mengapa KtK seperti melambaikan terdapat dengan R-iteratif danatau kontinu, sedangkan KtK melarikan dan sejenisnya tidak.
Beberapa contoh KtK golongan ngkiamken ‘melarikan’ yang tidak terdapat dengan R-iteratif danatau kontinu ialah :
78 mbeneikensa ‘menghilangkan’ nunduhkensa ‘
menidurkan’ 79 nggosongkensa ‘mengosongkan’
megalangsa ‘ membesarkan anak’
80 nukurkensa ‘membelikan’ ndatkensa ‘
menemukan’ 81 mberekensa ‘memberikan’
nuliskensa ‘ menuliskan’
82 ndalankensa ‘menjalankan’ nuankensa ‘
menanamkan’ Tidak terdapatnya KtK golongan ngkiamken ‘melarikan’ di atas dengan R-
iteratif danatau kontinu tidaklah berarti bahwa tindakan yang dinyatakan oleh KtK yang bersangkutan tidak dapat dilakukan berulang kali atau terus-menerus.
Yang dipersoalkan di sini ialah bahwa pengulangan tindakan tidak dinyatakan oleh pengulangan kata. Jadi mberenkensa ‘memberi-berikan’ tidak dapat berarti
memberikan berulang kali atau terus-menerus. Harus pula diingat bahwa muncul tidaknya R-iteratif danatau kontinu dengan KtK tertentu tidaklah dapat
diramalkan secara tepat. Ada kalanya dunia kenyataanlah yang paling menentukan.
5.2.2.6 Reduplikasi Dengan Arti ‘Resiprokatif’ Atau ‘Berbalasan’
Reduplikasi yang dapat dihubungkan dengan arti ‘resiprokatif’ atau ‘berbalasan’ akan ditandai dengan R-resiprokatif, dan bentuk-bentuk yang
mengandung arti demikian adalah : 83 D + R + si--ken : sipekpeken ‘pukul-memukul’
85 D + R + er--en : ersembur-semburen ‘bersembur-semburan’
Universitas Sumatera Utara
Menurut data yang diperoleh, ternyata tidak semua dasar yang berbentuk D + R + si--ken, D + R+ er- dan D + R + er--en dapat berbentuk
ulang dengan arti ‘resiprokatif’. Munculnya KtK demikian dengan R-resiprokatif tergantung dari ciri-ciri semantis KtK yang dikenainya. KtK yang terdapat dengan
R-resiprokatif hanyalah yang berciri [+RESIPROKATIF] seperti : 86 Mekpek memukul, nuduh menuduh, ngintip mengintip, ngintai mengintai,
nimai menanti, nipu menipu, nampati menolong, nguncim mengejek, dan
sebagainya. 87 Ngena ate mencintai, ngelebei mendahului, mbiari menakuti, ndeheri
mendekati, ndauhi menjauhi, dan sebagainya 1.
Erincet-incet berdesakan, siala-alaen berhadapan, ersalamen bersalaman, erimbangen
bermusuhan, dan sebagainya KtK yang [-RESIPROKATIF], jika dapat diberi bentuk R 1, 2, dan 3
di atas, tidak mengandung arti ‘resiprokatif’. Contoh KtK demikian berikut bentuk R-nya terdapat di bawah ini :
89 njarumi ‘ menjahit’ njarum-njarumi
‘ jahit-menjahit’ 90 erdakan ‘memasak’
erdakan-dakan ‘masak-memasak’ 91 ngarang ‘mengarang’
ngarang-ngarang ’ karang-mengarang’
92 landek ‘ menari’ landek-landek
‘tari-menari’
5.2.2.7 Reduplikasi Dengan Arti ‘Intensif’
Reduplikasi tipe tertentu dapat dihubungkan dengan arti ‘intensif’. Arti ‘intensif’ yang dimaksud di sini tidaklah harus selalu diartikan dengan ‘sangat D’ atau ‘D
sekali’ seperti yang terkandung, misalnya, dalam kata kaya-raya dalam kalimat :
Universitas Sumatera Utara
93 mamana sintua bayak kel Pamannya yang tertua kaya-raya.
Pengertian ‘intensif’ yang akan dibicarakan sehubungan dengan reduplikasi juga mencakup macam-macam ‘pengerasan’ seperti terlihat di bawah
ini. Dalam berbahasa, ada kalanya si penutur ingin menarik perhatian para pendengarnya pada bagian tertentu dari hal yang ingin disampaikannya. Untuk itu
dia menonjolkan bagian tertentu itu. Penonjolan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan salah satu di antaranya ialah mengulang kata. Dalam kalimat 94
berikut, misalnya, yang ditonjolkan adalah kenyataan bahwa ‘kami saja yang mendapat tugas berat, jadi bukan orang lain’ dengan mengulang kata kami ‘kami’
: 94 kami-kami saja ndat kensa tugas simberat
Kami-kami saja yang mendapat tugas yang berat Di sini kelihatan bahwa reduplikasi yang dikenakan pada salah satu
elemen kalimat akibatnya tidak hanya terbatas pada kata yang bersangkutan. Jangkauan arti yang diakibatkan oleh reduplikasi rupanya lebih luas daripada
hanya arti kata yang diberi bentuk ulang. Hal ini lebih jelas lagi kelihatan pada kalimat ingkar. Yang ditonjolkan ialah keadaan yang diingkari, jadi tidak hanya
arti kata yang diberi bentuk ulang. Perhatikanlah kalimat 95 berikut : 95 nggo dua wari Pak Ali la multak
Sudah dua hari Pak Ali tidak muncul-muncul Pada kalimat 95 ini, hal yang hendak ditonjolkan ialah tidak munculnya
Pak Ali, dan penonjolan tersebut dinyatakan pada struktur atas oleh pengulangan satu unsur saja, yaitu kata yang menyatakan yang diingkari itu, dan tidak pernah
Universitas Sumatera Utara
kata ingkarnya yang diulang atau kedua unsur yang mengandung pengertian yang diingkari itu dalam hal ini la multak ‘tidak muncul’.
5.2.2.8 Reduplikasi dengan Arti ‘Distributif’