Pengertian Reduplikasi KAJIAN PUSTAKA

dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia 1988: 166 menyebutkan empat macam reduplikasi, yaitu pengulangan utuh, salin suara, sebagian, dan disertai pengafiksan. Lain halnya dengan Parera 1988: 51-55 menyebutkan reduplikasi menggunakan istilah bentuk ulang simetris, regresif, progresif. konsonan, vokal, dan reduplikasi atau bentuk ulang reduplikasi. Begitu pula dengan Ramlan 1979: 41-45 yang menyebutkan ada empat macam pengulangan dilibat dari cara mengulang bent uk dasarnya, yaitu pengulangan seluruh, pengulangan sebagian, pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks, dan pengulangan dengan perubahan fonem. Dari pemerian reduplikasi dalam bahasa Indonesia di atas ternyata hanya satu, yaitu pendapat Ramlan yang secara eksplisit formal menggunakan kriteria penggolongan atau penjenisan reduplikasi, sedangkan selebihnya dinyatakan secara implisit. Bila diperhatikan ternyata memang mereka ada yang secara konsisten menggunakan kriteria tertentu saja, tetapi ada pula yang menggunakan beberapa kriteria dalam pemeriannya. Selain itu, ada kecenderungan pengamatannya terpengaruh oleh peristiwa lain yang seharusnya dapat dikendalikan.

2.3 Pengertian Reduplikasi

Reduplikasi merupakan salah satu wujud proses morfologis. Reduplikasi sebagai proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhun, sebagian parsial, maupun dengan perubahan fonem Chaer,1994: 182. Selanjutnya Chaer 1995 : 286 mengatakan bahwa reduplikasi merupakan alat Universitas Sumatera Utara morfologi yang produktif di dalam pembentukan kata. Berdasarkan pendapat Chaer tersebut dapat dikatakan bahwa reduplikasi merupakan suatu proses pengulangan yang terjadi pada bentuk dasar dan berperan aktif di dalam pembentukan kata. Ramlan 2001:63 mengatakan bahwa reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa reduplikasi atau pengulangan kata adalah suatu pengulangan atau proses secara morfemis yang mengulang satuan gramatik baik secara utuh, sebagian, perubahan bunyi, maupun penambahan afiks. 2.3.1 Jenis - jenis Reduplikasi Ramlan 2001 : 69 mengatakan bahwa reduplikasi atau pengulangan kata itu terbagi menjadi empat bagian di antaranya pengulangan secara keseluruhan, pengulangan sebagian, pengulangan yang berkombinasi dengan afiks, dan pengulangan dengan perubahan fonem. 1. Pengulangan seluruh adalah pengulangan seluruh bentuk dasar, tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Contoh : sepeda sepeda – sepeda buku buku – buku 2. Pengulangan sebagian adalah pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Bentuk dasar tidak diulang seluruhnya.Hampir semua bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa bentuk kompleks. Universitas Sumatera Utara Apabila bentuk dasar itu berupa bentuk kompleks, kemungkinan- kemungkinan bentuknya sebagai berikut : Contoh : a. Bentuk dasar dengan prfiks meN – Misalnya : mengambil mengambil–ambil membaca membaca-baca b. Bentuk dasar dengan prefiks di – Misalnya : ditarik ditarik– tarik ditanami ditanam–tanami disodorkan disodor-sodorkan c. Bentuk dasar dengan prefiks ber – Misalnya : berjalan berjalan-jalan bermain bermain-main berlarut berlarut-larut d. Bentuk dasar dengan prefiks ter – Misalnya : tersenyum tersenyum-senyum terbatuk terbatuk-batuk terbentur terbentur-bentur e. Bentuk dasar dengan prfiks ber – an Misalnya : berlarian berlarian -larian berjauhan berjauhan-jauhan berdekatan berdekatan–dekatan f. Bentuk dasar dengan sufiks an – Misalnya : minuman minuman -minuman Universitas Sumatera Utara makanan makan -makanan nyanyian nyanyian –nyanyian g. Bentuk dasar dengan prefiks ke – Misalnya : kedua kedua-dua ketiga ketiga-tiga keempat keempat-empat 3. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks. Pengulangan ini terjadi bersama- sama dengan proses pembubuhan afiks dan bersama–sama pula mendukung satu fungsi. Contoh : Pengulangan dengan pembubuhan sufiks an – Misalnya : Kereta kereta – kereta keretan-keretaan anak anak – anak anak-anakan rumah rumah – rumah rumah-rumahan 4. Pengulangan dengan perubahan fonem, kata ulang yang pengulangannya termasuk golongan ini sebenarnya sangat sedikit. Di samping bolak–balik terdapat kata kebalikan, sebaliknya, dibalik, membalik. Dari perbandingan itu, dapat disimpulkan bahwa kata bolak–balik dibentuk dari bentuk dasar balik, diulang seluruhnya dengan perubahan fonem, ialah dari a menjadi o dan dari i menjadi a Contoh Lain : gerak gerak – gerik robek robak –robik Universitas Sumatera Utara Keraf 1991:149 mengatakan bahwa macam-macam kata ulang berdasarkan strukturnya, bentuk ulang dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi empat macam yaitu : 1. Pengulangan Dwipura Pengulangan dwipura adalah pengulangan yang dilakukan atas suku kata pertama dari sebuah kata. Dalam bentuk pengulangan macam ini, vokal suku kata awal yang diulang mengalami pelemahan karena pengulangan ini menghasilkan satu suku kata tambahan. Sehingga vokal suku kata baru ini diperlemah. Kata-kata yang mengalami pengulangan dwipura antara lain : tanaman tatanaman tetanaman tangga tatangga tetangga tamu tatamu tetamu 2. Pengulangan Dwilingga Lingga adalah bentuk dasar. Karena itu, bila sebuah bentuk dasar mengalami pengulangan seutuhnya maka pengulangan ini disebut pengulangan dwilingga. Lingga yang diulang dapat berupa kata dasar atau kata turunan. Misalnya : rumah rumah-rumah buah buah-buahan anak anak-anak 3. Pengulangan Dwilingga Salin – Suara Pengulangan dwilingga salin – suara adalah semacam pengulangan atas seluruh bentuk dasar, namun terjadi perubahan bunyi pada salah satu fonemnya atau lebih. Misalnya : Universitas Sumatera Utara gerak – gerik gerak – gerik porak – porak porak – parik 4. Pengulangan Dwilingga Berimbuhan Pengulangan dwilingga berimbuhan adalah salah satu variasi lain dari pengulangan dwilingga, namun pada salah satu atau bentuk lingga atau bentuk dasarnya mendapat imbuhan.Misalnya : bermain-main memukul-mukul berjalan-jalan Kridalaksana 89:2007 mengatakan bahwa jenis-jenis reduplikasi ada 5 macam, yaitu: 1. Dwipurwa Dwipurwa adalah pengulangan suku pertama pada leksem dengan pelemahan vokal. Contoh: tetangga lelaki tetamu sesama 2. Dwilingga Dwilingga adalah pengulangan leksem. Contoh: rumah-rumah makan-makan pagi-pagi 3. Dwilingga salin swara Universitas Sumatera Utara Dwilingga salin swara adalah pengulangan leksem dengan variasi fonem. Contoh: mondar-mandir bolak-balik corat-coret 4. Dwiwasana Dwiwasana adalah pengulangan bagian belakang dari leksem. Contoh: pertama-tama perlahan-lahan sekali-kali 5. Trilangga Trilangga adalah pengulangan anamotope tiga kali dengan variasi fonem. Contoh: cas-cis-cus dag-dig-dug ngak-ngik-nguk Badudu 1980:21 mengatakan bahwa jenis-jenis reduplikasi ada 5 macam, yaitu: 1. Pengulangan penuh Pengulangan penuh adalah semua kata ulang yang di hasilkan oleh perulangan unsurnya secara penuh. Contoh: gedung gedung-gedung Jalan jalan-jalan Makan makan-makan 2. Pengulangan berimbuhan Pengulangan berimbuhan adalah semua kata ulang yang salah satu unsurnya berimbuhan:awalan, sisipan atau akhiran. Universitas Sumatera Utara Contoh: berjalan berjalan-jalan Berlari berlari-lari 3. Pengulangan bunyi Pengulangan bunyi adalah pengulangan yang terjadi dengan perubahan bunyi banyak pada unsur pertama maupun unsur kedua. Contoh: cerai cerai-berai sorak sorak-sorai 4. Pengulangan semu Pengulangan semu adalah pengulangan yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang seperti itu. Bila tidak diulang, maka komponennya tidak mempunyai makna, atau mempunyai makna lain yang tidak ada hubungannya dengan kata ulang tersebut. Contoh: laba-laba ubur-ubur kupu-kupu 5. Pengulangan dwipurwa Pengulangan dwipurwa adalah pengulangan yang berasal dari komponen yang mulanya diulang, kemudian berubah menjadi sepatah kata dengan bentuk seperti itu. Contoh: laki lelaki tangga tetangga Berdasarkan pendapat Ramlan, Keraf, Badudu dan Kridalaksana dapat disimpulkan bahwa reduplikasi atau kata ulang ada 6 macam yang diketahui, yaitu: 1. Reduplikasi atau kata ulang secara keseluruhanmurnidwilingga. Universitas Sumatera Utara 2. Reduplikasi atau kata ulang sebagiandwipurwa. 3. Reduplikasi atau kata ulang perubahan vonemdwilingga salin swara. 4. Reduplikasi atau kata ulang yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiksberimbuhanbersambungdwilingga berimbuhandwiwasana. 5. Reduplikasi atau kata ulang trilingga. 6. Reduplikasi atau perulangan semu.

2.4 Bentuk Dasar Reduplikasi