Fosfor P Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien (Nitrat dan Fosfat) dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba

Orba Ginting : Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien Nitrat dan Fosfat dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba, USU - 2011 - 15 - Pada umumnya perairan danau di daerah tropis mempunyai konsentrasi nutrien terlarut yang relatif tinggi. Hal ini disebabkan karena suhu air danau di daerah tropis cukup tinggi, sehingga dapat memacu laju proses dekomposisi senyawa-senyawa organik menjadi senyawa anorganik oleh mikroorganisme akuatik Folkowski dan Raven, 1997.

a. Fosfor P

Fosfor merupakan salah satu bahan kimia yang keberadaanya sangat penting bagi semua mahluk hidup, terutama dalam pembentukan protein dan transfer energi didalam sel seperti ATP dan ADP. Pada ekosistem perairan, fosfor terdapat dalam bentuk senyawa fosfor, yaitu : 1 fosfor anorganik; 2 fosfor organik dalam protoplasma tumbuhan dan hewan dan 3 fosfor organik terlarut dalam air, yang terbentuk dari proses penguraian sisa-sisa organisme Barus, 2004. Secara alami, senyawa fosfat yang terdapat pada perairan bersumber dari hasil pelapukan batuan mineral seperti Fluorapatite Ca 5 - PO 4 3 F, Hydroxylapatite Ca 5 PO 4 3 OH dan Whytlockite Ca 3 PO 4 2 dan dari hasil dekomposisi sisa-sisa organisme di dalam air. Selain sumber alami, senyawa fosfot juga dapat bersumber dari faktor antropogenik yang antara lain berasal dari limbah rumah tangga seperti deterjen, limbah pertanian pupuk, limbah perikanan dan limbah industri. Sawyer dan Mc.Carty 1978 menyatakan bahwa senyawa fosfor anorganik yang terdapat pada perairan berada dalam 2 dua bentuk, yaitu : 1 dalam bentuk ortofosfat, yang terdiri dari trinatrium fosfat Na 3 PO 4 , dinatrium fosfat Na 2 HPO 4 , mononatrium fosfat NaH 2 HPO 4 dan diamonium fosfat NH 3 2 HPO 4 ; 2 dalam bentuk polyfosfat, yang yang terdiri dari natrium hexametafosfat Na 3 PO 3 6 dan natrium tripolifosfat Na 5 P 3 O 10 . Ortofosfat merupakan bentuk senyawa fosfat yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan akuatik secara langsung sebagai sumber fosfor, sedangkan polyfosfat merupakan senyawa yang tidak dapat dimanfaatkan tumbuhan secara langsung, oleh sebab itu agar senyawa polyfosfat dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan akuatik sebagai sumber fosfor, maka senyawa polyfosfat harus terlebih dahulu mengalami hidrolisis menjadi senyawa ortofosfat. Universitas Sumatera Utara Orba Ginting : Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien Nitrat dan Fosfat dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba, USU - 2011 - 16 - Oleh karena senyawa orthofosfat merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman termasuk fitoplankton dan alga pada perairan, maka kesuburan suatu perairan dapat ditentukan berdasarkan kandungan orthofosfatnya. Vollenweider dalam Wetzel 1975 mengklasifikasikan tingkat kesuburan suatu perairan berdasarkan tinggi rendahnya kandungan orthofosfat pada perairan tersebut tabel 2.1. Tabel 2.1 Klasifikasi Perairan Berdasarkan Konsentrasi PO 4 No Klasifikasi Orthofosfat PO 4 mgliter 1 Oligotrofik 0,003 – 0,01 2 Mesotrofik 0,011 – 0,03 3 Eutrofik 0,031 – 0,1 Sumber: Vollenweider dalam Wetzel, 1975. Selain berdasarkan kandungan fosfat, tingkat kesuburan suatu perairan dapat juga diklasifikasikan berdasarkan kandungan fosfor totalnya. Yoshimura dalam Liaw 1969 mengklasifikasikan tingkat kesuburan perairan berdasarkan kandungan fosfor totalnya menjadi 3 golongan,yaitu : 1 Perairan dengan tingkat kesuburan yang rendah yaitu perairan yang kandungan fosfor totalnya berkisar 0 – 0,02 mgl; 2 Perairan dengan tingkat kesuburan yang sedang yaitu perairan yang kandungan fosfor totalnya berkisar 0,021 – 0,05 mgl; 3 Perairan dengan tingkat kesuburan yang tinggi yaitu perairan yang kandungan fosfor totalnya berkisar 0,051 – 0,1 mgl. Menurut Bruno et al 1979 dalam Sumardianto, 1995 bahwa kandungan ortofosfat yang optimal bagi pertumbuhan fitoplankton adalah 0,27 - 5,51 mgL, dimana apabila konsentrasinya kurang dari 0,02 mgL, maka fosfat akan menjadi faktor pembatas. Selanjutnya, Moyle 1946 dalam Ardiwijaya 2002 menyatakan bahwa perairan dengan konsentrasi fosfat yang rendah 0,00-0,02 mgl akan didominasi oleh fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae Diatom, pada konsentrasi fosfat yang sedang 0,02-0,05 mgl akan didominasi oleh kelas Chlorophyceae, sedangkan pada konsentrasi fosfat yang tinggi 0,10 mgl akan didominasi oleh kelas Chlorophyceae. Universitas Sumatera Utara Orba Ginting : Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien Nitrat dan Fosfat dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba, USU - 2011 - 17 -

b. Nitrogen N