali untuk mendapatkan keakuratan pelafalannya. Dalam memperoleh data bahasa lisan, ditempuh dua cara, yakni data yang diperoleh secara lepas,
misalnya merekam suatu percakapan di suatu tempat-tempat tertentu dalam acara adat-istiadat, perkawinan, kematian, warung kopi, dll; dan data buatan
berdasarkan rekaman data lepas berupa seperangkat data bahasa Karo secara tertulis kemudian diverifikasi kepada informan untuk diuji keabsahan data yang
diajukan peneliti. Data buatan ini berfungsi mencek data lepas yang diperoleh dari hasil wawancara.
Data bahasa lisan diperoleh dari informan yakni penutur asli bahasa Karo dengan menggunakan metode purposive sampling, artinya bahwa dalam
menentukan jumlah dan anggota informan tidak berdasarkan representasi atau generalisasi yang berlaku pada populasi. Kriteria informan yang diacu dalam
penelitian ini, terutama 1 penutur asli bahasa yang diteliti; 2 berdomisili di lokasi penelitian; 3 berusia antara 30 sampai dengan 40; 4 sadar dan
memahami dengan apa yang diajukan oleh peneliti; 5 sabar, jujur, dan terbuka terhadap setiap pertanyaan yang diajukan; 6 memiliki alat-alat artikulasi yang
baik Samarin, 1988: 55-56; Djajasudarma, 1993:20.
4.4 Metode Analisis Data