Pelayanan kesehatan yang diberikan bidan A sudah sdh sesuai dengan kebudayaan yang berlaku dimasyarakat. Hal ini yang membuat bidan A mudah diterima
masyarakat.
4.3.6. Informan V
S lahir di Kroeng Baroe pada tahun 1975, pendidikan SD. Ia tinggal di desa Krueng Baroe Blang Mee, Kecamatan Samudera bersama suami anak-anak. sejak
12 tahun yang lalu. Hubungannya dengan suami harmonis, hubungan dengan mertua harmonis, hubungan dengan orang tua harmonis. Menurut S suaminya orang yang
ramah. Masa kecilnya S adalah anak yang pendiam. Hal ini belum berubah pada
wakru S memasuki usia remaja. S adalah gadis remaja yang pendiam. Setelah melewati masa remaja S berkenalan dengan seorang pemuda yang bernama U.
Perkenalan dengan U setelah merasa ada kecocokan. Perkenalan dilanjutkan ke jenjang pernikahan. pada tahun 1994. Keseharian S mengurus suami dan kelima
anak-anaknya. Suami S sehari-hari melaut mencari ikan. Pendapatan U sebulan Rp 300.000 perbulannya. Dirasakannya serba kekurangan untuk kebutuhan kelima orang
anak-anaknya. Anak ke 1 lahir dengan pertolongan bidan swasta Z, anak ke 2 sampai ke 4
dengan bidan swasta L, anak ke 5 dengan bidan desa N. S memeriksakan kehamilan 2 kali dengan bidan N. S dan keluarganya beranggapan bidan N adalah tenaga
kesehatan yang baik serta S dan keluarga sudah kenal baik dengan bidan N jauh sebelum kehamilan kelimanya ini. Sepupu S ada juga yang melahirkan dengan bidan
Universitas Sumatera Utara
N. S dan keluarga mengetahui bahwa bidan desa N bekerja di Puskesmas Samudera dan tinggal didesa Mancang yang merupakan wilayah kerjanya. S menganggap bidan
N baik padanya. Kehidupan keseharian keluarga bidan N menurutnya baik-baik saja. Masyarakat sudah percaya kepada bidan N. Bidan N selain dapat menolong
persalinan dan memeriksa kehamilan, dapat juga mengobati semua penyakit dan bisa mengobati semua umur.
Menurut S pelayanan bidan N baik dan sudah sesuai dengan harapannya. Dengan pertimbangan ini S mau melahirkan dengan bidan N.
Semasa kehamilannya orang tua menganjurkan untuk melahirkan dibidan N. Menurut orang tuanya kalau melahirkan dengan bidan N, orang tuanya mudah untuk
mendampinginya melahirkan dan tidak susah menjaga anak-anaknya sewaktu masa nifas karena melahirkannya dirumah, jadi anak-anak tidak terpisah dari dirinya.
Pelayanan yang diberikan bidan N sewaktu orang tuanya sakit sudah sesuai dengan harapannya. Orang tuanya beranggapan bidan desa adalah tenaga kesehatan yang
baik. S dan keluarga mengetahui bahwa bidan desa N bekerja di Puskesmas Samudera dan tinggal didesa Mancang yang merupakan wilayah kerjanya. Keluarga
sudah mengetahui tentang persalinan aman yaitu suaminya merundingkan dan mempertimbangkan sebelum melahirkan dengan bidan desa. S, suami dan orang
tuanya sudah memprediksi jarak bidan desa dengan rumahnya. Suami dan orang tuanya sudah menghitung biaya melahirkan dengan bidan N sebesar Rp 300.000
sehingga suami dan orang tuanya merasa mampu. Karena keadaan ekonomi keluarga
Universitas Sumatera Utara
yang sulit, biaya persalinannya masih dibantu orang tuanya. Keluarga juga sudah menentukan yang mendampingi S melahirkan adalah orang tuanya.
Proses pengambilan keputusan pada keluarga S sudah dimulai sejak lama dari keinginan S sendiri, apalagi sebelumnyasepupunya juga melahirkan dengan bidan
desa N, menyarankan k S agar melahirkan pada bidan desa N dengan pertimbangan yang hampir sama.
Keluarga S mempunyai hubungan kedekatan yang erat antara anggota keluarganya sehingga sebelum memilih siapa yang akan menolong persalinannya S
merundingkannya terlebih dahulu dengan suaminya dengan pertimbangan- pertimbangan berikut ini.
Saran dari orang tua yang menjadi pertimbangan oleh S dan suaminya. Orang tua menyarankan S melahirkan dengan bidan desa N karena bidan N mau melahirkan
dirumah sehingga orang tuanya lebih mudah menjaga anak-anak waktu S mengalami masa nifas. Anak-anak menjadi lebih nyaman bila ibunya berada di rumah. Orang
tuanya juga mudah mendampingi ketika S melahirkan. Orang tua juga senang S melahirkan dengan bidan N karena ketika kehamilan sudah mencapai usia sembilan
bulan mertuanya selalu memberikan 1 sendok minyak kelapa setiap harinya yang merupakan tradisi keluarga besarnya. Bidan N juga menyarankan hal yang sama, hal
ini dipercaya untuk melancarkan persalinan. Ketika saat sakit bersalin bidan N menyediakan minuman rumput Fatimah yang sudah direndam dengan air hangat.
Neneknya juga mempunyai tradisi yang sama, mereka percaya bahwa dengan meminum air rumput Fatimah sebelum melakukan proses persalinan bisa
Universitas Sumatera Utara
memperlancar jalannya persalinan. Orang tua mersa senang bila melahirkan dengan bidan N karena pengalamannya mendampingi S bidan N melakukan ritual doa-doa
yang sesuai ajaran agama Islam yang dipercayainya untuk memperlancar kelahiran. Ritual doa dilakukan bidan N sebelum melakukan proses kelahiran. Setelah anak lahir
bidan N meminta T suami S untuk mengazankan anak mereka tujuannya mengenalkan ajaran Islam pertama kepada bayi agar dikemudian hari ia menjadi anak
yang taat beragama. Orang tua juga sudah kenal baik dan sudah pernah mendapat pelayanan kesehatan oleh bidan N yang sesuai dengan harapannya. Hal ini terjadi
sebelum S melahirkan degan bidan N. Kemudian S bersama suaminya mempertimbangkan bahwa melahirkan
dengan bidan N suaminya merasa mudah karena bidan N dekat dengan rumahnya, tidak perlu waktu lama untuk memanggilnya datang ke rumah. Bidan N mau
dipanggil ke rumah apabila ada yang sakit berat dan mau melahirkan. Kebanyakan bidan swasta yang ada di kecamatan Samudera apabila berobat dan melahirkan pasien
yang datang ke prakteknya. Biaya juga menjadi pertimbangannya, melahirkan dengan bidan N memerlukan biaya Rp 300.000, sedangkan di bidan swasta memerlukan
biaya Rp 500.000. Hal ini sangat penting bagi suaminya dan orang tuanya karena suami dan orang tuanya yang menanggung biaya persalinannya. Sewaktu suami dan
anaknya sakit kemudian berobat kepada bidan N, pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan suaminya. Suaminya beranggapan bahwa bidan desa adalah
tenaga kesehatan yang baik. Pengalaman kakak sepupu S yang pernah melahirkan dengan bidan N juga menjadi bahan pertimbangannya. Atas kemauan S dan
Universitas Sumatera Utara
pertimbangan-pertimbangan diatas. S dan suaminya memutuskan untuk melahirkan di bidan N.
Pada tanggal 12 Januari 2008 anak ke 5 S lahir dengan pertolongan bidan N. Setelah anak ke 5 lahir S, suami orang tuanya masih beranggapan bahwa pelayanan
persalinan dengan bidan N sudah sesuai dengan harapan S, suami dan orang tuanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan bidan N sudah sdh sesuai dengan kebudayaan
yang berlaku dimasyarakat. Hal ini yang membuat bidan N mudah diterima masyarakat.
Mertua S tidak berperan dalam persalinannya karena tinggal di Sigli jauh dari rumahnya. Mertua tinggal di Kabupaten yang berbeda dari tempat tinggalnya.
Perjalanan ke rumah mertuanya memerlukan waktu sekitar 4 jam dari rumahnya. suami.
4.3.7. Informan VI