keseluruhan. Selain itu pelayanan keperawatan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit.
Keperawatan adalah ilmu humanistis tentang kepedulian dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, dan caring
terhadap rehabilitasi individu yang sakit atau sehat. Sikap responsif adalah merupakan bagian dari perilaku, dimana perilaku atau
aktivitas individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya tetapi sebagai akibat dari stimulus internal atau eksternal lingkungan. Perilaku peduli merupakan suatu
sikap rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain artinya memberikan perhatian lebih kepada seseorang, perawat aktif bertanya, berbicara lembut, memberi dukungan,
terampil, responsif dalam rangka peningkatan derajat kesehatan dirumah sakit. Dalam penelitian ini variabel budaya organisasi responsif mempunyai
pengaruh terhadap kinerja perawat. Dengan memiliki sifat responsif maka perawat pelaksana mampu menunjukkan sikap caring kepada pasien.
5.4. Pengaruh Budaya Organisasi Variabel Komunikasi terhadap Kinerja
Perawat Pelaksana di RSUD Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi Hasil uji statistik analisis multivariat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan antara variabel komunikasi pada budaya organisasi terhadap kinerja perawat pelaksana di RSUD Dr. RM.Pratomo Bagansiapiapi dengan nilai p value
0.003 0,05. Variabel komunikasi dari 71 orang, komunikasi dengan kategori tidak baik
terdapat sebanyak 57 orang 80.3 dengan kinerja yang tidak baik dan sebanyak 8
Universitas Sumatera Utara
responden 11.3 memiliki komunikasi yang cukup baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel komunikasi dengan kinerja
perawat pelaksana dimana nilai p 0.003 0.05. Variabel budaya organisasi komunikasi menunjukkan adanya hubungan
terhadap kehadiran perawat dengan p value 0.0080.05 dengan sebanyak 59 responden 86.8 tidak memiliki komunikasi yang baik dan diikuti dengan
kehadiran perawat tidak tepat waktu. Sifat terpenting komunikasi organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran,
dan penanganan kegiatan anggota organisasi, bagaimana komunikasi berlangsung dalam organisasi dan maknanya tergantung pada konsepsi sesorang mengenai
organisasi. Bila organisasi dianggap sebagai organisasi dan mempunyai budaya yang turun temurun harus diketahui oleh karyawan maka komunikasi dapat dianggap
sebagai stansi nyata yang mengalir ke atas, kebawah, kesamping dalam suatu wadah organisasi. Dalam pandangan ini komunikasi mendukung tujuan sistem organisasi.
Sebagian organisasi sudah selayaknya mengkomunikasikan semua hal yang berhubungan dengan aktivitas organisasi dan budaya organisasi sehingga apa yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh karyawan untuk memahami segala sesuatunya mengenai organisasi dan kebiasaannya.
Universitas Sumatera Utara
5.5. Pengaruh Budaya Organisasi Variabel Kerjasama terhadap Kinerja
Perawat Pelaksana di RSUD Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi Hasil uji statistik analisis multivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel kerjasama pada budaya organisasi dengan kinerja perawat pelaksana di RSUD Dr. RM.Pratomo Bagansiapiapi dengan nilai p
value 0.0630,05. Variabel kerjasama dengan kategori kinerja tidak baik dari 73 orang, 58
diantaranya memiliki kerjasama yang tidak baik juga dan 9 orang 12.5 dengan kerjasama yang cukup baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara variabel kerjasama dengan kinerja perawat pelaksana dimana nilai p value 0.003 0,05.
Dari 83 responden sebanyak 62 responden 91.2 memiliki tingkat kerjasama yang tidak baik dan juga kehadiran yang tidak tepat waktu. Variabel
kerjasama memiliki hubungan dengan kehadiran perawat pelaksana dengan p value 0.0030.05.
Dalam penelitian Rini Rohmawati 2010 menyatakan bahwa kerjasama tim secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dalam upaya untuk
peningkatan kinerja karyawan pada dasarnya perlu kerjasama tim dan partisipasi dari karyawan karena kerjasama penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien. Untuk membangun tim yang baik, maka perlu ada ikatan hati antar anggotanya dengan nilai-nilai budaya sehingga sangat penting dalam membangun
visi misi perusahaan secara bersama-sama.
Universitas Sumatera Utara
Pernandes 2011 dalam penelitiannya menyatakan bahwa masih ada perawat yang kurang kerjasama perawat terutama shift malam, mereka tidak memberitahukan
tentang keterlambatan datang sehingga shift sebelumnya sering menunggu rekan kerjanya.
Kinerja perawat pelaksana merupakan serangkaian kegiatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Kinerja yang baik merupakan cerminan mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan. Terbentuknya kinerja perawat yang baik dapat dipengaruhi oleh sistem tata nilai yang ada pada budaya rumah sakit dan gaya
kepemimpinan manajer rumah sakit. Keberadaan perawat di organisasi rumah sakit merupakan bagian yang cukup
besar dari berbagai tim kesehatan yang ada, oleh karena itu penciptaan nilai-nilai dasar yang dijadikan pedoman bekerja bagi semua anggota rumah sakit seharusnya
dapat diwarnai oleh peran-peran keperawatan. Selain itu kemampuan perawat dalam pelayanan professional dipengaruhi oleh budaya organisasi dimana mereka bekerja,
dimana nilai-nilai antara satu rumah sakit dengan rumah sakit yang lain itu akan berbeda.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN