b Hipotesis Statistik. Hipotesis dalam statistik penelitian ini adalah sebagai berikut :
H :
1
=
2
Rata-rata hasil belajar matematika peserta didik dari kelas yang menggunakan
metode diskusi
kelompok dengan
pendekatan konstruktivisme sama dengan rata-rata hasil belajar matematika peserta
didik dari kelas yang menggunakan metode ceramah konvensional. H
1
:
1
≠
2
Rata-rata hasil belajar matematika peserta didik dari kelas yang menggunakan
metode diskusi
kelompok dengan
pendekatan konstruktivisme tidak sama dengan rata-rata hasil belajar matematika
peserta didik dari kelas yang menggunakan metode ceramah konvensional.
Berikut adalah rangkuman hasil perhitungan uji-t dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t
No Kategori
Kelas t
hitung
t
tabel
Kesimpulan 1
Hasil Belajar
Matematika Eksperimen,
Kontrol 3,052
1,999 H
Ditolak
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh hasil perhitungan uji-t yang memiliki t
hitung
= 3,052 dan t
tabel
= 1,999. Berdasarkan perhitungan tersebut terlihat bahwa t
hitung
t
tabel
. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa H ditolak sehingga H
1
diterima, artinya data ini menunjukkan rata-rata hasil belajar matematika peserta didik yang memperoleh pembelajaran metode
diskusi kelompok dengan pendekatan konstruktivisme lebih baik memberikan pengaruh yang berbeda daripada peserta didik yang
memperoleh pembelajaran metode ceramah konvensional. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21.
D. Pembahasan
Berdasarkan teori menyatakan bahwa pendekatan konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran dimana peserta didik aktif secara mental membangun
pengetahuan yang dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh peserta didik
sendiri, sedangkan pendidik hanya berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan penagetahuan itu sendiri, bukan untuk
memindahkan pengetahuan. Dengan demikian metode diskusi kelompok merupakan metode yang tepat untuk digunakan dalam pendekatan ini.
Pembelajaran dengan pendekatan konvensional adalah pembelajaran yang ditransformasikan langsung oleh pendidik kepada peserta didik sehingga
perhatian berpusat pada pendidik sedangkan peserta didik hanya menerima
secara pasif yaitu hanya mendengarkan, menyimak, dan mencatat apa yang disampaikan oleh pendidik, yang tidak semua peserta didik mempunyai
kemampuan yang sama dalam hal tersebut ehingga pendidik harus mengajarkannya kembali kepada peserta didik. Hal tersebut menyebabkan hasil
belajar matematika masih rendah atau kurang memuaskan. Berdasarkan hal tersebut, peserta didik akan menghasilkan hasil belajar
matematika yang lebih baik jika diajarkan melalui metode diskusi kelompok denagn pendekatan konsruktivisme dari pada melalui pendekatan konvensianal
metode ceramah. Hal tersebut sesuai dengan rata-rata hasil belajar pada penelitian ini yang menyatakan bahwa peseta didik yang memperoleh
pemebelajaran metode diskusi kelompok dengan pendekatan konstruktivisme lebih baik daripada peserta didik yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Penelitian ini mempunyai dua variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu variabel bebas pendekatan konstruktivisme metode diskusi kelompok dan
variabel terikat hasil belajar matematika. Pendekatan pembelajaran konstruktif metode diskusi kelompok merupakan cara belajar aktif yang akan merangsang
interaksi dari individu-individu siswa dan guru sehinga siswa akan lebih memahami apa yang sedang dipelajari karena mereka terlibat aktif dalam
pembelajaran. Penulis mangambil sampel kelas VIII B dan VIII H yang berjumlah 64
orang. Penulis meneliti dengan sampel dua kelas yaitu kelas B menerapkan