Orba Ginting : Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien Nitrat dan Fosfat dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba, USU - 2011
- 29 -
Gambar 3.1 Skema Penentuan Titik Sampling pada Setiap Stasiun Penelitian
Keterangan : Pengambilan sampel air dilakukan pada titik 1, 2 dan 3, yang masing- masing pada kedalaman air 0 m, 4 m dan 8 m.
3.3 Parameter Penelitian
Parameter yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari parameter utama dan parameter pendukung. Parameter utama terdiri dari bobot input pakan ke perairan,
konsentrasi nutrien NO
3 -
dan PO
4 3-
dan klorofil-a. Parameter pendukung terdiri dari kecerahan air, intensitas cahaya, suhu, pH, dessolved oxygen DO,
biochemical oxygen demand BOD
5
dan chemical oxygen demand COD.
3.4 Alat dan Bahan
Alat-alat yang di gunakan dalam penelitian antara lain adalah: 1 GPS, 2 termometer air raksa, 3 pH meter, 4 lamnot, 5 ember volume 5 liter, 6
botol sample polyethylene, 7 selotip, 8 pipet tetes, 9 erlemeyer 100 ml, 10 botol winkler terang, 11 inkubator, 12 spektofotometer SP 300, 13 lux meter,
14 keping sechii, 15 kertas saring whatman GFF, 16 aluminium foil, 17 tabung centrifius, 18 lumpeng, 19 pinset, 20 kertas label, 21 box spesimen.
Universitas Sumatera Utara
Orba Ginting : Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien Nitrat dan Fosfat dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba, USU - 2011
- 30 - Bahan-bahan yang di gunakan antara lain adalah: 1 MnSO
4
, 2 KOH-KI, 3 Na
2
S
2
O
3
0,0125N, 4 H
2
SO
4
4N, 5 KMnO
4
, 6 NaCl, 7 KI 10 , 8 larutan triosulfat, 9 asam askorbat, 10 larutan amilum 1, 11 asam
brucine sulfat sulfanic, 12 aceton, 13 es batu.
3.5 Metode Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data-data primer diperoleh dengan cara wawancara dan pengukuran terhadap parameter penelitian secara langsung di lapangan in-situ
dan analisis laboratorium ex-situ, dalam hal ini Pusat Laboratorium Uji Mutu Universitas Sumatera Utara Medan. Adapun parameter air yang di ukur langsung
di lokasi penelitian adalah temperatur air, intensitas cahaya, kecerahan, pH dan DO. Kemudian parameter yang dianalisis di laboratorium adalah COD, BOD
5
, konsentrasi nitrat NO
3 -
, konsentrasi fosfat PO
4 3-
dan konsentrasi klorofil-a.
3.5.1 Wawancara
Untuk mengetahui rata-rata input pakan per harinya ke perairan pada masing-masing stasiun penelitian dilakukan dengan metode wawancara secara
langsung dengan pelaku budidaya ikan KJA di lokasi penelitian. Sebagai audiens ditentukan sebanyak 2 - 5 orang pelaku KJA pada masing-masing stasiun
penelitian. Penentuan audiens dilakukan secara acak, yaitu pelaku KJA yang dapat ditemui di masing-masing lokasi pada saat penelitian dilaksanakan.
Pertanyaan wawancara yang diajukan kepada responden meliputi jumlah dan ukuran unit KJA yang dimiliki, jumlah benih ikan yang ditebar per unit KJA, total
asupan pakan untuk setiap unit KJA, jangka waktu pemeliharaan hingga dipanen dan hal-hal lain yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
a. KJA
unit Luas
KJA unit
per ikan
benih Jumlah
ikan benih
ebar Kepadaan t
b. Asupan pakan per ekor ikan untuk satu priode masa panen =
ditebar yang
benih Jumlah
panen masa
priode per
pakan asupan
Total
Universitas Sumatera Utara
Orba Ginting : Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien Nitrat dan Fosfat dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba, USU - 2011
- 31 -
3.5.2 Estimasi rata-rata input pakan dan limbah KJA per hari
Untuk mengetahui estimasi rata-rata pakan ikan pellet yang disuplai ke perairan per harinya pada masing-masing stasiun penelitian dilakukan dengan
perhitungan sebagai berikut : a. Menghitung langsung jumlah dan ukuran petak KJA yang beroperasi pada
masing-masing stasiun penelitian. b. Menghitung rata-rata input pakan per hari pada masing-masing stasiun
penelitian dengan cara sebagai berikut : 1. Jlh.benih ikan per stasiun = Luas total KJA x Kepadatan tebar benih ikan
2. Total input pakan per stasiun untuk satu priode masa panen = Asupan pakan per ekor ikan per priode x Jumlah benih ikan
3. Rata-rata input pakan pellet per hari ke badan air pada setiap stasiun = panen
masa priode
satu an
pemelihara hari
Lama panen
masa priode
satu per
stasiun per
pakan Input
Untuk estimasi rata-rata limbah KJA yang masuk ke perairan danau per hari pada masing-masing stasiun penelitian, dihitung dari sisa pakan yang tidak
terkonsumsi oleh ikan budidaya dalam KJA dan dari sisa-sisa metabolisme ikan dalam KJA yang dieksresikan ke perairan, baik dalam bentuk faeces maupun
urine. Penghitungan mengacu kepada Mc Donald et al. 1996, Boyd 1999, sebagai berikut :
a. Bobot limbah dari sisa pakan yang tidak terkonsumsi oleh ikan budidaya
adalah sekitar 30 dari total bobot pakan yang di berikan. b.
Bobot limbah dari sisa metabolisme ikan budidaya urine dan faeces adalah berkisar 25 – 30 dari bobot pakan yang dikonsumsi.
3.5.3 Pengambilan Sampel Air
Metode pengambilan sampel air pada kedalaman 0 meter permukaan danau dilakukan secara langsung dengan menggunakan alat ember yang
bervolume 5 liter, sedangkan pengambilan sampel air pada kedalaman 4 meter dan pada kedalaman 8 meter dilakukan dengan menggunakan alat lamnot.
Universitas Sumatera Utara
Orba Ginting : Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien Nitrat dan Fosfat dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba, USU - 2011
- 32 - Untuk keperluan pengukuran parameter air secara ex-situ, sampel air
secukupnya dimasukan kedalam botol sampel lalu diberi label sebagai kode sampel, untuk selanjutnya disimpan kedalam box spesimen cool box yang diberi
pendinginan dengan menggunakan es batu. Secara berurutan label kode sampel terdiri dari kode stasiun, kode sub
stasiun, kode kedalaman sampling dan kode parameter air yang hendak dianalisis. Contoh kode sampel :
I.1.1 NO
3
= Sampel dari stasiun I, pada sub-stasiun 1, pada kedalaman ke 1 0 meter,dan digunakan untuk pengukuran parameter NO
3
. I.2.1 Klorofil a = stasiun I, pada sub-stasiun 2, pada kedalaman ke 1 0 meter,
dan digunakan untuk pengukuran parameter klorofil-a. II.3.2 PO
4
= stasiun II, pada sub-stasiun 3, pada kedalaman ke 2 4 meter, dan digunakan untuk pengukuran parameter PO
4
. III.1.3 BOD
5
= stasiun III, pada sub-stasiun 1, pada kedalaman ke 3 8 meter, dan digunakan untuk pengukuran parameter BOD
5
.
3.5.4 Pengukuran Parameter Air
Parameter air yang diukur selama penelitian terdiri dari parameter fisika, kimia dan biologi, dengan masing-masing metode pengukuran dan alat yang
dipergunakan adalah sebagai berikut :
a. Parameter Fisika Air
Adapun parameter fisika air yang diamati pada penelitian ini meliputi: 1. Intensitas cahaya matahari; diukur dengan menggunakan alat lux meter.
2. Suhu air ; diukur dengan menggunakan alat termometer merkuri.
3. Kecerahan air ; diukur dengan menggunakan alat piring sechi secchi disk. b. Parameter Kimia Air
1. pH Air Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Bagian
elektroda dimasukkan kedalam sampel air hingga nilai pada display konstan.
Universitas Sumatera Utara
Orba Ginting : Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien Nitrat dan Fosfat dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba, USU - 2011
- 33 - 2. DO
Dissolved oxygen Pengukuran nilai DO air dilakukan dengan metode winkler, dengan mengacu
kepada Michael 1984 ; Suin 2002, Lampiran 2.
3. COD Chemical Oxygen Demand Pengukuran nilai COD dilakukan dengan metode titrimetri. Titrasi sampel air
dilakukan dengan menggunakan larutan triosulfat dengan mengacu kepada
Michael, 1984; Suin, 2002. Lampiran 3
4. BOD
5
B iochemical Oxygen Demand
Pengukuran nilai BOD
5
dilakukan dengan metode winkler. Pengukuran terdiri dari 2 tahapan, yaitu: 1 pengukuran DO sampel air langsung di lokasi, dan 2
pengukuran DO sampel air setelah diinkubasi selama 5 hari Michael, 1984 ; Suin, 2002. Lampiran 4
5. Kandungan Nitrat NO
3
-N Pengukuran konsentrasi nitrat dilakukan dengan metode spektrofotometri.
Pengukuran absorban dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer SP 300 pada panjang gelombang = 410 nm Michael, 1984 ; Suin, 2002,
Lampiran 5 6. Kandungan Fosfat PO
4 3-
Pengukuran konsentrasi fosfat dilakukan dengan metode spektrofotometri. Pengukuran absorban dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer SP
300 pada panjang gelombang = 880 nm Michael, 1984 ; Suin, 2002, Lampiran 6.
c. Parameter Biologi