4.5. Analisis Bivariat
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Budaya Organisasi Disiplin dan Variabel Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada
Perawat Pelaksana di RSUD Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2011
Variabel Budaya Organisasi -Disiplin Kinerja
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
P Sig Pengkajian
Keperawatan Baik
Cukup Baik Tidak Baik
6 9.1
16 24.2
3 14
44 100
100 66.7
7.170 0.103
Diagnosis Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
4 2
100 2.9
16 22.9
9 52
100 74.3
56.901 0.000
Perencanaan Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
6 8.6
16 22.9
2 11
48 100
100 68.6
5.595 0.235
Pelaksanaan Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
6 9.8
16 22.9
7 15
39 100
100 63.9
10.796 0.029
Evaluasi Baik
Cukup Baik Tidak Baik
6 9.8
16 22.9
5 17
39 100
100 63.9
10.796 0.029 Sumber : kuesioner signifikan 0.05
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 83 responden penelitian diantaranya 44 orang 66.7 dengan disiplin tidak baik melaksanakan pengkajian
keperawatan juga tidak baik serta tidak adanya hubungan antara variabel budaya
Universitas Sumatera Utara
organisasi disiplin dengan pelaksanaan pengkajian keperawatan dengan p value 0.1030.05.
Sebanyak 52 responden 74.3 dengan disiplin yang tidak baik melaksanakan diagnosa keperawatan dengan tidak baik dan 16 responden 22.9
melaksanakan diagnosa keperawatan dengan tidak baik. Terdapat hubungan antara variabel disiplin dengan diagnosa keperawatan. Hal ini dapat terlihat dari nilai p value
0.0000.05 Sebanyak 48 responden 68.6 dengan disiplin yang tidak baik
melaksanakan perencanaan keperawatan juga tidak baik Tidak adanya hubungan budaya organisasi variabel disiplin terhadap perencanaan keperawatan dengan nilai p
value 0.2350.05. Variabel budaya organisasi disiplin terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan menunjukkan hubungan dengan p value 0.0290.05 dengan sebanyak 39 responden 63.9 dengan disiplin yang tidak baik dan terbukti pelaksanaan
asuhan keperawatannya mengarah kepada tidak baik. Dari 83 responden sebanyak 39 responden 54.22 memiliki tingkat disiplin
yang tidak baik dan menjalankan proses evaluasi keperawatan dengan tidak baik . Variabel disiplin memiliki hubungan dengan variabel evaluasi keperawatan dengan p
value 0.0290.05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Budaya Organisasi Inisiatif dan Variabel Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada
Perawat Pelaksana di RSUD Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2011
Variabel Budaya Organisasi -Inisiatif Kinerja
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
P Sig Pengkajian
Keperawatan Baik
Cukup Baik Tidak Baik
3 4
21.4 6.1
2 7
5 66.7
50.0 7.6
1 4
57 33.3
28.6 86.4
26.275 0.000
Diagnosis Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
7 10.0
14 20.0
4 9
49 100
100 70.0
5.221 0.265
Perencanaan Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
4 3
36.4 4.3
2 12
18.2 17.1
2 5
55 100
45.5 78.6
13.694 0.008
Pelaksanaan Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
7 46.7
1 13
6.7 21.3
7 7
48 100
46.7 78.7
36.861 0.000
Evaluasi Baik
Cukup Baik Tidak Baik
6 1
35.3 1.6
4 10
23.5 16.4
5 7
50 100
41.2 82.0
23.020 0.000 Sumber : kuesioner signifikan 0.05
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 62 responden penelitian diantaranya 57 orang 86.4 dengan inisiatif tidak baik melaksanakan pengkajian
keperawatan dengan tidak baik serta adanya hubungan antara variabel budaya
Universitas Sumatera Utara
organisasi inisiatif dengan pelaksanaan pengkajian keperawatan dengan p value 00.0000.05.
Sebanyak 49 responden 70.0 dengan inisiatif yang tidak baik melaksanakan diagnosa keperawatan dengan tidak baik dan 14 responden 20.0
melaksanakan diagnosa keperawatan dengan cukup baik. Tidak terdapat hubungan antara variabel inisiatif dengan diagnosa keperawatan. Hal ini dapat terlihat dari nilai
p value 0.2650.05 Sebanyak 55 responden 78.6 dengan inisiatif yang tidak baik
melaksanakan perencanaan keperawatan tidak baik Adanya hubungan budaya organisasi variabel inisiatif terhadap perencanaan keperawatan dengan nilai p value
0.0080.05. Variabel budaya organisasi inisiatif terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan menunjukkan hubungan dengan p value 0.0000.05 dengan sebanyak 48 responden 78.7 dengan inisiatif yang tidak baik dan pelaksanaan asuhan
keperawatannya mengarah kepada tidak baik. Dari 62 responden sebanyak 50 responden 82.0 memiliki tingkat inisiatif
yang tidak baik dan menjalankan proses evaluasi keperawatan dengan tidak baik . Variabel inisiatif tidak memiliki hubungan dengan variabel evaluasi keperawatan
dengan p value 0.0000.05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Budaya Organisasi Responsif dan Variabel Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada
Perawat Pelaksana di RSUD Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2011
Variabel Budaya Organisasi -Responsif Kinerja
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
P Sig Pengkajian
Keperawatan Baik
Cukup Baik Tidak Baik
2 3.0
1 6
4 33.3
42.9 6.1
2 8
60 66.7
57.1 90.9
14.939 0.005
Diagnosis Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
1 1
11.1 1.4
11 15.7
4 8
58 100
88.9 82.9
5.403 0.248
Perencanaan Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
1 1
9.1 1.4
2 9
100 12.0
10 60
90.0 85.7
16.946 0.002
Pelaksanaan Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
2 28.6
5 6
33.3 9.8
5 10
55 71.4
66.7 90.2
28.682 0.000
Evaluasi Baik
Cukup Baik Tidak Baik
2 11.8
11 18.0
5 15
50 100
88.2 82.0
11.949 0.018 Sumber : kuesioner signifikan 0.05
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 70 responden penelitian diantaranya 60 orang 90.9 dengan responsif tidak baik melaksanakan pengkajian
keperawatan juga tidak baik serta adanya hubungan antara variabel budaya organisasi responsif dengan pelaksanaan pengkajian keperawatan dengan p value 0.0050.05.
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 58 responden 82.9 dengan responsif yang tidak baik melaksanakan diagnosa keperawatan dengan tidak baik dan 11 responden 15.7
melaksanakan diagnosa keperawatan dengan tidak baik. Tidak terdapat hubungan antara variabel responsif dengan diagnosa keperawatan. Hal ini dapat terlihat dari
nilai p value 0.2480.05 Sebanyak 60 responden 85.7 dengan responsif yang tidak baik
melaksanakan perencanaan keperawatan juga tidak baik Adanya hubungan budaya organisasi variabel responsif terhadap perencanaan keperawatan dengan nilai p value
0.0020.05. Variabel budaya organisasi responsif terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan menunjukkan hubungan dengan p value 0.0000.05 dengan sebanyak 55 responden 90.2 dengan responsif yang tidak baik dan pelaksanaan asuhan
keperawatannya mengarah kepada tidak baik. Dari 70 responden sebanyak 50 responden 82.0 memiliki tingkat responsif
yang tidak baik dan menjalankan proses evaluasi keperawatan dengan tidak baik. Variabel responsif memiliki hubungan dengan variabel evaluasi keperawatan dengan
p value 0.00180.05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Budaya Organisasi Komunikasi dan Variabel Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
pada Perawat Pelaksana di RSUD Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2011
Variabel Budaya Organisasi -Komunikasi Kinerja
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
P Sig Pengkajian
Keperawatan Baik
Cukup Baik Tidak Baik
2 3.0
2 2
4 66.7
28.6 6.1
1 10
60 33.3
71.4 90.0
14.584 0.006
Diagnosis Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
2 2.9
10 14.3
4 9
58 100
100 82.9
2.605 0.626
Perencanaan Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
2 2.9
1 9
9.1 12.9
2 10
59 100
90.9 84.3
0.829 0.935
Pelaksanaan Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
2 13.3
10 16.4
7 13
51 100
86.7 83.6
12.873 0.012
Evaluasi Baik
Cukup Baik Tidak Baik
2 11.8
2 8
11.8 13.1
5 13
53 100
76.5 86.9
8.724 0.068 Sumber : kuesioner signifikan 0.05
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 71 responden penelitian diantaranya 60 orang 90.0 dengan komunikasi tidak baik melaksanakan
pengkajian keperawatan dengan tidak baik serta adanya hubungan antara variabel
Universitas Sumatera Utara
budaya organisasi komunikasi dengan pelaksanaan pengkajian keperawatan dengan p value 0.0060.05.
Sebanyak 58 responden 82.9 dengan komunikasi yang tidak baik melaksanakan diagnosa keperawatan dengan tidak baik dan 10 responden 14.3
melaksanakan diagnosa keperawatan dengan tidak baik. Tidak terdapat hubungan antara variabel komunikasi dengan diagnosa keperawatan. Hal ini dapat terlihat dari
nilai p value 0.6260.05 Sebanyak 59 responden 84.3 dengan komunikasi yang tidak baik
melaksanakan perencanaan keperawatan tidak baik. Tidak adanya hubungan budaya organisasi variabel komunikasi terhadap perencanaan keperawatan dengan nilai p
value 0.9350.05. Variabel budaya organisasi komunikasi terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan menunjukkan hubungan dengan p value 0.0120.05 dengan sebanyak 51 responden 83.6 dengan komunikasi yang tidak baik dan pelaksanaan asuhan
keperawatannya mengarah kepada tidak baik. Dari 83 responden sebanyak 53 responden 86.9 memiliki tingkat
komunikasi yang tidak baik dan menjalankan proses evaluasi keperawatan dengan tidak baik. Variabel komunikasi tidak memiliki hubungan dengan variabel evaluasi
keperawatan dengan p value 0.0680.05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Budaya Organisasi Kerjasama dan Variabel Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada
Perawat Pelaksana di RSUD Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2011
Variabel Budaya Organisasi -Kerjasama Kinerja
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
P Sig Pengkajian
Keperawatan Baik
Cukup Baik Tidak Baik
2 3.0
2 4
3 66.3
28.6 4.5
1 10
61 33.3
71.4 92.4
17.219 0.002
Diagnosis Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
2 2.9
9 12.9
4 9
59 100
100 84.3
2.355 0.671
Perencanaan Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
2 100
3 6
27.3 8.6
8 64
72.7 91.4
86.449 0.000
Pelaksanaan Keperawatan
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
2 13.3
2 7
13.3 11.5
7 11
54 100
73.3 88.5
10.409 0.034
Evaluasi Baik
Cukup Baik Tidak Baik
2 3.3
4 5
23.5 8.2
5 13
54 100
76.5 88.5
4.511 0.341 Sumber : kuesioner signifikan 0.05
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 72 responden penelitian diantaranya 61 orang 92.4 dengan kerjasama tidak baik melaksanakan pengkajian
keperawatan dengan tidak baik serta adanya hubungan antara variabel budaya
Universitas Sumatera Utara
organisasi kerjasama dengan pelaksanaan pengkajian keperawatan dengan p value 0.0020.05.
Sebanyak 59 responden 84.3 dengan kerjasama yang tidak baik melaksanakan diagnosa keperawatan dengan tidak baik dan 9 responden 12.9
melaksanakan diagnosa keperawatan dengan tidak baik. Tidak terdapat hubungan antara variabel kerjasama dengan diagnosa keperawatan. Hal ini dapat terlihat dari
nilai p value 0.6710.05 Sebanyakk 64 responden 91.4 dengan kerjasama yang tidak baik
melaksanakan perencanaan keperawatan dengan tidak baik. Adanya hubungan budaya organisasi variabel kerjasama terhadap perencanaan keperawatan dengan nilai
p value 0.0000.05. Variabel budaya organisasi kerjasama terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan menunjukkan hubungan dengan p value 0.0340.05 dengan sebanyak 54 responden 88.5 dengan kerjasama yang baik dan pelaksanaan asuhan
keperawatannya mengarah kepada tidak baik. Dari 72 responden sebanyak 54 responden 88.5 memiliki tingkat
kerjasama yang tidak baik dan menjalankan proses evaluasi keperawatan dengan tidak baik. Variabel kerjasama tidak memiliki hubungan dengan variabel evaluasi
keperawatan dengan p value 0.3410.05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Budaya Organisasi dan Variabel Kehadiran Perawat Pelaksana di RSUD Dr. RM. Pratomo
Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2011
Variabel Kinerja – Kehadiran Budaya
Organisasi Tepat
Waktu Tidak
Tepat
p Sig Disiplin
Baik Cukup Baik
Tidak Baik
15 100
6 16
46 8.8
23.5 67.6
6.603 0.037
Inisiatif Baik
Cukup Baik Tidak Baik
7 8
46.7 53.3
14 54
20.6 79.4
35.940 0.000
Responsif Baik
Cukup Baik Tidak Baik
3 12
20.0 80.0
2 8
58 2.9
11.8 85.3
1.111 0.574
Komunikasi Baik
Cukup Baik Tidak Baik
2 1
12 13.3
6.7 80.0
9 59
13.2 86.8
9.573 0.008
Kerjasama Baik
Cukup Baik Tidak Baik
2 3
10 13.3
20.0 66.7
6 62
8.8 91.2
11.333 0.003 Sumber : kuesioner signifikan 0.005
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 68 responden penelitian diantaranya 46 orang 67.6 tingkat kehadiran tidak tepat waktu dengan disiplin
yang tidak baik. Sebanyak 15 responden 100 dengan tingkat kehadiran tepat waktu ternyata disiplin perawat tidak baik. Antara disiplin dengan kehadiran perawat
tepat waktu memiliki hubungan dengan p value 0.0370.05. Ternyata disiplin perawat dalam hal ini mengarah salah satunya kepada tingkat kehadiran perawat yang
tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 54 responden 79.4 dengan inisiatif yang tidak baik kehadiran perawat juga tidak tepat waktu. Dengan p value 0.0000.05 yang menunjukkan ada
hubungan antara variabel inisiatif dengan kehadiran perawat. Untuk variabel responsif sebanyak 58 responden 85.3 dengan responsif
yang tidak baik dan kehadiran perawat juga tidak tepat waktu. Tidak adanya hubungan variabel responsif terhadap variabel kinerja kehadiran perawat ditandai
dengan nilai p value 0.5740.05. Variabel budaya organisasi komunikasi menunjukkan adanya hubungan
terhadap kehadiran perawat dengan p value 0.0080.05 dengan sebanyak 59 responden 86.8 tidak memiliki komunikasi yang baik dan diikuti dengan
kehadiran perawat tidak tepat waktu. Dari 83 responden sebanyak 62 responden 91.2 memiliki tingkat
kerjasama yang tidak baik dan juga kehadiran yang tidak tepat waktu. Variabel kerjasama memiliki hubungan dengan kehadiran perawat pelaksana dengan p value
0.0030.05.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17. Hubungan Variabel Budaya Organisasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana di RSUD Dr. RM. Pratomo Bagansiapiapi Kabupaten
Rokan Hilir Tahun 2011
Kinerja Baik Cukup
Baik Tidak
Baik Budaya
Organisasi f f f
P Sig Disiplin
Baik Cukup Baik
Tidak Baik 6
100 16
100 6
14 41
9.8 23.0
67.2 9.503 0.050
Inisiatif Baik
Cukup Baik Tidak Baik
5 2
71.4 28.6
4 5
5 28.6
35.7 35.7
2 4
56 3.2
6.5 90.3
36.636 0.000
Responsif Baik
Cukup Baik Tidak Baik
2 100
3 4
4 27.3
36.4 36.4
3 10
57 4.3
14.3 81.4
12.890 0.012
Komunikasi Baik
Cukup Baik Tidak Baik
2 100
6 4
60.0 40.0
6 8
57 8.5
11.3 80.3
15.723 0.003
Kerjasama Baik
Cukup Baik Tidak Baik
1 1
50.0 50.0
5 4
55.6 44.4
5 9
58 6.9
12.5 80.6
16.413 0.003 Signifikan pada
α 0,05 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa untuk variabel disiplin dari 61
orang dengan kategori kinerja tidak baik terdapat sebanyak 41 orang 67.2 dengan disiplin yang tidak baik dan 15 orang 23.0 dengan disiplin cukup baik Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel disiplin dengan kinerja perawat pelaksana dimana nilai p 0.005 0.05.
Universitas Sumatera Utara
Variabel inisiatif dari 62 orang dengan kategori tidak baik terdapat sebanyak 56 orang 90.3 dengan kinerja yang tidak baik dan kinerja cukup baik sebanyak 4
orang 6.5 pada tingkatan inisiatif cukup baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel inisiatif dengan kinerja
perawat pelaksana dimana nilai p 0.000 0.05. Variabel responsif dari 70 orang, responsif dengan kategori tidak baik terdapat
sebanyak 57 orang 81.4 dengan kinerja yang tidak baik dan sebanyak 10 orang 14.3 dengan kinerja tidak baik berada pada ketegori respons yang cukup baik.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel responsif dengan kinerja perawat pelaksana dimana nilai p 0.012 0.05.
Variabel komunikasi dari 71 orang, komunikasi dengan kategori tidak baik terdapat sebanyak 57 orang 80.3 dengan kinerja yang tidak baik dan sebanyak 8
responden 11.3 memiliki komunikasi yang cukup baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel komunikasi dengan kinerja
perawat pelaksana dimana nilai p 0.003 0.05. Variabel kerjasama dengan kategori kinerja tidak baik dari 73 orang, 58
diantaranya memiliki kerjasama yang tidak baik juga dan 9 orang 12.5 dengan kerjasama yang cukup baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara variabel kerjasama dengan kinerja perawat pelaksana dimana nilai p value 0.003 0,05.
Universitas Sumatera Utara
4.6. Analisis Multivariat