Ibu Kecamatan Samudera 1. Kondisi Geografis Kecamatan Samudera

terhadap bidan desa oleh kepala puskesmas, monitoring bidan desa oleh koordinator bidan desa pada jam pelayanan bidan desa. Informan yang diambil ada 8 orang merupakan ibu yang telah memilih bidan desa sebagai penolong persalinan pada tahun 2008. Pemilihan informan ini dicukupkan sampai 8 orang karena penulis sudah tidak mendapat variasi jawaban dari 13 orang yang diwawancara secara mendalam.

4.3.2. Ibu

Informan dalam penelitian ini ada 8 orang, yang semuanya merupakan ibu yang telah memilih bidan desa sebagai penolong persalinan pada tahun 2008. Pemilihan informan ini dicukupkan sampai 8 orang karena penulis sudah tidak mendapat variasi jawaban dari 13 orang yang telah diwawancara secara mendalam. Gambaran karakteristik Informan dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang berumur 27 tahun sampai 45 tahun, dengan tingkat pendidikan terendah SD dan yang tertinggi SLTA. Selain ibu rumah tangga, informan ada yang mempunyai pekerjaan lain seperti petani, usaha home industri makanan dan pedagang. Berdasarkan wawancara yang mendalam terhadap 8 orang ibu yang bersalindengan menggunakan jasa bidan desa, dapat diketahui tentang, pendidikan ibu, kedekatan antar anggota keluarga, anggota keluarga yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan, peran pasangan hidup, proses pengambilan keputusan, keputusan penolong persalinan yang diambil, dapat diperoleh gambarannya pada tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Gambaran Pengambilan Keputusan pada Ibu yang Memilih Bidan Desa sebagai Penolong Persalinan Nama Ibu Pendi- dikan Ibu Jumlah anak Jumlah anak yang persalinannya ditolong bidan desa Anggota keluarga yang memberi pengaruh Pengam- bilan kepu- tusan Proses pengambilan keputusan I.N SMP 3 orang 2 orang anak ke 2dan ke 3 suami dan mertua ibu dan suami Dirundingkan R SMP 8 orang 1 0rang anak ke 8 Suami, orang tua dan kakak ibu dan suami Dirundingkan Ra SD 6 orang 3 orang anak ke 4 sampai ke 6 orang tua dan kakak ibu dan orang tua Dirundingkan S SD 5 orang 1 orang anak ke 5 Suami, orang tua, kakak dan sepupu ibu dan suami Dirundingkan SM SMA 7 orang 3 orang anak ke 5 sampai ke 7 Suami, orang tua dan sepupu ibu dan suami Dirundingkan M SMP 3 orang 3 orang anak ke 1samai ke3 orang tua dan sepupu ibu dan orang tua Dirundingkan Ma SMEA 4 orang 2 orang anak ke3dan ke4 Suami dan orang tua ibu dan suami Dirundingkan J MAN 2 orang 1 orang anak ke 2 Suami, orang tua dan sepupu bu dan suami Dirundingkan 4.3.3. Informan II I.N lahir pada tanggal 4 April 1974 di Medan, Sumatera Utara. I N anak ke 3 dari 11 bersaudara tujuh perempuan dan empat orang laki-laki. Hidup dalam keluarga yang susah dalam keadaan yang serba kekurangan. Menyebabkan I N hanya bisa menamatkan SMP saja walaupun masih ada keingginannya untuk melanjutkan sekolah. Semasa kecil I.N termasuk anak yang Bandel, mulai mengalami perubahan saat ia masa remaja. Universitas Sumatera Utara Setelah melewati masa remaja I.N berkenalan dengan seorang pemuda asal Samudera, Aceh Utara yang bernama Mr. Mr tinggal dengan kerabatnya di Medan. Perkenalan dengan Mr berujung dengan pernikahan. I.N menikah pada tahun 1998, tinggal di Medan bersama suaminya. Sejak menikah keadaan ekonomi keluarganya serba pas-pasaan dan selalu kesusahan tak jarang pula hidup dalam kekurangan. Untuk memperbaiki ekonomi suami I.N. memutuskan untuk pindah ke kampungnya di Aceh. Di Aceh I.N tinggal di desa Mancang Kecamatan Samudera sejak 7 tahun yang lalu. Tinggal dirumah mertua bersama suami ketiga anaknya. Di Mancang I.N dan suaminya bertani padi dan menggarap sebidang sawah milik mertuanya. Dengan pendapatan Rp 500.000 perbulannya. Membuat I.N dan keluarganya hidup susah, biaya hidup pas-pasan dan kadang-kadang hidup dalam kekurangan. Hal yang menyenangkannya keadaan ketiga anaknya baik-baik saja. Ketiga anaknya sehat-sehat. Di sekolah anak-anaknya tidak pernah bermasalah. Anak pertama kelas IV Sekolah Dasar berumur 10 tahun, anak kedua kelas I Sekolah Dasar berumur 7 tahun dan anak ketiganya berumur 1 tahun 6 bulan. Hubungan I.N dan suaminya dirasakannya harmonis, keributan kecil yang terjadi biasanya karena kebutuhan yang tidak terpenuhi, yang akhirnya bisa mereka atasi sehingga tidak menjadi masalah besar. Meski belum ada perbaikan ekonomi setelah pindah ke Aceh tapi I.N. tetap merasa senang krn mertuanya baik padanya I.N dan mertuanya selalu mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama. Demikian juga dalam kegiatan lainnya. Mertuanya Universitas Sumatera Utara juga sering bercerita tentang kehidupan suaminya. Dari mertuanya I.N tahu bahwa suaminya semasa kecil termasuk anak yang tidak bisa diam. Sejak tinggal di Aceh anak kedua dan anak ketiganya lahir di desa Mancang kecamatan Samudera. Kedua anaknya lahir dengan pertolongan bidan desa bernama N. I.N memeriksakan kehamilan sebanyak dua kali dengan bidan N. I.N dan keluarganya beranggapan bidan N adalah tenaga kesehatan yang baik serta I.N dan keluarga sudah kenal baik dengan bidan N jauh sebelum kehamilan ketiganya ini. I.N dan keluarga mengetahui bahwa bidan desa N bekerja di Puskesmas Samudera dan tinggal didesa Mancang yang merupakan wilayah kerjanya. I.N menganggap bidan N ramah dan baik. Bidan N peduli sama masyarakat. Kehidupan keseharian keluarga bidan N penuh dengan kesederhanaan. Masyarakat desanya banyak yang menyukai bidan N dan banyak pula yang melahirkan atau bersalin dengan bidan N. Bahkan desa lainnya ada juga yang berobat dan melahirkan dengan Bidan N.. Masyarakat sudah percaya kepada bidan N. Bidan N selain dapat menolong persalinan dan memeriksa kehamilan, dapat juga mengobati penyakit apa saja, melakukan pelayanan ibu dan anak, pelayanan kesehatan dewasa dan pelayanan keluarga berencana KB. Suami dan anak-anak I.N kalau sakit berobat pada bidan N. Kedua mertua I.N juga berobat pada bidan N. Menurut I.N pelayanan bidan N sudah sesuai dengan harapannya. Dengan pertimbangan ini I.N mau melahirkan dengan bidan N. Semasa kehamilannya mertua I.N menganjurkan untuk melahirkan dibidan N. Menurut mertuanya kalau melahirkan dengan bidan N, mertuanya mudah untuk mendampinginya melahirkan dan tidak susah menjaga anak-anaknya sewaktu masa Universitas Sumatera Utara nifas karena melahirkannya dirumah, jadi anak-anak tidak terpisah dari dirinya. Pelayanan yang diberikan bidan N sewaktu mertuanya sakit sudah sesuai dengan harapannya. Mertuanya beranggapan bidan desa adalah tenaga kesehatan yang baik. I.N dan keluarga mengetahui bahwa bidan desa N bekerja di Puskesmas Samudera dan tinggal didesa Mancang yang merupakan wilayah kerjanya. Keluarga sudah mengetahui tentang persalinan aman yaitu suaminya merundingkan dan mempertimbangkan sebelum melahirkan dengan bidan desa. I.N, suami dan mertua sudah memprediksi jarak bidan desa dengan rumahnya. Keluarganya yaitu mertua yang mendampinginya bersalin. Suami sudah memhitung biaya melahirkan dengan bidan N sebesar Rp 300.000 sehingga suami merasa mampu. Keluarga juga sudah menentukan yang mendampingi I.N. melahirkan mertuanya. Proses pengambilan keputusan pada keluarga I.N. sudah dimulai sejak lama dari keinginan I.N.sendiri apalagi ini adalah kelahiran ketiganya dengan bidan desa N, yang sebelumnya anak keduanya juga lahir pada bidan desa yang sama. Keluarga I.N. mempunyai hubungan kedekatan yang tinggi dengan suaminya sehingga sebelum memilih siapa yang akan menolong persalinannya I.N. merundingkannya terlebih dahulu dengan suaminya dengan pertimbangan- pertimbangan berikut ini. Saran dari mertua menjadi pertimbangan oleh I.N. dan suaminya. Mertua menyarankan I.N. melahirkan dengan bidan desa N karena bidan N mau melahirkan dirumah sehingga mertuanya lebih mudah menjaga anak-anak waktu I.N. mengalami masa nifas. Anak-anak menjadi lebih nyaman bila ibunya berada di rumah. Universitas Sumatera Utara Mertuanya juga mudah mendampingi ketika I.N. melahirkan. Mertua juga senang I.N. melahirkan dengan bidan N karena ketika kehamilan sudah mencapai usia sembilan bulan mertuanya selalu memberikan 1 sendok minyak kelapa setiap harinya yang merupakan tradisi keluarga mertuanya. Bidan N juga menyarankan hal yang sama, hal ini dipercaya untuk melancarkan persalinan. Ketika saat sakit bersalin bidan N menyediakan minuman rumput Fatimah yang sudah direndam dengan air hangat. Keluarga mertuanya juga mempunyai tradisi yang sama, mereka percaya bahwa dengan meminum air rumput Fatimah sebelum melakukan proses persalinan bisa memperlancar jalannya persalinan. Mertua mersa senang bila melahirkan dengan bidan N karena pengalamannya mendampingi I.N. pada kelahiran anak ke duanya bidan N melakukan ritual doa-doa yang sesuai ajaran agama Islam yang dipercayainya untuk memperlancar kelahiran. Ritual doa dilakukan bidan N sebelum melakukan proses kelahiran. Setelah anak lahir bidan N meminta Mr suami I.N. untuk mengazankan anak mereka tujuannya mengenalkan ajaran Islam pertama kepada bayi agar dikemudian hari ia menjadi anak yang taat beragama. Mertua juga sudah kenal baik dan sudah pernah mendapat pelayanan kesehatan oleh bidan N yang sesuai dengan harapannya. Hal ini terjadi sebelum I.N melahirkan degan bidan N. Kemudian I.N bersama suaminya mempertimbangkan bahwa melahirkan dengan bidan N suaminya merasa mudah karena bidan N dekat dengan rumahnya, tidak perlu waktu lama untuk memanggilnya datang ke rumah. Bidan N mau dipanggil ke rumah apabila ada yang sakit berat dan mau melahirkan. Kebanyakan bidan swasta yang ada di kecamatan Samudera apabila berobat dan melahirkan pasien Universitas Sumatera Utara yang datang ke prakteknya. Biaya juga menjadi pertimbangannya, melahirkan dengan bidan N memerlukan biaya Rp 300.000, sedangkan di bidan swasta memerlukan biaya Rp 500.000. Hal ini sangat penting bagi suaminya karena suaminya yang menanggung biaya persalinannya. Sewaktu suami dan anaknya sakit kemudian berobat kepada bidan N, pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan suaminya. Suaminya beranggapan bahwa bidan desa adalah tenaga kesehatan yang baik. Hal penting lainnya yang menjadi pertimbangan suaminya bahwa I,N mengatakan kepada suaminya melahirkan dengan bidan N pada masa anak sebelumnya kedua pelayanan persalinan bidan N sudah sesuai dengan harapan I.N, suami dan ibunya. Atas kemauan I.N dan pertimbangan-pertimbangan diatas I.N dan suaminya memutuskan untuk melahirkan di bidan N. Pada tanggal 2 Maret 2008 anak ketiga I.N lahir dengan pertolongan bidan N. Setelah anak ketiga lahir I.N, suami dan mertuanya masih beranggapan bahwa pelayanan persalinan dengan bidan N sudah sesuai dengan harapan I.N, suami dan mertuanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan bidan N sudah sdh sesuai dengan kebudayaan yang berlaku dimasyarakat. Hal ini yang membuat bidan N mudah diterima masyarakat. Orang tua I.N. tidak berperan dalam persalinannya karena tinggal di Medan jauh dari tempat tinggalnya. Universitas Sumatera Utara

4.3.4. Informan III