Orba Ginting : Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien Nitrat dan Fosfat dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba, USU - 2011
- 23 - apung berpengaruh sencara nyata terhadap lingkungan perairan, yaitu mulai dari
adanya perubahan hara air, perubahan konsentrasi oksigen terlarut DO, perubahan konsentrasi metabolik toksik serta berkembangnya organisme-
organisme penyebab penyakit, sehingga perairan tersebut menjadi tidak layak lagi untuk dimanfaatkan sebagai sumber air minum, sarana rekreasi dan peruntukan
perikanan itu sendiri.
2.6 Limbah KJA
Secara umum limbah yang berasal dari kegiatan budidaya ikan KJA adalah limbah organik yang berasal dari sisa-sisa pakan yang tidak terkonsumsi oleh ikan
budidaya dan buangan dari sisa metabolisme ikan berupa faeces dan urine Banyaknya pakan yang tidak tidak terkonsumsi dan feses yang dihasilkan oleh
ikan budidaya KJA tergantung pada beberapa faktor yang antara lain adalah jenis pakan, kepadatan ikan disetiap keramba, kesehatan ikan yang dipelihara, frekuensi
pemberian pakan, metode pemberian pakan dan rasio konversi makanan. Mc Donald et al, 1996;
Boyd 1999 menyatakan bahwa dari sejumlah pakan yang diberikan kepada ikan budidaya akan tertinggal sebagai sisa pakan yang tidak
terkonsumsi lebih kurang 30 . Selanjutnya, dari sejumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan akan diekskresikan kembali ke badan air sebagai faeses
sekitar 25– 30 . Hal ini berarti bahwa limbah organik dari pakan ikan KJA yang terbuang ke badan air secara kontiniu jumlahnya cukup besar.
Limbah organik dari kegiatan KJA yang masuk ke dalam perairan dapat berbentuk padatan, koloid, tersuspensi atau terlarut. Pada umumnya, limbah
organik dalam bentuk padatan akan mengendap ke dasar perairan, sedangkan bentuk lainnya koloid, tersuspensi akan tetap berada di badan air. Jika laju
pengendapan partikel limbah jauh lebih besar dari kecepatan arus air, maka partikel-partikel bahan organik akan mengendap ke dasar perairan di sekitar lokasi
KJA tersebut berada Barg, 1992. Philips et al, 1985 dalam Beveridge 1996 menyatakan bahwa limbah organik dalam bentuk padat akan jatuh ke dasar danau
dan akhirnya membentuk sedimen. Selama proses sedimentasi, sebahagian limbah organik akan dikonsumsi oleh biota lain seperti ikan-ikan liar, dan
Universitas Sumatera Utara
Orba Ginting : Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien Nitrat dan Fosfat dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba, USU - 2011
- 24 - sebahagian lagi akan pecah menjadi partikel-partikel yang lebih halus. Jika limbah
organik tidak dimakan oleh fauna perairan lain, seperti ikan, kepiting, bentos dan lainnya, maka limbah organik akan mengalami dekomposisi oleh mikroba, baik
mikroba aerobik mikroba yang hidupnya memerlukan oksigen, mikroba anaerobik mikroba yang hudupnya tidak memerlukan oksigen dan mikroba
fakultatif mikroba yang dapat hidup aerobik dan anaerobik Garno.2004.
2.7 Dekomposisi Limbah Organik 2.7.1 Dekomposisi di Badan air Aerob.