pihak Bank, yang mana salah satu persyaratannya adalah sertipikat tanah yang dijadikan sebagai jaminan utang. Keadaan inilah salah satu yang
mendorong masyarakat untuk mendaftarkan dan mengurus sertipikat tanahnya. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan Kepala
Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi yang mana masyarakat yang mendaftarkan
peralihan hak
dan pembebanan
haknya, setelah
mendapatkan kata sepakat dengan pihak Bank menegenai persetujuan perikatan perjanjian utang-piutang dan pembuatan surat kuasa pemasangan
Hak Tanggungan dan akta pembebanan hak tanggungan, pada umumnya mereka langsung memohonkan pendaftaran penerbitan sertipikat hak
tanggungannya.
2. Faktor-Faktor Penghambat
a. Penyuluhan Tidak Merata
Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi dalam melakukan penyuluhan terbentur karena kurangnya biaya yang tersedia, waktudan tenaga yang
terampil. Keadaan ini membawa akibat tidak meratanya penyuluhan yang dilakukan oleh kantor pertanahan. Dari hasil penelitian lewat wawancara
dengan Kepala Seksi Pendaftaran Tanah maupun petugas kantor pertanahan dan kantor kelurahan ternyata penyuluhan dilakukan secara
langsung hanya di daerah-daerah kelurahan yang terkena proyek-proyek operasional agraria seperti Prona dan pengukuran IP4T, sehingga belum
sepenuhnya penyuluhan menyentuh masyarakat Kota Tebing Tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan di kelurahan-kelurahan lainnya penyuluhan dilakukan jarang sekali dilakukan, kalaupun ada hanya pada saat dilaksanakan rapat-rapat
kelurahan saja. Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi dalam melaksanakan tugas
penyuluhan terbentur karena terbatasnya biaya dan waktu yang tersedia. Keadaan ini dapat mempengaruhi kurangnya pengetahuan masyarakat
dalam arti pentingya untuk mendaftarkan tanahnya, sehingga dapat mempengaruhi kurangnya minat masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya
secara langsung ke kantor pertanahan.
b. Tingkat Pendidikan
Seperti dapat dilihat pada Bab II Gambaran Umum Wilayah pada tabel 5, bahwa tingkat pendidikan masyarakat di daerah penelitian ini sangat
rendah. Karena sekitar 52,78 masih tamatan sekolah dasar. Jumlah ini adalah persentase terbesar jika dibandingdengan tingkat lainnya. Hal ini
berpengaruh dalam menanggapi berbagai Peraturan Perundangan tentang pendaftaran tanah yang diselenggarakan oleh Pemerintah. Tabel 9 dibawah
ini menunjukkan keadaan masyarakat dalam menanggapi Peraturan Pemerintah mengenai pendaftaran tanah sebagai berikut.
Tabel 9 Responden Dalam Menanggapi Peraturan Pendaftaran Tanah
Dan Porsentasenya Di Kota Tebing Tinggi
Tanggapan Responden Prekwensi
Persentase Tanggap
15 30
Kurang Tanggap 30
60
Universitas Sumatera Utara
Tidak Tanggap 5
10 Jumlah
50 100
Sumber data : Data Primer tahun 2012
Dari tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden sekitar 15 orang saja yang tanggap akan adanya Peraturan Pemerintah. Sedangkan
yang lainnya kurang tanggap, bahkan ada yang tidak tanggap. Tetapi dari hasil wawancara dengan responden sebagian besar diantara mereka bahwa
sertipikat kegunaannya sangat penting. Namun demikian walaupun diantara responden sudah mengetahui arti pentingnya sertipikat tetapi
belum sepenuhnya mendaftarkan tanahnya disebabkan keterbatasan biaya.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
UPAYA KANTOR PERTANAHAN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENDAFTARAN TANAH UNTUK TERWUJUDNYA CATUR
TERTIB PERTANAHAN DI KOTA TEBING TINGGI
A. Penerapan Ketentuan Peraturan Pertanahan Dalam Pelaksanaan Kegiatan Pendaftaran Tanah
1. Kegiatan Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali