Berdasarkan Pasal 4 ayat 1 PMNAKa.BPN Nomor 3 Tahun 1999 bahwa sebelum mengajukan permohonan hak, pemohon harus menguasai
tanah yang dimohonnya, dibuktikan dengan data yuridis dan data fisik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Disamping mengatur
tata cara pemberian Hak milik, Hak Pakai, Hak Guna Bangunan di dalam peraturan ini juga mengatur Hak Pengelolaandan sekaligus kewajiban-
kewajiban yang harus dipenuhi oleh penerima hak atas tanah. Pemberian hak terjadi dengan diterbitkan surat keputusan pemberian
hak oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Keputusan pemberian hak kewenangannya berada pada Kepala BPN RI, namun demikian
kewenangan pemberian hak tersebut sebagian dilimpahkan kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanhaan Nasional Provinsi dan Kepala Kantor
Pertanahan KabupatenKota. Dengan memberikan pelimpahan kewenangan yang lebih besar kepada Kepala Kantor KabupatenKota dapat memberikan
kemudahan bagi masyarakat dalam mengurus pendaftaran tanahnya yang pada akhirnya akan dapat mengurangi permasalahan-permasalahan yang timbul di
bidang pertanahan khususnya pemberian hak atas tanah.
15
7. Peralihan Hak Atas Tanah
Hak-Hak atas tanah sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 16 Undang Undang No. 5 tahun 1960 antara lain berupa hak milik, hak guna
15
Sukayadi., Pengelolaan Tanah Negara dan Tanah Aset Pemerintah, STPN, Yogyakarta, 2007, hal. 29.
Universitas Sumatera Utara
usaha, hak guna bangunan dan hak pakai dapat dialihkan oleh pemiliknya kepada pihak lain sebagaimana yang diatur dalam pasal 20 ayat 2, asal 28
ayat 3, pasal 35 ayat 3, dan pasal 43 UU No. 5 tahun 1960 jo. pasal 37 ayat 1 PP No. 24 tahun 1997. Adapun bunyi dari pasal-pasal tersebut sebagai
berikut : a.
Pasal 20 Ayat 2 Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain. b.
Pasal 28 ayat 3 Hak guna usaha dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.
c. Pasal 35 ayat 3 Hak guna bangunan dapat beralih dan dialihkan kepada
pihak lain. d.
Pasal 43 menyatakan sepanjang mengenai tanah yang dikuasai langsung oleh Negara maka hak pakai hanya dapat dialihkan kepada pihak lain
dengan izin pejabat yang berwenang. Hak Pakai atas tanah milik hanya dapat dialihkan kepada pihak lain, jika hal itu dimungkinkan dalam
perjanjian yang bersangkutan. e.
Pasal 37 ayat 1 PP Nomor 24 Tahun 1997 Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah,
pemasukan data perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan
jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT yang berwenang menurut ketentuan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Boedi Harsono menyatakan bahwa peralihan hak atas tanah, bisa terjadi karena pewarisan tanpa wasiat dan pemindahan hak. Peralihan hak
karena pewarisan tanpa wasiat, menurut hukum perdata terjadinya pewarisan tanpa wasiat, jika pemegang sesuatu hak atas tanah meninggal dunia, maka
hak tersebut beralih kepada ahli warisnya.
16
Peralihan hak tersebut terjadi karena peristiwa hukum dengan meninggalnya pemegang hak. Berbeda
dengan beralihnya hak - hak atas tanah karena pemindahan hak. Pemindahan hak terjadi karena terjadinya perbuatan hukum atas hak -
hak tanah yang bersangkutan dengan sengaja dialihkan kepada pihak lain. Bentuk pemindahan haknya bisa : jual beli, tukar menukar, hibah, pemberian
menurut adat, pemasukan dalam perusahaan atau inbreg dan hibah-wasiat atau ”legaat”.
8. Kegiatan Pendaftaran Tanah