b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari pendidik ke peserta didik, kecuali hanya dengan keaktifan peserta didik sendiri untuk menalar.
c. Peserta didik aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi konsep ilmiah.
d. Pendidik sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar.
e. Menghadapi masalah yang relevan dengan peserta didik. f. Struktur pembelajaran seputar konsep utama penting sebuah pertanyaan.
g. Mencari dan menilai pendapat peserta didik. h. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan peserta didik.
22
Dari semua prinsip itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah pendidik tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada
peserta didik. Peserta didik harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Pendidik dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang
membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi peserta didik.
22
Paul Suparno, Filsafat Konsrtuktivisme Dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius, 1997, h. 70.
6. Kelebihan dan Kekurangan Konstruktivisme
a. Kelebihan 1 Berpikir, dalam proses membina pengetahuan baru peserta didik
berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan.
2 Pemahaman, peserta didik terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan
baru, mereka
akan lebih
paham dan
boleh mengaplikasikannya dalam semua situasi.
3 Mengingat, peserta didik terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan lebih ingat lebih lama semua konsep. Melalui pendekatan ini
peserta didik membina sendiri pemahamannya. 4 Kemahiran sosial, kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi
dengan teman dan pendidik dalam membina pengetahuan baru. 5 Motivasi, peserta didik terlibat langsung, memahami, ingat, yakin, dan
saling berinteraksi, mereka akan merasa termotivasi belajar dalam memperoleh pengetahuan baru.
23
b. Kelemahan 1 Peserta didik mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri, tidak jarang
bahwa hasil konstruksi peserta didik tidak cocok dengan hasil
23
Keunggulan penggunaan pandangan konstruktivisme dalam pembelajaran “Online,
tersedia:
http:webcache.googleusercontent.comsearch?q=cache:LaFXFu3fIicJ:jurnal.fkip.uns.ac.idi ndex.
diakses pada tgl 22 Juni 2016, Pukul 10:18 WIB”
konstruksi sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.
2 Membutuhkan waktu yang lama dan setiap peserta didik memerlukan penanganan yang berbeda-beda.
3 Sarana dan prasarana sekolah yang membantu peserta didik. 4 Meskipun pendidik hanya menjadi motivator dan memediasi jalannya
proses belajar, tetapi pendidik harus memiliki perilaku yang elegan dan arif sebagai spirit bagi peserta didik sehingga dibutuhkan pengajaran
yang mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Proses Belajar Menurut Konstruktivisme
a. Proses belajar konstruktivistik secara konseptual proses belajar jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi
yang berlangsung satu arah dari luar kedalam diri peserta didik kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bermuara
pada pemuktahiran struktur kognitifnya. Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dan pada segi perolehan pengetahuan dari fakta-fakta
yang terlepas-lepas. b. Peranan peserta didik, menurut pandangan ini belajar merupakan proses
pembentukan pengetahuan. Namun yang akhirnya paling menentukan adalah terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar peserta didik itu
sendiri.