Selanjutnya, bentuk-bentuk reduplikasi dapat terdiri dari konstituen dasar dan konstituen ulang duplicate. Pada bentuk nini-nini, misalnya, konstituen
dasar menempati posisi 1 dan konstituen ulangnya -nini menempati posisi 2. tergantung pada posisi konstituen ulangnya, redpulikasi selanjutnya dapat
diperinci menjadi reduplikasi arah kanan atau redpulikasi arah kiri. Apabila konstituen ulangnya terdapat pada posisi 2, reduplikasi disebut reduplikasi arah
kanan, dan ia disebut arah-arah kiri jika konstituen ulangnya menempati posisi 1; nini-nini, mbagi-bagiken
adalah contoh reduplikasi arah kanan. Erlebuh-lebuh adalah contoh reduplikasi arah kiri.
Di atas telah disinggung bahwa reduplikasi adalah proses morfemis yng mengubah bentuk kata yang dikenainya. Sekarang perlu diketahui apakah
perubahan yang terjadi dapat dihubungkan dengan suatu arti dengan perkataan lain : apakah proses tersebut “meaningful”. Jika arti setiap bentuk reduplikasi di
atas dibandingkan dengan arti kata yang dikenainya akan segera tampak bahwa perubahan bentuk dapat dihubungkan dengan arti tertentu. Hal ini sesuai dengan
prinsip umum semantik bahwa “bila bentuk berbeda, maknanya berbeda pula” Verhaar, 1977.
2.6 Simbolisasi Bentuk Reduplikasi
Untuk menentukan tanda-tanda simbol yang digunakan untuk menuliskan bentuk-bentuk reduplikasi digunakan simbolisasi Simatupang 1983,
reduplikasi dibagi dalam dua kelompok besar : 1
Reduplikasi morfemis; 2
Reduplikasi semantis selanjutnya R
s
; s = semantis
Universitas Sumatera Utara
Reduplikasi morfemis selanjutnya dapat diperinci menjadi : 1
Reduplikasi penuh, yaitu yang mengulang seluruh bentuk dasar kata. Tanda yang dipakai untuk menuliskannya ialah R tanda ini
digunakan juga untuk memendekkan kata reduplikasi secara umum; tanda yang dipakai untuk menuliskan dasar yang dikenai oleh R yang
bersangkutan untuk menghasilkan bentuk baru ialah D. 2
Reduplikasi parsial, yaitu yang mengulang sebagian bentuk dasar kata untuk menghasilkan bentuk baru. Tanda reduplikasi jenis ini
ialah R
p
Kemudian, R dan Rp dapat diperinci berdasarkan perubahan lain yang terjadi dan jenis-jenis afiks yang dapat bergabung dengannya.
p = parsial
Hal lain yang perlu kiranya dikemukakan di sini ialah bahwa dalam simbolisasi, R penuh didasarkan pada unsur kata yang mengalami pengulangan
penuh. Pada kata memukul – mukul misalnya, unsur yang mengalami pengulangan ialah unsur bawahan langsung IC – pukul dan bukan memukul. Hal
ini ditentukan demi kemudahan saja. Kalau tidak, R yang menghasilkan kata memukul-mukul akan dimasukkan ke dalam golongan Rp, dan ini akan
menimbulkan kerumitan dalam simbolisasi. Lagi pula, ada bentuk-bentuk reduplikasi tertentu yng diperkirakan diwujudkan melalui proses pengulangan dan
afiksasi secara sekaligus, dan biasanya bentuk-bentuk demikian langsung diturunkan dari bentuk yang dapat dianggap paling dasar, misalnya ke k anak-
k anakan k anak dan berton-ton ton. Dalam pembicaraan selanjutnya, apabila diperlukan apa yang diperkirakan menjadi dasar langsung dari kata
reduplikasi akan ditunjukkan.
Universitas Sumatera Utara
Berikut terdapat beberapa contoh utama cara menuliskan bentuk-bentuk reduplikasi :
1. Reduplikasi morfemis
1.1 Reduplikasi penuh
1.1.1 R tanpa afiks :
Nini – nini : D + R 1.1.2
R dengan afiks : 1.1.2.1
R dengan prefiks : Pemena – mena
: D + R + pe- 1.1.2.2
R dengan simulfiks : Mbagi - bagiken
: D + R + N- -ken 1.1.2.3
R dengan sufiks : Galang-galangen
: D + R + -en 1.1.2.4
R dengan infiks : Gilang-gemilang
: D + R + -em- 1.2
Reduplikasi penuh dengan perubahan fonem R
perf
1.2.1 R , pef = perubahan
fonem di mana f dapat berupa K = konsonan atau V = vokal
perf
Sayur – mayur : D + R
tanpa afiks :
perk
1.2.2 R
perf
Eramah – tamah : D + R
dengan afiks :
perk
1.2.3 R + er-
perf
Eramah – tamahen : D + R
dengan simulfiks :
perk
2. Reduplikasi parsial
+ er--en
2.1 R
p
dengan afiks
Universitas Sumatera Utara
Dedaunan : D + R
p
3. Reduplikasi semantis
+ -an
3.1 R
s
Sopan – santun : D + R
tanpa afiks
s
3.2 R
s
Menghancur – leburkan : D + R + meN--kan
dengan afiks
Untuk reduplikasi yang derivasional dan yang paradigmatis, secara berturut-turut, dipakai tanda R-der der = derivasional dan R-par par =
paradigmatis.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELETIAN