Gambaran Kepercayaan Masyarakat kepada Bidan Desa

Hal yang hampir sama terjadi pada keluarga S. Hal ini dapat digambarkan pada narasi berikut ini: “Buk A selalu sopan dan ramah sama kami. Banyak keluarga kami yang bersalin sama buk A. Kalo bersalin dengan buk A kita nyaman dan suka dikasih makanan waktu melahirkan sama buk A. Waktu periksa hamil buk A suruh saya minum minyak makan 1 sendok tiap hari. Biar gampang lahir bayinya katanya. Jadi mama buat minyak kelapa untuk saya,” kata S. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Foster dan Anderson bahwa sistem medis adalah bagian integral dari kebudayaan. Dalam persepsi masyarakat juga menganggap penyakit yang tidak parah tidak perlu dibawa kerumah sakit, karena penyakit yang diderita dianggap tidak membahayakan jiwanya, tidak mengganggu nafsu makan serta masih mampu melakukan kegiatan sehari-hari walalupun agak terganggu. Hal tersebut tampak sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Spreadly, bahwa kebudayaan sebagai pengetahuan, nilai-nilai yang digunakan untuk menginterpretasikan pengalaman serta yang membangkitkan perilaku sosial. Akses sosial atau budaya berkaitan dengan diterimanya pelayanan yang dikaitan dengan nilai budaya, kepercayaan dan perilaku. Menurut E.B.Taylor, kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

b. Gambaran Kepercayaan Masyarakat kepada Bidan Desa

Persepsi tentang kehamilan dan persalinan yang dimiliki oleh masyarakat sangat menentukan terhadap kehamilan persalinan tersebut. Persepsi ini terbentuk Universitas Sumatera Utara berdasarkan kepercayaan-kepercayaan dan simbol-simbol yang dimiliki masyarakat. Proses kehamilan dan persalinan serta bagaimana pengelolaan kehamilan lebih ditentukan oleh kepercayaan-kepercayaan dari dalam perlakuan terhadap adat daripada lingkungan perawatan dari luar. Dengan demikian segala sesuatu yang sampai saat ini masih diyakini dan dipercaya oleh ibu dan keluarga akan mempengaruhi persepsi terhadap bidan desa untuk diikutkan dalam proses persalinannya. Narasi berikut ini adalah keadaan yang menggambarkannya adalah : “Buk N dekat rumah kami, selain melahirkan anakku, mertuapun berobat sama buk N karena sudah serasi. Kbpun buk N bisa. Karena kami sudah percaya jadi melahirkan ditolong buk N. KBpun buk N bisa”, kata I. Hal yang tidak jauh berbeda terjadi pada keluarga Ma. Narasi yang menggambarkan keadaan ini adalah : ”Melahirkan dengan buk N enak, kakak saya juga sama buk Nu. Kami sudah percaya dengan buk Nu. Buk Nu bisa mengobati penyakit anak-anak dan semua umur, “kata Ma. Sebagai makhluk sosial manusia manusia secara umum dan ibu serta keluarga khususnya akan menanggapi bidan desa dan memberi pandangan tentang bidan desa berdasarkan keyakinan yang dimiliki. Secara psikologis faktor keyakinan berperan besar dalam menentukan persepsi seseorang terhadap orang lain, demikian juga dengan ibu dan keluarga yang persalinannya ditolong oleh bidan desa diwilayah kerja Puskesmas Samudera sudah percaya dengan bidan desa untuk mengatasi masalah kesehatannya. Universitas Sumatera Utara Menurut Fukuyama, 1995 bahwa Kepercayaan merupakan produk dari komunitas-komunitas yang telah ada sebelumnya yang memiliki norma-norma atau nilai-nilai moral bersama. Ada beberapa elemen-elemen utama yang terkait dengan isu Trust, yakni kebijakan sosial dan modal social. Sebagaimana dijelaskan Fukuyama, kepercayaan adalah harapan yang tumbuh didalam sebuah masyarakat yang ditunjukkan oleh adanya perilaku jujur, teratur, dan kerjasama berdasarkan norma-norma yang dianut bersama. Kepercayaan sosial merupakan penerapan terhadap pemahaman ini, bahwa dalam masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi, aturan-aturan sosial cenderung bersifat positif; hubungan- hubungan juga bersifat kerjasama. Aspek kepercayaan tersebut merupakan acuan bagi seseorang untuk menentukan persepsi terhadap suatu obyek.

c. Norma