bisa sebaliknya. Berikut terdapat perincian bentuk-bentuk R yang dapat dihubungkan dengan arti umum ‘pengaburan’.
a D + R—Agak
Arti ‘pengaburan’ yan dikandung oleh R tipe ini dapat diperinci menjadi arti ‘agak’, dan berdasarkan data yang diteliti, R yang bebas konteks dengan arti
demikian hanya terdapat pada kata la jelas, sedangkan R yang terikat konteks contohnya cukup banyak.
b D + R + ke--en—Agak
D yang terdapat dengan R-agak tipe ini pada bahasa Karo hanya terdapat pada kata sifat saja. Dalam data yang diperiksa, terdapat kata-kata R tipe ini yang
D-nya terdiri dari KtS yang ada hubungannya dengan warna : kemegara- megarahen, kemeratah-meratahen
, kebiru-biruen, kembiring-mbiringen dan sebagainya. KtS lain tidak pernah muncul dengan R tipe ini dalam data yang
diperiksa : ?gedang-gedangsa, ?gelap-gelapen, ?kitik-kitiken.
5.2.2.3 R—Seakan-akan X
Dalam bahasa Karo hanya ada satu kata yang berbentuk R yang dapat dihubungkan dengan arti umum ‘seakan-akan X’ jadi, bukan X : ban-banna
‘ seakan-akan atau berpura-pura’. Apabila diperhatikan kalimat berikut :
50 Ia ban-banna ngena ate ras kalak e Dia berpura-pura cinta pada orang itu
Universitas Sumatera Utara
Tampak bahwa arti yang dikandung oleh seakan-akan atau berpura-pura tidak menunjukkan perbedaan derajat. Dibuat-buat atau dibikin-bikin dalam, misalnya,
51 pertawah pe ban-banna dibikin-bikin, Derajat kepastian ‘bukan ‘-nya sama dengan berpura-pura. Selain contoh-
contoh di atas, terdapat satu lagi kata di mana unsur arti ‘bukan X’ X dalam hal ini = D menonjol, contohnya :
52 Masalah ah ndai i galang-galangken ‘Masalah itu dia besar-besarkan’
Persoalan sebenarnya tidak besar, tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga tampak besar. Pada kata-kata yang termasuk kelompok seakan-akan X ini tampak
juga bahwa reduplikasi mempunyai nilai ‘negatif’, dan jika dibandingkan dengan R-serupa, dalam beberapa hal, ada persamaannya. Tentunya, tindak-tanduk orang
yang seakan-akan cinta mirip dengan tindak-tanduk orang yang sedang dimabuk cinta.
5.2.2.4 R—Melakukan Sesuatu Tanpa Tujuan yang Sebenarnya
D + R, D + R + er-, dan D + R + m- dengan KtK tertentu, mengandung arti ‘melakukan sesuatu tanpa tujuan sebenarnya’ di mana yang
dapat juga diartikan ‘secara tidak serius’ atau ‘untuk bersenang-senang’. Pengertian ‘secara tidak serius’ atau ‘untuk bersenang-senang’. Pengertian ‘tujuan
yang sebenarnya’ dapat diterangkan sebagai berikut. Kata-kata yang diberikan di bawah ini dapat dianggap mempunyai tujuan utama tertentu atau sebenarnya.
Tujuan tindakan yang disebutkan oleh KtK man ‘makan’, misalnya, ialah supaya besur ‘kenyang’ ; minem ‘minum’, menghilangkan muas ‘haus’; ridi
Universitas Sumatera Utara
‘mandi’, membersihkan badan; tuduh ‘tidur’, menghilangkan latih ‘lelah’; dan dalan ‘
jalan’, mencapai tempat tertentu. Jika kata-kata tersebut diulang, tujuan utama atau sebenarnya dari tindakan yang bersangkutan akan berubah menjadi
‘tanpa tujuan yang sebenarnya’ atau ‘tujuannya bersenang-senang’. Data memperlihatkan bahwa R dengan arti demikian ada yang termasuk
bebas-konteks dan ada pula yang termasuk terikat-konteks. R bebas-konteks, misalnya, terdapat dengan KtK intr. tertentu :
53 ridi-ridi ‘mandi-mandi’, dalan-dalan ‘jalan-jalan’, kundul-kundul ‘
duduk-duduk’, medem-medem ‘tidur-tidur’ ; 54 erlangi-langi ‘berenang-renang’, erdalan-dalan berjalan-jalan,
rendei-rendei ‘ bernyanyi-nyanyi’;
55 landek-landek ‘menari-nari’, ercuba-cuba ‘mencoba-coba’. Arti ‘tanpa tujuan yang sebenarnya’ dari bentuk-bentuk R yang di atas
bertumpang-tindih dengan arti ‘duratif’. Selain bentuk ulang KtK intr. seperti diberikan di atas, terdapat juga bentuk ulang KtK yang ‘semi-transitif’ KtK semi-
tr, yang dapat dihubungkan dengan arti ‘melakukan sesuatu tanpa tujuan sebenarnya’ atau ‘ melakukan sesuatu untuk bersenang-senang’ : maen-maen
‘ makan-makan’, minem-minem ‘ minum-minum’.
Data juga menunjukkan bahwa KtK tr. tertentu, bila dikenai R, mengandung arti ‘melakukan sesuatu tanpa tujuan sebenarnya’ atau ‘melakukan
sesuatu untuk bersenang-senang’ : 56 nulis ‘menulis’
nulis-nulis ‘ menulis-nulis’
nulis surat ‘ menulis surat’
nulis-nulis surat ‘menulis-nulis surat’
57 mbaca ‘membaca’ mbaca-baca
‘membaca-baca’
Universitas Sumatera Utara
Mbaca buku ‘membaca buku’ mbaca-baca buku ‘
membaca-baca buku’ 58 ernen melihat
ernen-ernen ‘melihat-lihat’
Ernen lukisen ‘melihat lukisan’ ernen-ernen lukisen ‘melihat-lihat lukisan’ 59 mperidi anak ‘memandikan anak’ mperidi-ridiken anak ‘memandi-
mandikan anak’ Dari contoh-contoh di atas terlihat bahwa untuk menentukan muncul-
tidaknya R dengan arti ‘tanpa tujuan sebenarnya’ atau ‘untuk bersenang-senang’ dengan KtK tidaklah mudah, setidak-tidaknya bagi saya. Walaupun demikian,
diduga bahwa hal tersebut erat hubunganya dengan arti ‘tak tentu’ yang terkandung juga dalam arti ‘melakukan sesuatu tanpa tujuan yang sebenarnya’
atau ‘melakukan sesuatu untuk tujuan bersenang-senang’. Kalau dilihat bahwa tindakan yang dinyatakan dalam bentuk nulis surat ‘menulis-surat’ itu adalah
suatu tindakan yang telah ‘tentu’ specified, maka secara logis, arti ‘tak tentu’ yang terdapat dalam bentuk nulis-nulis ‘menulis-nulis’, misalnya, tidak cocok
compatible dengan konstituen yang bertugas menyatakan sesuatu yang ‘tentu’.
5.2.2.5 R-Melakukan Sesuatu Berulang Kali danatau Terus-Menerus