Reduplikasi dengan Arti ‘Tak Tunggal’

99 Kalah ah reh erpuluh-puluh Mereka datang berpuluh-puluh Kalimat 99 tidak dapat diartikan ‘setiap kali datang, mereka datang sepuluh orang’. Untuk menyatakan arti demikian dapat dipakai kata ulang sepuluh- sepuluh : 100 Kalah ah reh sepuluh-sepuluh Mereka datang sepuluh-sepuluh Sekarang kedua kalimat berikut akan dibandingkan untuk menunjukkan bahwa hanya bilangan kecillah yang terdapat sebagai D pada reduplikasi D + R + er- dengan arti ‘distributif’ : 101 Kalah ah kundul erempat-empat Mereka duduk berempat-empat 102 Kalah ah kundul eratus-ratus Mereka duduk beratus-ratus Pada 101 masih terasa bahwa setiap kelompok terdiri dari empat orang, sedangkan pada 102 tidak dapat lagi dikatakan bahwa ada beberapa kelompok yang masing-masing terdiri dari seratus orang.

5.2.2.9 Reduplikasi dengan Arti ‘Tak Tunggal’

Arti ‘tak tunggal’ yang dikandung oleh reduplikasi dapat diperinci berdasarkan dasar kata ulang. Pada kata ulang yang mempunyai KtB sebagai dasarnya, reduplikasi dapat menyatakan ‘kejamakan’ referen KtB yang bersangkutan :103 a. Murid-murid sangana gerak dalam Universitas Sumatera Utara Murid-murid sedang mengadakan gerak jalan. b. Batang-batang lekang sangana erbuah Pohon-pohon rambutan sedang berbuah Subjek kalimat 103a dan 103b mengacu pada lebih dari satu referen murid dan referen pohon rambutan secara berturut-turut. Pada kata ulang di mana D terdiri dari KtS, R dapat menyatakan ‘jamak’ KtB yang diterangkannya : 104 a. guru kami kalak mesera Guru kami miskin-miskin b. ia nukur buku si merga-merga Dia membeli buku yang mahal-mahal Pada 104a, subjek kalimat mengacu kepada lebih dari seorang guru, pada 104b, buku mengacu kepada lebih dari satu buku. Jika dasar kata ulang berupa KtK, reduplikasi dapat menyatakan adanya lebih dari satu pelaku tindakan yang disebut KtK yang bersangkutan : 105 kalak ah si gandengen Tuti ras Tati Mereka rangkul-merangkul Si Tuti dan si Tati Di bawah ini selanjutnya akan diperiksa macam-macam pengertian ‘tak tunggal’ yang dapat dikandung oleh reduplikasi tertentu secara lebih terperinci lagi. Konsep ‘tak tunggal’ yang di pakai pada tulisan ini dalam bahasa Karo tidak harus selalu diungkapkan dengan pengulangan bentuk KtB seperti terlihat pada contoh berikut ini : Universitas Sumatera Utara 106 a. sada murid ‘satu murid’ b. dua murid ‘dua murid’ Oleh karena itu, barangkali dapat dikatakan bahwa pengulangan KtB merupakan cara yang eksplisit untuk menyatakan ketaktunggalan itu. KtB—R terdapat juga pada posisi KtB dalam struktur KtBil + KtB. KtJuml Untuk itu dapat dilihat pada contoh-contoh berikut : sada 107 a. Ia nukur dua buku Piga-piga buku-buku satu Dia membeli dua buku beberapa buku-buku b. kerina kedua buku menggo ibacana masalah kedua-dua buku-buku enda kedua-duana melala semua kedua kedua-dua buku mengenai soal itu kedua-duanya buku-buku telah dibacanya Universitas Sumatera Utara banyak Pada contoh-contoh di atas ini terlihat bahwa KtB—R yang mengandung arti ‘tak tunggal’ tidak terdapat pada posisi KtB dalam struktur KtBil + KtB. KtJuml Pada bahasa Karo juga terlihat bahwa arti ‘tak tunggal’ yang terkandung dalam KtB—R dan yang dinyatakan pada struktur atas dengan R KtB menghalangi munculnya ktB-R pada struktur KtBil + KtB. Seperti yang terlihat KtJuml pada contoh-contoh berikut : sada 108 Ia nukur dua buku si mekapal-kapal Piga-piga melala satu Dia membeli dua buku yang tebal-tebal beberapa banyak 109 kerina buku si mekapal-kapal ah nggo i bacana Semua buku yang tebal-tebal itu telah dibacanya 110 melala buku si mekapal-kapal nggo i bacana Banyak buku yang tebal-tebal telah dibacanya Pada 108, 109, dan 110, tampak bahwa arti ‘tak tunggal’ yang dapat dihubungkan dengan KtB yang tidak berbentuk ulang menghalangi KtB berkombinasi dengan KtBil yang menyatakan jumlah ‘satu’ dan tidak Universitas Sumatera Utara menghalanginya berkombinasi dengan KtBil dan KtJUml yang menyatakan jumlah yang ‘lebih dari satu’. Sekarang dapat dikatakan bahwa arti ‘tak tunggal’ yang dinyatakan dengan bentuk ulang KtB menghalangi KtB yang mengandung arti demikian berkombinasi dengan KtBil dan KtJuml baik yang menyatakan ‘satu’ maupun ‘lebih dari satu’, sedangkan arti ‘tak tunggal’ yang tidak dinyatakan oleh bentuk ulang KtB menghalangi KtB berkombinasi dengan KtBil yang menyatakan ‘satu’ tetapi tidak menghalangi KtB berkombinasi dengan KtBil dan KtJuml yang menyatakan ‘lebih dari satu’.

5.2.3 Arti Reduplikasi Terikat Konteks dalam Bahasa Karo