Imitasi Repetisi Berulang-ulang Temuan Hasil Penelitian

7 Kumerket pertawa si megi-megi Terus-menerus tertawa dengar-dengar Mereka yang mendengarnya tertawa panjang dan nyaring

5.1.3 Imitasi

Pemaknaan ini umumnya terjadi pada kata benda yang berasal dari kata kerja, kata sifat, atau kata benda lain. Pemaknaan Imitasi ini dapat dipergunakan untik menerangkan arti ‘keserupaan’ misalnya Nipé ‘ular’ : nipé-nipé ulat daun Turé ‘serambi bambu’ : turé-turé ‘bukit di kaki gunung’ ‘di kedua ujung’ ‘rumah adat’ Tua ‘tua’ : tua-tua ‘dewasa, sudah tua’ sudah kawin Nguda ‘muda’ : singuda-nguda ‘wanita muda,’ anak gadis Tabeh ‘lezat’ : tabeh-tabeh ‘lemak, daging’ berlemak Turah ‘tumbuh’ : turah-turah ‘alat bor, gurdi’ Palu ‘pukul’ : palu-palu ‘palu, pemukul’ Tutu ‘tumbuk’ : tutu-tutu ‘penumbuk sirih’ Universitas Sumatera Utara Ngalur ‘air’ : ngalur-ngalur ‘palung sungai,’ Berku ‘batok kelapa’ : berku-berku ‘tengkorak’ Bulu ‘bambu’ : buluh-buluh ‘tenggorokan’ Cuan ‘cangkul kecil’ : cuan-cuan ‘tulang belikat’ Kacang ‘kacang’ : kacang-kacang ‘kelentit’ Pinang ‘pinang’ : pinang-pinang ‘buah pelir’ Kundul ‘duduk’ : kundul-kundul ‘bokong’ Tuduh ‘tunjuk’ : tuduh-tuduh ‘jari telunjuk’ Pengulangan pada kata sifat warna juga menghasilkan pemaknaan “menyerupai” : Megara ‘merah’ : megara-megara ‘kemerah-merahan’ Mbiring ‘hitam’ : mbiring-mbiring ‘kehitam-hitaman’ Kata sifat berulang juga muncul sebagai kata turunan berimbuhan pe-… dan pe-… -ken yang mengindikasikan pemaknaan pretensi berpura-pura : Senang ‘senang’ : pesenang-senang bana ‘berpura-pura senang’ Ganjang ‘tinggi’ : peganjang- ganjangken ‘berlagak hebat’ Ada pula sejumlah kata kerja yang dapat diulang untuk memberikan pemaknaan imitatifmenyerupai : Medem ‘tidur’ : medem-medem ‘berbaring, bersandar’ Universitas Sumatera Utara Bahan ‘buat’ : bahan-bahan ‘menyebabkan atau menjadikan suatu kondisi sementara’ 8 Bahan-bahan ia jadi anak beru Buat-buat dia menjadi anak beru Ia dapat dijadikan pengganti sementara anak beru-mu meskipun sebetulnya ia bukanlah anak beru yang bersangkutan.

5.1.4 Repetisi Berulang-ulang

Repetisi merupakan pemaknaan yang paling lazim berkaitan dengan kata kerja berulang. Kata kerja berulang ini dapat berupa kata kerja transitif maupun intransitif, baik kata dasar maupun kata turunan. Untuk kata ulang dengan pemaknaan repetisi yang berawalan er-, ter-, dan N 2 Bual ‘bual’ : erbual-bual ‘menceritakan berbagai kisah bualan, mengobrol’ - kata dasarnya biasanya diulang terlebih dahulu, baru setelah itu mengalami penambahan awalan sehingga : Daram ‘cari’ : terdaram-daram ‘mencari-cari kian kemari’ Ulih ‘kembali’ : mulih-ulih ‘selalu kembali,’ berulang-ulang, bolak-balik Universitas Sumatera Utara kawil ‘kait’ : ngkawil-kawil ‘memancing’ ende ‘lagu’ : rendé-rendé ‘menyanyikan sejumlah lagu bentuk ini merupakan pengecualian di mana pengulangan terjadi pada bentuk kata berimbuhan’ Pada kata kerja transitif aktif, yang mengalami pengulangan adalah seluruh kata berawalan N- secara utuh, sedangkan akhirannya dipindahkan ke bagian akhir dari akar kata yang mengalami pengulangan. Sungkun ‘tanya’ : nungkun-nungkun ‘bertanya-tanya’ Tatap ‘pandang’ : natap-natap ‘melihat-lihat’ Ukur ‘pikir’ : ngukur-ngukuri ‘memikirkan’ Apus ‘seka’ : ngapus-ngapusi ‘menyeka berulang-ulang’ Meskipun terjemahan pada contoh berikut tidak semuanya selalu mengandung ekspresi lahiriah akan perbuatan repetitif, hal ini harus dipahami dari masing-masing contoh berikut bahwa perbuatan tersebut terjadi sebanyak lebih dari satu kali, kemungkinan besar juga dilakukan oleh lebih dari seorang pelaku : 9 La kenca lit pertempuren, la kai pé man ukuren. Bual-bual, tawa-tawa ras rendé-rendé. Tidak jika ada pertempuran tidak apa untuk pikiran bual-bual tawa-tawa dan nyanyi-nyanyi Jika tidak ada pertempuran, tidak ada yang kita pikirkan. Hanya saling melucu, tertawa-tawa, dan bernyanyi-nyanyi Universitas Sumatera Utara 10 Dareh ndarat ergulpa-gulpa Darah keluar sembur-sembur Darah tersembur keluar 11 Sapu-sapuna kucing é usap-usap. dia kucing itu Diusap-usapnya kucing itu 12 Meriah kal ukur anak kuta ngidah-ngidah bulan é enggo terang Gembira sangat pikiran warga desa lihat-lihat bulan itu sudah jernih Warga desa kegirangan melihat bulan sudah kembali normal setelah gerhana bulan 13 Tupung wari cerah é enterem kal kami cilas-cilas Sewaktu hari cerah itu banyak sangat kami jemur-jemur Saat hari sedang cerah, banyak di antara kami yang berjemur-jemur di bawah terik matahari Pada akar kata berupa kata kerja yang mengalami proses pengulangan, kata benda pelaku yang dihasilkannya juga dapat dimunculkan dalam bentuk berulang : ‘Niding-niding’ memasang : peniding-niding ‘juru’ perangkap ‘perangkap’ ‘Ngkawil-kawil’ memancing : pengkawil-kawil ‘nelayan’ ‘Rendé-rendé’ menyanyikan : perendé-rendé ‘penyanyi’ Universitas Sumatera Utara lagu-lagu ‘Jagar-jagar’ melucu, : perjagar-jagar ‘pelawak’ bergurau Makna pengulangan yang dihasilkan kadang-kadang juga melemah bercampur dengan pemaknaan durasi : Nimai menunggu : nima-nimai menunggu-nunggu Njemba mendorong : njemba-jemba mendorong terus secara teratur Ngukuri memikirkan : ngukur-ngukuri merenung Pemaknaan durasi juga diekspresikan melalui pengulangan pada kata benda satuan waktu berawalan er- : Bulan bulan : erbulan-bulan selama berbulan-bulan

5.1.5 Emfasis Penegasan