muda dan kurangnya kesabaran dalam melayani ibu bersalin juga menjadi faktor yang
turut mempengaruhi rendahnya keyakinan masyarakat terhadap bidan desa.
1.2. Permasalahan
Pengkajian dalam penelitian ini adalah bagaiman keluarga memengaruhi pengambilan keputusan pada ibu yang memilih bidan desa sebagai penolong
persalinan serta bagaimana proses pengambilan keputusan pada ibu yang memilih
bidan desa sebagai penolong persalinan.
1.3. Landasan Teori
1. Keputusan keluarga pada ibu yang memilih bidan desa sebagai penolong
persalinan tidaklah banyak, hal ini diketahui dari cakupan persalinan oleh bidan desa yang rendah.
2. Berdasarkan hasil survey awal yang telah dipaparkan, dapat diasumsikan
bahwa keputusan keluarga pada ibu yang memilih bidan desa sebagai penolong persalinan dipengaruhi faktor-faktor penghambat maupun faktor
pendukung. 3.
Dengan menganalisa faktor-faktor tersebut akan dapat dilakukan peningkatan persalinan oleh bidan desa sehingga menekan angka kematian ibu dan anak
sesuai tujuan MDGS tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan keluarga pada ibu yang memilih bidan desa sebagai penolong persalinan dalam masyarakat
kecamatan Samudera serta bagaimana proses pengambilan keputusan keluarga pada ibu yang memilih bidan desa sebagai penolong persalinan dalam masyarakat.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara sebagai masukan untuk
mengevaluasi keberhasilan program penempatan bidan pegawai tidak tetap PTT, sehingga dapat membuat kebijakan untuk menanggulangi
permasalahan tersebut. 2.
Bagi Kepala Puskesmas Samudera sebagai masukan untuk meningkatkan motivasi kerja bidan desa sebagai upaya peningkatan pertolongan persalinan.
3. Bagi Bidan Desa sebagai informasi dan bahan masukan dalam meningkatkan
keterampilan dalam menolong persalinan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pandangan Umum tentang Keluarga 2.1.1.
Keluarga tetap merupakan kelompok sosial pertama dan utama bagi manusia dan termasuk lembaga sosial terpenting. Keluarga berasal dari bahasa
Pengertian Keluarga
Sansekerta: kula
dan warga kulawarga yang berarti anggota atau kelompok kerabat. Keluarga merupakan kelompok sosial yang kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu
dan anak. Departemen Kesehatan RI 1988 menyatakan bahwa keluarga merupakan
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
Pembagian struktur keluarga
1. Patrilineal
Yeni, 2008:
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2. Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
Universitas Sumatera Utara
3. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. 4.
Patrilokal Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
atau istri.
Ciri-ciri struktur keluarga
1. Terorganisasi
Yeni, 2008:
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga. 2.
Ada keterbatasan Setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing. 3.
Ada perbedaan dan kekhususan Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
Ciri-ciri keluarga Indonesia 1.
Suami sebagai pengambil keputusan
Yeni, 2008:
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
Universitas Sumatera Utara
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7. Ikatan kekeluargaan sangat erat
8. Mempunyai semangat gotong-royong
Macam-macam strukturtipebentuk keluarga Yeni, 2008:
a. 1. Tradisional :
The nuclear family keluarga inti
b. Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak yang hidup bersama dalam satu rumah.
The dyad family
c. Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri. Keluarga usila
d. Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karirpendidikan yang terjadi pada wanita.
The childless family
e. Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua, kakak, nenek, keponakan, dll.
The extended family keluarga luasbesar
Universitas Sumatera Utara
f. Keluarga yang terdiri dari satu orang tua ayah atau ibu dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan menyalahi hukum pernikahan.
The single-parent family keluarga dudajanda
g. Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan week-end.
Commuter family
h. Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah. Multigenerational family
i. Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama, misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telepon, dll.
Kin-network family
j. Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya. Blended family
k. The single adult living alonesingle-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan separasi seperti : perceraian atau ditinggal mati.
Universitas Sumatera Utara
a. 2. Non tradisional :
Keluarga yang terdiri dari orang tua terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
The unmarried teenage mother
b. The stepparent family
c. Keluarga dengan orangtua tiri.
Beberapa pasangan keluarga dengan anaknya yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak melalui aktivitas kelompok membesarkan anak bersama.
Commune family
d. Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan. The nonmarital heterosexual cohabiting family
e. Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri marital partners. Gay and lesbian families
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
g. Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
Group-marriage family
h. Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturannilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
Group network family
i. Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluargasaudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
Foster family
j. Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
Homeless family
k. Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Gang
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Peran Keluarga dalam Persalinan
Keluarga merupakan unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. Keluarga sebagai suatu kelompok yang dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling
berkaitan dan apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya. Dalam memelihara kesehatan
anggota keluarga sebagai individu pasien, keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Peran keluarga sangat berpengaruh dalam
kesehatan ibu terkait dengan persalinan. Keluarga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan ibu saat dalam proses kehamilan hingga proses
persalinan. Peran keluarga dalam persiapan persalinan aman Admin, 2008:
A. Membuat rencana persalinan a.
Menentukan tempat persalinan Keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan tempat bersalin seperti di rumah
ibu hamil, di rumah orang tua atau di tempat pelayanan kesehatan. b.
Memilih tenaga penolong persalinan
Universitas Sumatera Utara
Keluarga merupakan faktor penentu utama dalam menentukan siapa yang akan menolong persalinan. Apakah persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan seperti
yang kita harapkan atau oleh tenaga non kesehatan. Macam-macam tenaga kesehatan untuk menolong persalinan yang terlatih adalah bidan desa, bidan
prakter swasta, dokter umum dan dokter ahli kebidanan. c.
Memilih transportasi ke tempat persalinan Apabila persalinan dilakukan di sarana kesehatan maka keluarga ikut berperan
dalam pemilihan transportasi dan mempertimbangkan jarak yang akan ditempuh ke tempat bersalin dengan meminjam kendaraan atau menggunakan ambulance.
d. Menentukan pendamping ibu bersalin
Keluarga sangat dominan dalam penentuan siapa yang sebaiknya mendampingi ibu disaat melahirkan.
e. Biaya persalinan
Biaya persalinan perlu untuk diketahui sebelum proses persalinan berlangsung. Berapa banyak dana yang dibutuhkan dan bagaimana cara mengumpulkan biaya
tersebut. Mungkin ibu mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, asuransi kesehatan , jaminan kesehatan sosial tenaga kerja Jamsostek, dana sehat dan
tabungan ibu bersalin tabulin. f.
Menentukan penjaga anak-anak Keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu pada saat akan menjalani proses melahirkan.
Keluarga turut menentukan siapa yang akan menjaga anak-anak jika ibu bersalin dan masih dalam proses pemulihan pasca persalinan.
Universitas Sumatera Utara
B. Membuat rencana jika terjadi kegawatdaruratan a.
Setiap keluarga harus mempunyai suatu rencana jika terjadi kegawatdaruratan, perlu ditentukan siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga dan siapa yang
akan menggantikan membuat keputusan apabila pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan.
b. Menentukan sarana kesehatan tempat ibu dirujuk
Peran keluarga sangatlah penting bagi ibu bila terjadi kegawatdaruratan. Jika terjadi komplikasi, dibuat keputusan kemana ibu akan dirujuk, apakah ke rumah
sakit umum pemerintah atau rumah sakit swasta. c.
Memilih transportasi ke tempat rujukan kegawat daruratan Keluarga juga berperan dalam merencanakan transportasi yang dapat membawa
ibu ke tempat sarana kesehatan rujukan yang memberi pelayanan yang kompeten untuk menolong persalinan ibu.
d. Biaya persalinan
Cara mendapatkan dana jika terjadi kegawatdaruratan, bisa saja dengan meminjam uang dari keluarga atau lainnya, keluarga sudah mempersiapkan dana
untuk kegawatdaruratan atau desa tempat ibu bersalin tinggal mempunyai dana mayarakat yang telah disiapkan bersama.
e. Donor darah yang potensial
Keluarga sangat berperan dalam mencari calon pendonor darah yang potensial, yang mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu. Banyak kasus
keterlambatan yang terjadi di tingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya dan
Universitas Sumatera Utara
membuat keputusan untuk segera mendapatkan pertolongan persalinan sehingga dapat menyebabkan kematian dan kesakitan ibu. Umumnya terutama di daerah
pedesaan, keputusan terhadap perawatan medis apa yang akan dipilih harus dengan persetujuan atau keputusan kerabat yang lebih tua atau keputusan berada
ditangan suami yang sering menjadi panik melihat keadaan krisis yang terjadi Kandra, 2008.
2.2. Pemilihan Pertolongan Persalinan 2.2.1. Pengaruh Keluarga dalam Keputusan Memilih Pertolongan Persalinan
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya,
perlu melakukan suatu persiapan persalinan yang aman yaitu mengambil keputusan dalam memilih tenaga penolong persalinan. Bagi ibu lingkungan sosial adalah relasi
ibu hamil dengan orang-orang sekitarnya yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam hal-hal yang terkait dengan persalinan Buku Referensi Siap antar
Jaga, 2006. Morgan dan Cerullo 1984 mendefenisikan keputusan sebagai sebuah
kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan.
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi Salusu, J., 1996.
Universitas Sumatera Utara
Pengambilan keputusan meliputi segala bidang kehidupan manusia, laki – laki dan perempuan serta keseluruhan bidang pembangunan, politik, ekonomi, kesehatan,
sosial dan budaya. Menurut Brinckloe 1977 ada empat tingkat keputusan yaitu :
a. Keputusan otomatis automatic decisions adalah keputusan yang dibuat dengan
sangat sederhana. Meski sederhana, informasi tetap diperlukan. Hanya informasi yang ada itu sekaligus melahirkan satu keputusan.
b. Keputusan berdasar informasi yang diharapkan expected information decision
adalah informasi yang ada sudah memberi aba-aba untuk mengambil keputusan. Setelah informasi dipelajari langsung dibuat keputusan, sama seperti putusan
otomatis. c.
Keputusan berdasarkan pertimbangan Factor weighting decision adalah keputusan yang lebih kompleks. Informasi yang diperlukan lebih banyak.
Informasi-informasi ini dikumpulkan dan dianalisis. Faktor-faktor yang berperan dalam informasi dipertimbangkan dan diperhitungkan.
d. Keputusan berdasarkan ketidakpastian ganda Dual-uncertainty decision
merupakan keputusan yang paling kompleks. Jumlah informasi yang diperlukan semakin bertambah banyak. Selain itu, dalam setiap informasi yang sudah ada
atau informasi yang masih akan diharapkan, terdapat ketidak pastian atau ketidakpastian ganda Salusu, J., 1996.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Friedman 1988 struktur keluarga terdiri atas : 1.
Pola proses komunikasi 2.
Struktur peran 3.
Struktur kekuatan 4.
Nilai-nilai keluarga Struktur kekuatan adalah :
1. Legilimate powerauthority hak untuk mengontrol seperti orang tua terhadap
anak 2.
Referent power Seseorang yang ditiru 3.
Resource or expert power Pendapat, ahli, dll 4.
Coercive power Pengaruh yang dipaksakan sesuai keingginannya 5.
Informational power Pengaruh yang dilalui melalui persuasi 6.
Affective power Pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya hubungan sexual
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan keputusan dalam keluarga seperti :
• Konsesus. • Tawar menawar atau akomodasi.
• Kompromi atau defacto. • Paksa.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Bidan Desa
Bagi dunia kesehatan, khususnya tenaga bidan yang dikatakan sebagai ujung tombak pelayan kesehatan, utamanya dalam membantu proses persalinan dan
pemeliharaan kesehatan bayi. Pelayanan kesehatan adalah suatu aktifitas yang bertujuan untuk memberikan pertolongan, bimbingan, pendidikan, perlindungan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya dengan baik. Secara luas pelayanan mencakup fungsi pengembangan
menyangkut memberikan pelayanan seperti pendidikan kesehatan kerumah-rumah maupun bentuk- bentuk pelayanan umum lainnya.Upaya kesehatan berdasarkan
keputusan Menteri Kesehatan No. 131MENKESSKII2004 tanggal 10 Februari 2004, Sistem Kesehatan Nasional mempunyai 2 bentuk yaitu Upaya Kesehatan
Masyarakat UKM dan Upaya Kesehatan Perorangan UKP. Upaya Kesehatan Masyarakat UKM meliputi: Strata 1 : Puskesmas, Strata 2 : Dinas Kesehatan
KabupatenKota, Strata 3 : Dinas Kesehatan Provinsi. Upaya Kesehatan Perorangan UKP meliputi: Upaya Kesehatan Dasar, Upaya Kesehatan Spesialis dan Upaya
Kesehatan Unggulan. Dari hal tersebut diatas dapat diketahui bahwa pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh bidan desa cenderung dalam pelayanan tingkat dasar pertama. Selain membantu penurunan angka kematian ibu juga peningkatan kesehatan ibu dan
anak termasuk keluarga berencana. Bidan desa juga membantu memberikan pengobatan pertama pada masyarakat yang membutuhkan pertolongan dalam
pelayanan kesehatan sebelum pasien mendapat pertolongan yang lebih efesien di
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas atau Rumah Sakit. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 900MENKESSKVII 2002 tentang registrasi dan praktek bidan Bidan desa adalah
bidan yang ditempatkan dan bertugas di desa, mempunyai wilayah kerja satu sampai dua desa dan dalam melaksanakan pelayanan medis baik di dalam maupun di luar jam
kerjanya bidan desa harus bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas. Dasar pelaksanaan penempatan bidan desa sesuai surat edaran Direktur Jenderal
Pembina Kesehatan Masyarakat No.429Binkesmas DJIII89 pada tanggal 29 Maret 1989. Bidan Puskesmas adalah bidan yang ditempatkan dan bertugas di Puskesmas,
mempunyai wilayah kerja di Kecamatan dan dibantu oleh bidan di Puskesmas Pembantu Pustu dan Bidan Desa Bides dalam melaksanakan tugas pelayanan
medis, baik di dalam maupun di luar jam kerjanya. Bidan harus tetap bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas di wilayah kecamatan dimana ia ditempatkan untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Tujuan khusus penempatan Bidan di Puskesmas Panduan Bidan Tingkat
Desa, Depkes RI, 1990 : a.
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. b.
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan khususnya 5 program prioritas di desa.
c. Meningkatnya mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas
dan perinatal serta pelayanan kontrasepsi. d.
Menurunnya jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan penyulit kehamilan, persalinan dan perinatal.
Universitas Sumatera Utara
e. Menurunnya jumlah balita dengan gizi buruk dan diare.
f. Meningkatnya kemampuan keluarga untuk hidup sehat dengan membantu
pembinaan kesehatan kelompok Dasa Wisma. g.
Meningkatnya peran serta masyarakat melalui pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa seperti gerakan Dana Sehat.
Tugas Pokok Bidan Puskesmas Panduan Bidan Tingkat Desa, Depkes RI, 1990 :
a. Melaksanakan kegiatan Puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan
prioritas masalah yang dihadapi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. b.
Menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh kesadarannya untuk berperilaku hidup sehat.
Fungsi bidan di wilayah kerjanya adalah Panduan Bidan Tingkat Desa, Depkes RI, 1990 :
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat ke rumah-rumah, menangani persalinan, pelayanan keluarga berencana dan pelayanan kontrasepsi.
b. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan yang sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.
c. Membina dan memberikan bimbingan teknis pemasalahan kesehatan setempat.
d. Membina kelompok dasa wisma dibidang kesehatan.
e. Membina kerjasama lintas program, lintas sektoral dan lembaga swadaya
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
f. Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan ke Puskesmas atau Rumah
Sakit. g.
Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian obat serta adanya penyakit–penyakit dan berusaha mengatasi sesuai dengan
kemampuan. Wewenang bidan yang bekerja di desa sama dengan wewenang yang
diberikan kepada bidan lainnya. Hal ini diatur dengan keputusan Menteri Kesehatan No. 900MENKESSKVII2002, bidan dalam praktiknya berwenang untuk
memberikan pelayanan yang meliputi : pelayanan kebidanan, pelayanan keluarga berencana dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan pada masa pranikah termasuk remaja puteri, prahamil, persalinan, nifas, menyusui dan masa
antara kehamilan periode interval. Pelayanan kepada wanita dalam masa pranikah adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan menjelang pranikah. Tujuan dari pemberian
pelayanan ini adalah untuk mempersiapkan wanita usia subur dan pasangannya yang akan menikah agar mengetahui kesehatan reproduksi sehingga dapat berperilaku
reproduksi sehat secara mandiri dalam kehidupan rumah tangganya kelak. Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan, masa persalinan dan masa nifas
meliputi pelayanan yang berkaitan dengan kewenangan yang diberikan. Perhatian khusus diberikan pada masa sekitar persalinan, karena kebanyakan kematian ibu dan
bayi terjadi dalam masa tersebut. Pelayanan kesehatan kepada anak diberikan pada masa bayi khususnya bayi baru lahir, balita dan anak pra sekolah. Dalam
Universitas Sumatera Utara
melaksanakam pertolongan persalinan, bidan dapat memberikan uterotonika. Pelayanan dan pengobatan kelainan ginekologik yang dapat dilakukan oleh bidan
adalah kelainan ginekologik yang diberikan tersebut pada dasarnya bersifat pertolongan sementara sebelum dirujuk ke dokter atau tindak lanjut pengobatan
sesuai advis dokter. Pelayanan kesehatan kepada anak meliputi :
a. Pelayanan neonatal esensial dan tata laksana neonatal sakit yang meliputi :
pertolongan persalinan yang bersih dan aman. Menjaga tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini, membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas
spontan. Pemberian air susu ibu ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan, mencegah infeksi pada bayi baru lahir antara lain melalui perawatan tali pusat
secara higienes, pemberian imunisasi dan pemberian ASI eksklusif. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada bayi 0-28 hari, penyuluhan
kepada ibu tentang pemberian makanan pengganti ASI MPASI untuk bayi diatas 6 bulan, pemantauan tumbuh kembang balita untuk meningkatkan kualitas
tumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang balita. b.
Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan, sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan segera merujuk ke dokter.
Beberapa tindakan yang termasuk dalam kewenangan bidan antara lain : a.
Memberikan imunisasi kepada wanita usia subur termasuk remaja puteri, calon pengantin, ibu dan bayi.
Universitas Sumatera Utara
b. Memberikan suntikan kepada peyulit kehamilan meliputi pemberian secara
parental antibiotika pada infeksisepsis, oksitosin pada kala III dan kala IV untuk pencegahan atau penanganan perdarahan post partum karena hipotonia uteri,
sadativa pada preeklamsi atau eklamsi sebagai pertolongan pertama sebelum
dirujuk. c.
Melakukan tindakan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm pada letak belakang kepala, pada distosia karena inertia uteri dan diyakini bahwa bayi
dapat lahir pervaginam. d.
Kompresi bimanual internal danatau eksternal dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa ibu pada pendarahan postpartum untuk menghentikan
pendarahan, diperlukan keterampilan bidan dan pelaksanaan tindakan sesuai dengan protap yang berlaku.
e. Versi luar pada gemelli pada kelahiran bayi kedua. Kehamilan ganda seharusnya
sejak semula direncanakan pertolongan persalinannya di rumah sakit oleh dokter. Bila hal tersebut tidak diketahui, bidan yang menolong persalinan terlebih dahulu
dapat melakukan versi luar pada bayi kedua yang tidak dalam presentasi kepala sesuai dengan protap.
f. Ekstraksi vakum atau ekstraksi cunam bila janin dalam presentasi belakang
kepala dan kepala janin telah berada di dasar panggul. g.
Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Bidan diberi wewenang melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang mengalami asfiksia, yang sering
terjadi pada partus lama, ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan dan pada
Universitas Sumatera Utara
bayi dengan berat lahir rendah, utamanya bayi prematur yang mempunyai berat kurang dari 2500 gram.
h. Hipotermi pada bayi baru lahir, Bidan diberi wewenang untuk melaksanakan
penanganan hipotemi pada bayi baru lahir dengan mengeringkan, menghangatkan, kontak dini dan metode kangguru.
Bidan dalam melaksanakan pemberian pelayanan Keluarga Berencana KB harus memperhatikan kompetensi dan protap yang berlaku di wilayahnya, meliputi :
a. Memberikan pelayanan Keluarga Berencana yakni: pemasangan IUD, alat
kontrasepsi bawah kulit AKBK, suntikan, tablet, kondom, diafragma, jelly dan melaksanakan konseling.
b. Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontrasepsi. Pertolongan yang
diberikan oleh bidan bersifat pertolongan pertama yang perlu mendapatkan pengobatan oleh dokter bila gangguan berlanjut.
c. Melakukan pencabutan AKBK tanpa penyulit. Tindakan ini dilakukan atas dasar
kompetensi dan pelaksanaannya berdasarkan protap. Pencabutan AKBK tidak dianjurkan untuk dilaksanakan melalui pelayanan KB keliling.
d. Dalam keadaan darurat, untuk penyelamatan jiwa, bidan berwenang melakukan
pelayanan kebidanan selain kewenangan yang diberikan bila tidak mungkin memperoleh pertolongan dari tenaga ahli. Dalam memberikan pertolongan bidan
harus mengikuti protap yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Bidan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan. Beberapa kewajiban bidan yang perlu diperhatikan
dalam menjalankan kewenangan adalah : a.
Meminta persetujuan yang akan dilakukan. Pasien berhak mengetahui dan mendapat penjelasan mengenai semua tindakan yang dilakukan. Pasien berhak
mengetahui dan mendapat penjelasan mengenai semua tindakan yang dilakukan kepadanya. Persetujuan dari pasien dan orang terdekat dalam keluarga perlu
dimintakan sebelum tindakan. b.
Memberikan informasi mengenai pelayanan atau tindakan yang diberikan dan efek samping yang ditimbulkan perlu disampaikan secara jelas sehingga
memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi dirinya.
c. Melakukan rekam medis dengan baik, setiap pelayanan yang diberikan oleh bidan
perlu didokumentasi atau dicatat hasil pemeriksaan dan tindakan yang diberikan dengan menggunakan format yang berlaku.
Proses dalam penyediaan dan penyerahan obat-obatan : a.
Bidan harus menyediakan obat–obatan maupun obat suntik sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.
b. Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang untuk
keperluan darurat dan sesuai dengan protap. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Untuk surat keterangan lahirnya hanya dapat dibuat oleh bidan yang
memberikan pertolongan persalinan tersebut dengan menyebutkan : a Identitas bidan penolong persalinan.
b Identitas suami dan ibu yang melahirkan. c Jenis kelamin, berat badan dan panjang badan anak yang dilahirkan.
d Waktu kelahiran tempat, tahun, bulan, tanggal dan jam. b.
Untuk surat keterangan kematian hanya dapat diberikan terhadap ibu dan atau bayi yang meninggal pada waktu pertolongan persalinan, dilakukan dengan
menyebutkan : a Identitas bidan.
b Identitas ibubayi yang meninggal. d identitas ayah dan ibu dari bayi yang meninggal.
e Jenis kelamin. f Waktu kematian tempat, tahun, bulan, tanggal dan jam.
g Dugaan penyebab kematian. c.
Setiap pemberian surat keterangan kelahiran atau surat kematian harus dilakukan pencatatan.
2.2.3. Persalinan dan Permasalahannya
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu. a. Persalinan spontan
Universitas Sumatera Utara
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir atau tanpa usaha dari luar.
b. Persalinan buatan Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi dengan
forceps atau malakukan operasi sectio caesarea. c.
Persalinan anjuran Persalinan setelah pemecahan ketuban, pemberian oksitosin atau prostaglandin.
Penyebab utama kematian ibu terdiri atas beberapa faktor seperti trias klasik yaitu perdarahan, infeksi jalan lahir dan eklamsia, faktor-faktor lainnya seperti
pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, kondisi sosio ekonomi serta ketrampilan petugas kesehatan terutama bidan desa Santi
Martini, 1999 Penyulit dalam persalinan yang menyebabkan kematian ibu melahirkan
adalah: a. Perdarahan
Perdarahan yang sering terjadi tidak dapat diramalkan sebelumnya. Kematian ibu di Indonesia 28 diakibatkan oleh perdarahan. Perdarahan pasca persalinan
adalah perlukaan jalan lahir akibat persalinan sulit, tindakan vakum forsep dan bayi besar. Perdarahan pasca persalinan dapat juga disebabkan karena retensio
plasenta yaitu tertinggalnya plasenta sebagianseluruhnya setelah bayi lahir,
dengan gejalanya rahim berkontraksi baik namun terjadi peradarahan pervaginam, tak lengkapnya plasenta mungkin teraba jaringan plasenta sisaselaput ketuban.
Universitas Sumatera Utara
b. Eklampsia Eklampsia
adalah kejang pada kehamilanpersalinannifas disebabkan oleh perubahan sistem vaskuler peredaran darah akibat dari proses kehamilan.
Ditandai dengan peningkatan tekanan darah, edema, proteinuria. Gejala eklampsia
adalah hipertensi dimana tekanan darah lebih dari 14090 mmHg, sistolik
naik lebih dari 30 mmHg, diastolik naik lebih dari 15 mmHg dan edema bengkak. Eklampsia merupakan 13 penyebab kematian ibu di Indonesia,
sedangkan angka rata-rata dunia adalah 12. c. Komplikasi aborsi
Abortusaborsi adalah perdarahan pervaginam akibat pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia normal kehamilan 20 minggu. Gejalanya hamil muda dan
perdarahan banyak. Angka kematian ibu akibat aborsi yang tidak aman ada 11. d. Sepsis
Sepsis suatu keadaan infeksi lanjut sehingga dapat mengganggu sistem sirkulasi,
mengganggu fungsi organ tubuh, persalinan yang sulit dan lama, ketuban pecah dini lanjut, penanganan persalinan yang tidak aseptik. Gejalanya adalah suhu
badan sangat tinggi, bisa disertai penurunan kesadaran, tensi menurun, nadi cepat, leukositosis
. Sepsis sering terjadi karena kebersihan higiene yang buruk pada saat persalinan atau karena penyakit infeksi menular seksual. Sepsis terjadi
sebanyak 10.
Universitas Sumatera Utara
e. Proses persalinan yang lama Disproposi cephalopelvic, kelainan letak dan gangguan kontraksi uterus
berkontribusi bagi 9 kematian ibu rata-rata dunia 8. Pola penyebab kematian di atas menunjukkan bahwa pelayanan obstetrik dan neonatal darurat
serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu. Walaupun sebagian besar
perempuan bersalin di rumah, tenaga terlatih dapat membantu mengenali kegawatan medis dan membantu keluarga untuk mencari perawatan darurat
SDKI, 2003. Dari data yang ada pada latar belakang menunjukkan bahwa, ada fenomena
menarik dimasyarakat, mereka mengetahui dan mampu mengakses pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan namun pada saat persalinan mereka pindah ke layanan
dukun. Melihat fenomena ini, tampaknya faktor ekonomi menjadi hambatan utama. Apalagi fenomena ini hanya terjadi pada bidan yang banyak digunakan oleh
masyarakat di pedesaan atau masyarakat dengan kemampuan ekonomi rendah. Para ibu hamil tampaknya harus menyiasati keterbatasan ekonomi yang ada dengan
memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan tetapi melahirkan pada dukun adalah pilihan yang diambil. Selain itu tidak boleh mengabaikan bahwa ternyata dukun
masih dipercaya oleh masyarakat dalam membantu persalinan. Keterbatasan ekonomi juga terlihat dari pilihan tempat persalinan, hampir
60 ibu melahirkan di rumah. Artinya tidak cukup banyak ibu hamil yang ditolong petugas kesehatan yang melahirkan disarana kesehatan, tetapi memilih melahirkan di
Universitas Sumatera Utara
rumah. Selain keterbatasan ekonomi, hal-hal lain seperti Puskesmas ataupun klinik bersalin yang jauh, kondisi ibu yang tidak memungkinkan untuk dibawa ketempat
pelayanan kesehatan atau alasan lain yang perlu dipertimbangkan untuk melihat permasalahan yang ada di masyarakat.
Persalinan juga mempunyai resiko komplikasi. Berdasarkan hasil survei SDKI, 2003 sekitar 30 ibu melahirkan mengalami komplikasi persalinan yang
lama. Di sisi lain 13 ibu yang bayinya meninggal dalam masa 1 bulan setelah kelahiran mengalami komplikasi pesalinan yang lama Buku Referensi Siap antar
Jaga, 2006.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi menaruh minat pada “dunia kehidupan life
word ” pribadi individu dan kelompok, serta bagaimana life word tersebut
mempengaruhi motif, tindakan, serta komunikasi mereka daymon, 2001:218. Pendekatan fenomenologi akan membantu untuk memasuki sudut pandang
orang lain, dan berupaya memahami bagaimana mereka menjalani hidupnya dengan cara tertentu, pemahaman bahwa realitas masing-masing individu itu berbeda.
Dalam penelitian ini, fenomena yang digali adalah pengambilan keputusan keluarga terhadap pemilihan bidan desa sebagai penolong persalinan dikecamatan
Samudera Aceh Utara
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian