haknya sebelum jangka waktunya berakhir, dicabut untuk kepentingan umum, diterlantarkan, tanahnya musnah, ketentuan dalam Pasal 36 ayat 2
yakni karena pemegang Hak Pakai tidak melepaskan atau mengalihkan kepada yang berhak dalam waktu 1 satu tahun disebabkan pemegang hak
tidak lagi berwenang sebagai subyek Hak Pakai.
5. Pelaksana Pendaftaran Tanah
a. Badan Pertanahan Nasional
Penyelenggaraan pendaftaran tanah diwilayah negara Republik Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam pasal 19 UUPA, bahwa
penyelenggaraan pendaftaran tanah di Indonesia dilaksanakan oleh Pemerintah dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional BPN sesuai dengan
yang ditentukan dalam pasal 5 dan 6 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997. Dalam penyelenggaraan tugas kegiatan pendaftaran tanah di
tingkat kabupatenkota, tugas pelaksanaan pendaftaran tanah dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
khususnya pembuatan akta peralihan dan pembebanan hak atas tanah dalam kegiatan pemeliharan data pendaftaran tanah, serta Pejabat lain
yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan - kegiatan tertentu menurut peraturan perundang - undangan yang bersangkutan.
b. Pejabat Pembuat Akta Tanah
Dalam rangka menyelenggarakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh PPAT, khususnya dalam kegiatan pemeliharan
Universitas Sumatera Utara
data pendaftaran tanah karena pemindahan hak atas tanah wujud dari upaya tersebut melalui akta-akta yang dibuatnya. Perbuatan hukum
pemindahan hak dimaksud adalah perbuatan pengalihan dari orang pertama yang telah mendaftarkan hak itu kepada orang kedua pihak lain
yang menerima hak atas tanah.
12
Perbuatan hukum tersebut dituangkan dalam akta yang dijadikan sebagai dasar pendaftarn atas perubahan data pendaftarn tanah pasal 2
ayat 1 PP No. 37 tahun 1998 jenis dan bentuk akta sebagaimana diuraikan dalam pasal 95 PMNAKBPN No. 3 tahun 1997 dan pasal 2 ayat
2 PP No. 37 tahun 1998 adalah jual beli, tukar menukar hibah, pemasukan kedalam perusahaan inbreng dan pembagian hak bersama,
pemberian Hak Guna BangunanHak Pakai atas tanah Hak Milik, Pemnberian hak Tanggungan dan Pemberian Kuasa membebankan Hak
Tanggungan. Menurut pasal 1 angka 1 PP No. 37 tahun 1998, Pejabat Pembuat Akta
Tanah selanjutnya disingkat PPAT adalah pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum
tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun. Kedudukan PPAT sebagai pejabat umum, maka akta yang dibuat
mengenai perbuatan hukum dimaksad merupakan akta otentik. Pengertian akta otentik menurut pasal 1868 Kitab Undang Undang Hukum Perdata
12
Muhammad Yamin., Problematika Mewujudkan Jaminan Kepastian Hukum Atas Tanah Dalam Pendaftaran Tanah, Pidato Pengukuhan, USU, Medan,
2006, hal. 20.
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya disebut KUHPerdata ialah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh Undang - Undang, dibuat oleh atau dihadapan
pegawai - pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat akta dibuatnya.
13
6. Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah