pertimbangan-pertimbangan diatas. S dan suaminya memutuskan untuk melahirkan di bidan N.
Pada tanggal 12 Januari 2008 anak ke 5 S lahir dengan pertolongan bidan N. Setelah anak ke 5 lahir S, suami orang tuanya masih beranggapan bahwa pelayanan
persalinan dengan bidan N sudah sesuai dengan harapan S, suami dan orang tuanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan bidan N sudah sdh sesuai dengan kebudayaan
yang berlaku dimasyarakat. Hal ini yang membuat bidan N mudah diterima masyarakat.
Mertua S tidak berperan dalam persalinannya karena tinggal di Sigli jauh dari rumahnya. Mertua tinggal di Kabupaten yang berbeda dari tempat tinggalnya.
Perjalanan ke rumah mertuanya memerlukan waktu sekitar 4 jam dari rumahnya. suami.
4.3.7. Informan VI
S.M. lahir di Blang Kabu pada tanggal 7 Juli 1975. Ia anak pertama dari 7 bersaudara empat perempuan dan tiga orang laki-laki. Semasa kecilnya S.M.
dikenal sebagai anak yang pendiam dan mudah menangis bila keinginannya dilarang oleh orang tuanya. Kehidupan ekonomi orang tuanya hanya bisa untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari saja. Kesulitan ekonomi yang menimpa orang tuanya menyebabkan cita-citanya menjadi guru tidak tercapai dan ia hanya tamat SMA.
Pada tahun 1996, S.M. menikah, perkenalan dengan suami tanpa tahapan berpacaran. Mereka merupakan teman sepermainan karena tinggal dalam desa yang sama.
Sepengetahuannya suaminya semasa remaja termasuk anak pendiam cuek.
Universitas Sumatera Utara
Menurutnya suaminya adalah pekerja keras dan penyabar. Diawal pernikahannya kehidupan ekonomi mereka serba kecukupan dan ia menjalani rutinitas pekerjaan ibu
rumah tangga, dengan senang hati. Demikian pula hubungan dengan mertua, selalu harmonis. Mertuanya adalah orang yang pendiam. Tetapi mertua laki-lakinya sudah
meninggal. Hubungan dengan orang tuanya juga harmonis mereka saling membantu dalam pembiayaan rumah tangga maupun masalah keluarga yang lainnya. S.M.
beranggapan orangtuanya adalah orang yang tegas. Ketika kelahiran anak ketiga, suami S.M. kehilangan pekerjaan. Ketiga
anaknya lahir dengan pertolongan Bidan Swasta bernama Z. Semasa kesulitan ekonomi, mereka mendapat bantuan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari
orang tua. Untuk memperbaiki ekonomi suami S.M. memutuskan untuk pindah ke Medan. Sampai kelahiran anak mereka yang ke empat dengan pertolongan Bidan
Swasta di Medan. Merasa tidak ada perbaikan ekonomi selama perpindahan keluarganya, suami S.M. memutuskan untuk kembali ke desa Blang Kabu Kecamatan
Samudera Kabupaten Aceh Utara sampai sekarang. Di Aceh S.M. kembali ke kampung halamannya sejak 10 tahun yang lalu. Ia
menempati rumah mereka sendiri di desa Blang Kabu Kecamatan Samudera bersama suami ke tujuh anaknya sampai sekarang. Karena tidak ada keahlian lain suami
S.M. kembali melaut. Kehidupan keluarga S.M. jauh dari kecukupan dengan pendapatan S.M. Sebulannya rata-rata Rp 500.000 untuk menghidupi ke 7 orang
anaknya.
Universitas Sumatera Utara
Setelah kembali dari Medan S.M. cukup mengenal dengan baik Bidan Desa N yang bertempat tinggal di desa Blang Kabu juga, dan mengganggapnya sebagai bidan
yang ramah dan baik. Saudara S.M. ada juga yang persalinannya ditolong oleh Bidan Desa N. Akhirnya ia melahirkan tiga orang anak lagi yang ketiganya di tolong oleh
bidan desa N yaitu anak kelima sampai anak ketujuhnya.. Pada tanggal 22 Desember 2008 S.M. melahirkan anaknya yang ke tujuh. Sedangkan anak pertamanya sampai
anak ketiganya lahir dengan pertolongan bidan Z. Dalam persalinan S.M., suaminya berperan dalam pemilihan penolong persalinan, menentukan penolong persalinan dan
menanggung biaya persalinan bersama orang tua S.M..Orangtua S.M. berperan dalam pemilihan penolong persalinan, menentukan penolong persalinan, mendampingi S.M.
bersalin serta menjaga anak-anak saat melahirkan dan pada masa nifas.Sedangkan mertua tidak berperan dalam persalinannya karena sudah uzur.
Dalam pemilihan dan penentuan penolong persalinan suami dan orangtua memilih bidan desa sebagai penolong persalinan.Karena keluarga beranggapan bidan
desa adalah tenaga kesehatan yang baik, memberikan pelayanan yang baik, dan keluarga sudah kenal baik dengan bidan desa penolong persalinan. Sudah banyak
yang percaya bahwa bidan desa dapat menolong persalinan dengan aman. Menurutnya ekonomi keluarga bidan desa lebih murah. Hal penting yang mendorong
pemilihan dan penentuan keluarga memilih bidan desa sebagai penolong persalinan adalah lebih ekonomis karena biaya lebih murah, kalau dengan bidan N biaya
persalinan Rp 300.000 kalau dengan bidan swasta biayanya Rp 500.000. Pelayanan bidan N sudah baik dan sudah banyak yang percaya kepada bidan desa.
Universitas Sumatera Utara
Keluarga juga mengetahui bahwa bidan desa dapat memberikan pelayanan kesehatan untuk pasien dewasa, pelayanan kesehatan ibu dan anak dan pelayanan
keluarga berencana. Sewaktu bersalin, S.M. merasa Bidan Desa penolong persalinannya baik terhadap dirinyanya, merasa nyaman dan tidak ada rasa takut pada
saat itu. Sehingga ia merasa Bidan Desa dapat menolongnya dengan baik dan aman. Menurut S.M., selain dapat menolong persalinan Bidan Desa N mampu mengobati
pasien sakit apa saja, terhadap masyarakat Bidan Desa ramah dan baik. Kehidupan Bidan Desa N menurutnya adalah orang yang mampu secara ekonomi, kalau pasien
tidak sanggup bayar bisa utang dulu. Peranan Bidan Desa N adalah mau bekerja sama dengan masyarakat.
Pelayanan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh bidan desa sudah sesuai dengan harapan S.M. dan keluarga. Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
bidan desa selama ini sudah sesuai dengan harapan S.M. dan keluarga. Keluarga sudah mengetahui tentang persalinan yang aman dengan keluarga ikut menentukan
tempat persalinan, keluarga ikut menentukan penolong persalinan, keluarga ikut menentukan transportasi ketempat persalinan, keluarga ikut menentukan pendamping
persalinan, keluarga ikut mentukan siapa yang menanggung biaya persalinan dan keluarga ikut menentukan siapa penjaga anak-anak. Proses pengambilan keputusan
dalam dalam keluarga S.M. dalam pemilihan bidan desa sebagai penolong persalinan adalah hasil mufakat keluarga yang terdiri dari S.M. dan suaminya.
Universitas Sumatera Utara
4.3.8. Informan VII