4.3.4. Informan III
R. lahir di Bay upada tanggal 11Oktober 1974, pendidikan SMP, wiraswata, status menikah. Ia tinggal di desa Mancang Kecamatan Samudera tinggal dirumah
dirumah sendiri bersama suami anak-anak. Mereka sudah 11 tahun tinggal di desa Mancang. Hubungannya dengan suami harmonis, hubungan dengan mertua
harmonis, hubungan dengan orang tua harmonis.Orang tuanya merupakan orang yang
peramah dimata R. Sepengetahuannya suaminya semasa remaja termasuk pendiam.
Setelah melewati masa remaja R berkenalan dengan seorang pemuda sekampungnya di Bayu yang bernama I. Perkenalan dengan I berujung dengan
pernikahan. R menikah pada tahun 1990. Keseharian R membuat kue yang dititipkan pada toko kue di Keude Geudong. Geudong adalah kota kecil di Kecamatan
Samudera, termasuk salah satu yang ramai perdagangannya dan banyak pembeli dari Kecamatan lain terutama pada hari pasar yaitu hari Kamis. Suami R berdagang
bahan sembako di Keude Geudong. Pendapatan R sebulan Rp 1.000.000 perbulannya. Dirasakannya serba pas-pasan untuk kebutuhan 8 orang anak-anaknya.
Anak ke 1 sampai anak ke empatnya lahir dengan pertolongan dukun kampung. Anak ke 5 dengan bidan swasta L, anak ke 6 dengan bidan swasta Z, anak
ke 7 dengan bidan swasta N dan anak ke 8 dengan bidan desa N. R memeriksakan kehamilan 1 kali dengan bidan N. R dan keluarganya beranggapan bidan N adalah
tenaga kesehatan yang baik serta R dan keluarga sudah kenal baik dengan bidan N jauh sebelum kehamilan ketiganya ini R dan keluarga mengetahui bahwa bidan desa
N bekerja di Puskesmas Samudera dan tinggal didesa Mancang yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
wilayah kerjanya. R menganggap bidan N ramah dan baik. Kehidupan keseharian keluarga bidan N penuh dengan kesederhanaan.. Masyarakat sudah percaya kepada
bidan N. Bidan N selain dapat menolong persalinan dan memeriksa kehamilan, dapat juga mengobati penyakit apa saja, melakukan pelayanan ibu dan anak, pelayanan
kesehatan dewasa. Menurut R pelayanan bidan N baik dan sudah sesuai dengan harapannya. Dengan pertimbangan ini R mau melahirkan dengan bidan N.
Semasa kehamilannya orang tua menganjurkan untuk melahirkan dibidan N. Menurut orang tuanya kalau melahirkan dengan bidan N, orang tuanya mudah untuk
mendampinginya melahirkan dan tidak susah menjaga anak-anaknya sewaktu masa nifas karena melahirkannya dirumah, jadi anak-anak tidak terpisah dari dirinya.
Pelayanan yang diberikan bidan N sewaktu mertuanya sakit sudah sesuai dengan harapannya. Orang tuanya beranggapan bidan desa adalah tenaga kesehatan yang
baik. R dan keluarga mengetahui bahwa bidan desa N bekerja di Puskesmas Samudera dan tinggal didesa Mancang yang merupakan wilayah kerjanya. Keluarga
sudah mengetahui tentang persalinan aman yaitu suaminya merundingkan dan mempertimbangkan sebelum melahirkan dengan bidan desa. R, suami dan rang
tuanya sudah memprediksi jarak bidan desa dengan rumahnya. Keluarganya yaitu orang tua yang mendampinginya bersalin. Suami sudah memhitung biaya melahirkan
dengan bidan N sebesar Rp 300.000 sehingga suami merasa mampu. Keluarga juga sudah menentukan yang mendampingi R melahirkan adalahorang tuanya.
Universitas Sumatera Utara
Proses pengambilan keputusan pada keluarga R sudah dimulai sejak lama dari keinginan R sendiri apalagi ini adalah kelahiran ketiganya dengan bidan desa N, yang
sebelumnya kakaknya juga melahirkan pada bidan desa N. Keluarga R mempunyai hubungan kedekatan yang erat antara anggota
keluarganya sehingga sebelum memilih siapa yang akan menolong persalinannya I.N. merundingkannya terlebih dahulu dengan suaminya dengan pertimbangan-
pertimbangan berikut ini. Saran dari orang tua yang menjadi pertimbangan oleh R dan suaminya. Orang
tua menyarankan R melahirkan dengan bidan desa N karena bidan N mau melahirkan dirumah sehingga orang tuanya lebih mudah menjaga anak-anak waktu R mengalami
masa nifas. Anak-anak menjadi lebih nyaman bila ibunya berada di rumah. Orang tuanya juga mudah mendampingi ketika R melahirkan. Orang tua juga senang R
melahirkan dengan bidan N karena ketika kehamilan sudah mencapai usia sembilan bulan mertuanya selalu memberikan 1 sendok minyak kelapa setiap harinya yang
merupakan tradisi keluarga mertuanya. Bidan N juga menyarankan hal yang sama, hal ini dipercaya untuk melancarkan persalinan. Ketika saat sakit bersalin bidan N
menyediakan minuman rumput Fatimah yang sudah direndam dengan air hangat. Neneknya juga mempunyai tradisi yang sama, mereka percaya bahwa dengan
meminum air rumput Fatimah sebelum melakukan proses persalinan bisa memperlancar jalannya persalinan. Orang tua mersa senang bila melahirkan dengan
bidan N karena pengalamannya mendampingi R pada kelahiran anak ke duanya bidan N melakukan ritual doa-doa yang sesuai ajaran agama Islam yang dipercayainya
Universitas Sumatera Utara
untuk memperlancar kelahiran. Ritual doa dilakukan bidan N sebelum melakukan proses kelahiran. Setelah anak lahir bidan N meminta I suami R untuk mengazankan
anak mereka tujuannya mengenalkan ajaran Islam pertama kepada bayi agar dikemudian hari ia menjadi anak yang taat beragama. Orang tua juga sudah kenal
baik dan sudah pernah mendapat pelayanan kesehatan oleh bidan N yang sesuai dengan harapannya. Hal ini terjadi sebelum R melahirkan degan bidan N.
Kemudian R bersama suaminya mempertimbangkan bahwa melahirkan dengan bidan N suaminya merasa mudah karena bidan N dekat dengan rumahnya,
tidak perlu waktu lama untuk memanggilnya datang ke rumah. Bidan N mau dipanggil ke rumah apabila ada yang sakit berat dan mau melahirkan. Kebanyakan
bidan swasta yang ada di kecamatan Samudera apabila berobat dan melahirkan pasien yang datang ke prakteknya. Biaya juga menjadi pertimbangannya, melahirkan dengan
bidan N memerlukan biaya Rp 300.000, sedangkan di bidan swasta memerlukan biaya Rp 500.000. Hal ini sangat penting bagi suaminya karena suaminya yang
menanggung biaya persalinannya. Sewaktu suami dan anaknya sakit kemudian berobat kepada bidan N, pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan harapan
suaminya. Suaminya beranggapan bahwa bidan desa adalah tenaga kesehatan yang baik. Atas kemauan R dan pertimbangan-pertimbangan diatas R dan suaminya
memutuskan untuk melahirkan di bidan N. Pada tanggal 22 Desember 2008 anak ke 8 R lahir dengan pertolongan bidan
N. Setelah anak ke 8 lahir R, suami orang rtuanya masih beranggapan bahwa pelayanan persalinan dengan bidan N sudah sesuai dengan harapan R, suami dan
Universitas Sumatera Utara
orang tuanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan bidan N sudah sdh sesuai dengan kebudayaan yang berlaku dimasyarakat. Hal ini yang membuat bidan N mudah
diterima masyarakat. Mertua R tidak berperan dalam persalinannya karena sibuk bekerja. Mertua
laki-laki sudah meniggal, sehingga mertua perempuannya sibuk mencari nafkah. Datang mengunjunginya sewaktu masa nifas. Datang melihat cucu baru di sela-sela
kesibukannya.
4.3.5. Informan IV