a. Disiplin. Disiplin berarti sikap memahami, melakukan dan taat akan hak serta
melaksanakan dan patuh pada kewajiban tanggung jawab. Disiplin berarti patuh dan taat terhadap aturan perusahaan.
b. Inisiatif. Berusaha sendiri, langkah awal, ide baru. Secara luas inisistif berarti
mengembangkan dan memberdayakan kreativitas daya pikir manusia untuk merencanakan ide dan buah pikiran menjadi konsep yang baru yang pada
gilirannya diharapkan dapat berdaya guna dan bermanfaat. c.
Responsif. Responsif berarti cepat dalam memberikan jawaban atas pertanyaan atau tanggap terhadap persoalan yang membutuhkan solusi cepat..
d. Komunikatif. Komunikatif artinya mampu menyampaikan dan menerima
pesan dengan baik, dengan kata lain pesan yang diterima oleh penerima sama dengan maksud yang disampaikan oleh komunikan.
e. Kerjasama merupakan proses beregu atau berkelompok dimana anggota-
anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai hasil mufakat.
2.1.5. Peranan Budaya Organisasi
Dalam lingkungan kehidupannya, manusia dipengaruhi oleh budaya dimana dia berada, seperti nilai-nilai, keyakinan, perilaku sosial atau masyarakat yang
kemudian menghasilkan budaya sosial atau budaya masyarakat. Hal yang sama juga terjadi pada anggota organisasi, dengan segala nilai, keyakinan, dan perilakunya
didalam organisasi yang kemudian akan menciptakan budaya organisasi
Universitas Sumatera Utara
Budaya organisasi pada dasarnya mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi, termasuk mereka yang berada dalam hirarki
organisasi. Bagi organisasi yang masih didominasi oleh pendiri, misalnya maka budaya akan menjadi wahana untuk mengkomunikasikan harapan-harapan pendiri
kepada para pekerja-pekerja lainnya. Begitu juga jika organisasi dikelola oleh seorang manajer senior yang otokratis yang menerapkan gaya kepemimpinan top down.
Disini budaya untuk mengkomunikasikan harapan-harapan manajer senior. Menurut WT Heelen dan Hunger 1986 dalam Sopiah 2008 secara spesifik
mengemukakan sejumlah peran penting yang dimainkan oleh budaya organisasi, yaitu :
a. Membantu menciptakan rasa memiliki jati diri bagi pekerja.
b. Dapat dipakai untuk mengembangkan ikatan pribadi dengan organisasi.
c. Membantu stabilisasi organisasi sebagai suatu sistem sosial.
d. Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma perilaku yang
sudah terbentuk.
2.1.6. Kekuatan Budaya Organisasi
Menurut Luthans 1989 dalam Tika 2006 faktor-faktor yang menetukan kekuatan budaya organisasi adalah kebersamaan dan intensitas. Kebersamaan adalah
Universitas Sumatera Utara
sejauh mana anggota organisasi mempunyai nilai-nilai ini yang dianut secara bersama, ditunjukan dengan unsur orientasi dan imbalan.
Sedangkan intensitas adalah derajat komitmen dari anggota organisasi kepada nilai-nilai inti budaya organisasi. Derajat intensitas bisa merupakan suatu hasil dari
struktur imbalan. Deal dan Kennedy 1982 dalam bukunya Corporate Culture mengemukakan
bahwa ciri-ciri organisasi yang memiliki budaya organisasi kuat sebagai berikut : a.
Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi, tahu dan jelas apa tujuan organisasi serta mengerti perilaku mana yang dipandang baik dan tidak baik.
b. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang didalam sebuah
perusahaanorganisasi digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan.
c. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi
dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari. d.
Organisasi memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan organisasi. Sedangkan ciri-ciri budaya lemah antara lain terbentuknya kelompok-
kelompok yang bertentangan satu sama lain, kesetiaan kepada kelompok melebihi pada organisasi, anggota tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi
untuk kepentingan kelompok.
2.2. Perawat Pelaksana