Status Tanah Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT

4. Penggunaan Tanah

Dari luas lahan yang ada di Kota Tebing Tinggi dipergunakan oleh masyarakat dalam berbagai macam penggunaan tanah. Luas lahan sebagian besar dipergunakan sebagai lahan pertanian mencapai 50,93 persen, sedang luas lahan yang terkecil dipergunakan untuk Industri mencapai 0,59 persen yang dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6 Luas Dan Porsentase Penggunaan Tanah Diperinci Menurut Jenisnya di Kota Tebing Tinggi Tahun 2010 Jenis Penggunaan Luas Ha Persentase - Pemukiman - Sarana Sosekbud - Pertanian sawah,kebuntegalan - Industri - Semak Belukar - Lain-lain termasuk rawa-rawa 1.385,15 241,00 1.957,60 22,85 136,65 102,25 36,04 6,27 50,93 0,59 3,50 2,67 Jumlah 3.843,80 100,00 Sumber data : Kota Tebing Tinggi Dalam Angka Tahun 2010

5. Status Tanah

Dari jumlah bidang - bidang tanah yang ada dalam wilayah Kota Tebing Tinggi, status hak atas bidang-bidang tanah ada yang sudah bersertipikat dan ada yang belum bersertipikat. Bidang tanah yang sudah bersertipikat terdiri dari Sertipikat Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Universitas Sumatera Utara Pakai dan Hak Pengelolaan. Sedangkan bidang-bidang tanah yang belum bersertipikat berstatus tanah negara yang dikuasai masyarat belum mempunyai sesuatu hak atas tanah . Jika dibandingkan dari luas dan jumlah bidang tanah tersebut, maka ditemui bidang-bidang tanah sudah bersertipikat lebih sedikit dari luas dan bidang tanah yang belum bersertipikat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7 berikut : Tabel 7 Status Tanah Dalam Persentase Luas Diperinci Menurut Status Tanah Di Kota Tebing Tinggi Status Tanah Bidang Luas Ha Persentase Luas Sudah bersertipikat Belum sertipikat 33.405 54.338 1.670,25 2.173,55 43,45 56,55 Jumlah 87.743 3.843,80 100 Sumber data : Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi Tahun 2011 Dari tabel 7 di atas dapat dilihat, bahwa dari luas wilayah Kota Tebing Tinggi tanah yang sudah bersertipikat mencapai 43,45 persen, sedangkan yang belum beseretipikat tersisa sebesar 56,55 persen.

6. Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi

a. Kedudukan, Tugas Dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional dan Peraturan Kepala Badan Nasional Nomor 4 tahun 2006 tentang Organinasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan. Kedudukan, Tugas dan Universitas Sumatera Utara Fungsi Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional di kota yang berada dibawah dan bertangung jawab kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara, sebagaimana ditentukan dalam pasal 29, 30 dan 31 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.4 Tahun 2006. Dalam melaksanakan tugasnya semua unsur di lingkungan Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan singkronisasi baik dalam lingkungan sendiri maupuin dalam hubungan antar instansi pemerintah di daerah. Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia di Kota Tebing Tinggi. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi mempunyai fungsi sebagai berikut : - Penyusunan rencana program dan penganggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pertanahan. - Pelayanan perizinan dan rekomendasi di bidang pertanahan. - Pelksanaan survey pengukuran dan pemetaan dasar, pengukuran dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah. - Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan pemetaan wilayah pesisir pulau-pulau kecil perbatasan wilayah tertentu. Universitas Sumatera Utara - Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak tanah, pendaftaran tanah, pemeliharaan data pertanahan, dan administras tanah aset pemerintah. - Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengolahan tanah Negara, tanah terlantar, tanah kritis, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyrakat. - Penanganan konflik, sengketa dan perkara pertanahan. - Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah. - Pengelolaan SIMTANAS. - Pemberian keterangan dan informasi pertanahan kepada masyarakat, pemerintah dan swasta. - Pengkoordinasian, penelitian dan pengembangan. - Pengkoordinasian pengembangan sumber daya manusia pertanahan. - Pelaksanaan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, perundang-undangan serta pelayanan.

b. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang membawahi satu Kepala Subbagian Tata Usaha dan lima Kepala seksi sebagaimana yang diatur dalam pasal 32 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No.4 Tahun 2006, dengan struktur organisasi sebagai berikut : - Sub Bagian Tata Usaha. - Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaaan. Universitas Sumatera Utara - Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah. - Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan. - Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan. - Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara. Tiap-tiap kepala seksi dan subbag tata usaha membawahi para kepala subseksi dan kepala urusan dengan jumlah keseluhan sebanyak 14 empat belas orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Bagan Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi dibawah ini :

7. Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT

Sesuai dengan pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pembuat Akta Tanah PPAT, maka di Kota Tebing Tinggi telah diangkat sebanyak 8 delapan orang PPAT yang merangkap sebagai Notaris. Sedangkan PPAT Sementara yaitu Camat yang diangkat untuk menjalankan tugas pembuatan akta di wilayah kerjanya tidak ada, karena di Kota Tebing Tinggi jumlah PPAT yang ada sudah cukup untuk melayani masyarakat dalam pembuatan akta. Semua PPAT dalam menjalankan tugas setiap hari berkantor di wilayah kerjanya di Kota Tebing Tinggi. Adapun akta peralihan dan pembebanan hak yang dibuat oleh PPAT di Kota Tebing Tinggi adalah berupa akta jual beli, akta hibah, akta tukar menukar, akta pembagian hak bersama dan akta pembebanan hak tanggungan. Untuk pembuatan suatu akta PPAT memungut uang jasa honorarium dan termasuk uang jasa saksi sebesar 1 dari harga yang tercantum dalam akta sebagaimana ditentukan dalam pasal 32 PP No.37 tahun 1998. Universitas Sumatera Utara

D. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Terwujudnya Catur Tertib Pertanahan

1. Faktor - Faktor Penunjang

Untuk menegetahui bagaimana pelaksanaan pendaftaran tanah itu telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam peraturan perundangan pendaftaran tanah dilihat dari mekanisme kerja, prosedur pendaftaran tanah, tersedianya dokumentasi pertanahan dan terpetakannya bidang-bidang tanah yang diuraikan sebagai berikut :

a. Mekanisme Kerja

Untuk melaksanakan tugas dan kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pendaftaran tanah pertama kali dan kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah di Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi telah diadakan pembagian tugas dan fungsi sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 tahun 2006, tentang struktur organisasi Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk mendaftarakan haknya dengan mekanisme kerja yanag ada pada kantor tersebut dapat memberikan pelaksanaan yang baik dan cepat kepada masyarakat yang mendaftarkan tanahnya. Selain kantor pertanahan sebagai pelaksana kegiatan pendaftaran tanah, juga sebagaian tugas tersebut dilaksanakan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT yang khusus menangani tugas - tugas pembuatan akta Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH HAK MILIK DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TERTIB PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH HAK MILIK DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KOTA SURAKARTA.

1 3 15

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH HAK MILIK DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KOTA SURAKARTA.

0 3 16

PENUTUP PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH HAK MILIK DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN DI KOTA SURAKARTA.

0 3 5

PERALIHAN HAK TANAH ABSENTE BERKAITAN DENGAN PELAKSANAAN CATUR TERTIB PERTANAHAN DI KABUPATEN KARANGANYAR.

1 0 18

BAB II PELAKASANAAN PENDAFTARAN TANAH GUNA TERWUJUDNYA CATUR TERTIB PERTANAHAN DI TEBING TINGGI A. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah 1. Pengertian Pendaftaran Tanah - Tinjauan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Terhadap Terwujudnya Catur Tertib Pertanahan Di Kota

1 1 54

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Terhadap Terwujudnya Catur Tertib Pertanahan Di Kota Tebing Tinggi

0 2 19

TINJAUAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH TERHADAP TERWUJUDNYA CATUR TERTIB PERTANAHAN DI KOTA TEBING TINGGI

0 1 11

BAB II PELAKASANAAN PENDAFTARAN TANAH GUNA TERWUJUDNYA CATUR TERTIB PERTANAHAN DI TEBING TINGGI A. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah 1. Pengertian Pendaftaran Tanah - Tinjauan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Terhadap Terwujudnya Catur Tertib Pertanahan Di Kota

0 0 54

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Terhadap Terwujudnya Catur Tertib Pertanahan Di Kota Tebing Tinggi

0 1 19

TINJAUAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH TERHADAP TERWUJUDNYA CATUR TERTIB PERTANAHAN DI KOTA TEBING TINGGI

0 0 11