BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka Kematian Ibu AKI masih tinggi yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
tersebut masih jauh dari target Millineum Development Goals MDGS untuk tahun 2015 yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup SDKI, 2007.
Penyebab kematian ibu tersebut sebagian besar karena perdarahan, toksemia gravidarum dan infeksi, sedangkan faktor yang dianggap melatar belakangi kematian
ibu adalah 3 jenis keterlambatan 3T yaitu Terlambat dalam mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan merujuk, Terlambat untuk mencapai fasilitas kesehatan
dan Terlambat memperoleh pertolongan yang memadai di fasilitas kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2005. Kematian ibu di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam sebagian besar disebabkan oleh perdarahan 34, eklampsi 18, Infeksi 11 dan lain-lain 37 Profil Dinkes Prov.NAD 2008.
Masa selama persalinan merupakan masa paling kritis yang mengancam jiwa ibu hamil karena umumnya komplikasi kebidanan terjadi pada masa ini. Oleh karena
itu semua ibu hamil dan keluarganya harus mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, nifas serta harus punya akses terhadap pelayanan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kegawat daruratan kebidanan yang berkualitas. Kematian ibu karena kehamilan dan persalinan sangat erat kaitannya
Universitas Sumatera Utara
dengan penolong persalinan. Terdapat korelasi antara cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan AKI, dimana semakin tinggi persalinan oleh tenaga
kesehatan yang berkualitas semakin rendah AKI Departemen Kesehatan RI, 2005. Di Indonesia, berdasarkan data SDKI 2007, persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan adalah sebanyak 65 oleh bidan 55, sisanya 10 ditolong oleh dokter umum atau dokter spesialis kebidanan, persalinan yang ditolong oleh dukun
sebanyak 35 yang artinya setiap 1 dari 3 ibu melahirkan menggunakan jasa dukun untuk membantu persalinan. Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun
2008, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah sebanyak 88,42, sedangkan di Kabupaten Aceh Utara cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan adalah 67,2 dan di Puskesmas Samudera Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2008 jumlah persalinan sebanyak 590 orang, sebanyak 489 orang 82,9
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dengan rincian: sebanyak 22 orang 4,5 persalinan ditolong oleh bidan desa, sisanya sekitar 467 orang 95,5 persalinan
ditolong oleh bidan puskesmas dan bidan swasta. Profil Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2008.
Cakupan ibu hamil yang mendapat pelayanan kesehatan Ante Natal Care ANC sesuai dengan standar serta paling sedikit 4 kali kunjungan dengan distribusi 1
kali pada trimester pertama K1, 1 kali pada trimester kedua K2 dan 2 kali pada trimester ketiga K3 dan K4. Ibu hamil yang memeriksakan dirinya pada petugas
kesehatan sebanyak 4 kali selama kehamilan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Universitas Sumatera Utara
adalah 73,62, di Kabupaten Aceh Utara 85 dan di Kecamatan Samudera adalah 59,15. Profil Kesehatan Aceh Utara, 2008.
Pada waktu ibu sedang hamil, melahirkan hingga selesai masa nifas, ibu mengalami rasa sakit sehingga dalam bersikap dan bertindak terutama dalam mencari
penolong persalinan selalu didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman baik diri sendiri maupun orang lain. Dengan demikian kesehatan dan keselamatan ibu hamil
dan bersalin dipengaruhi oleh siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga tersebut, khususnya pengambilan keputusan dalam pencarian pertolongan persalinan
Zuhdy, 2008. Penelitian terhadap penolong persalinan perlu dilakukan karena salah satu
indikator kesehatan adalah seberapa banyak persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan.Terdapat korelasi antara cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dan AKI, di mana semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan semakin rendah AKI, sehingga kematian ibu karena kehamilan dan
persalinan sangat erat kaitannya dengan penolong persalinan. Dari uraian diatas maka permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian
ini adalah pengambilan keputusan keluarga terhadap pemilihan bidan desa sebagai penolong persalinan. Para ibu hamil memeriksakan kehamilan pada bidan desa tetapi
melahirkan pada bidan puskesmas atau bidan swasta, bahkan masih ada yang memilih persalinan pada dukun. Sementara itu bidan desa yang bertugas di wilayah kerja
umumnya tidak tinggal di desa sehingga masyarakat kurang begitu yakin terhadap pertolongan persalinan yang diberikannya, disamping usia bidan yang relatif masih
Universitas Sumatera Utara
muda dan kurangnya kesabaran dalam melayani ibu bersalin juga menjadi faktor yang
turut mempengaruhi rendahnya keyakinan masyarakat terhadap bidan desa.
1.2. Permasalahan