2. Kegiatan Pendaftaran Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah
a. Pembuatan Akta Peralihan Hak Dan Pembebanan Hak
Tugas pokok PPAT adalah melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dalam hal membuat akta peralihan dan pembebanan hak
yang berlaku sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah. Akta yang dibuat oleh PPAT akan dijadikan
sebagai dasar untuk melaksanakan pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah telah terjadinya perbuatan hukum atas tanah yang
mengakibatkan berpindahnya hak seseorang atau badan hukum atas tanah kepada pihak lain. Sebelum pendaftaran peralihan hak atas tanah yang
disebabkan jual beli, hibah , tukar menukar, pembagian hak bersama dan pemberian hak tanggungan, terlebih dahulu dilaksanakan pembuatan akta
yang dilakukan dihadapan PPAT sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 37 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997. Adapun syarat -
syarat yang harus dipenuhi untuk pembuatan akta tersebut sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1997 sebagai berikut : -
Sertpikat tanah atas nama pihak yang mengalihkan. -
Melakukan cek bersih sertipikat tersebut ke Kantor Pertanahan untuk mengetahui bahwa sertipikat tersebut sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya dan tidak ada terikat dengan sita jaminan atau blokir dari pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
- SPPT tanah yang bersangkutan.
- Foto copy kartu tanda penduduk KTP.
- Bukti pelunasan pembayaran BPHTBPPh.
Setelah syarat-syarat tersebut dipenuhi dan diteliti kebenarannya oleh PPAT barulah jual beli atas tanah tersebut dilaksanakan. Adapun
rangkaian kegiatan pembuatan akta jual beli tersebut adalah sebagai berikut :
- Menghadirkan pihak penjual dan pembeli bersama-sama para saksi
menghadap Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT. -
PPAT terlebih dahulu memeriksa mengenai kebenaran surat-surat dan data-data pertanahan yang berhubungan dengan tanah tersebut, apakah
tanah yang menjadi objek jual beli itu benar-benar tidakdalam sengketa dan tidak terikat dengan sesuatu perjanjian utang atau
pinjam-meminjam. -
Setelah PPAT menganggap bahwa surat-surat yang berhubungan dengan tanah tersebut telah benar, maka dibuakan akta jual beli yang
ditanda tangani oleh pihak penjual, pihak pembeli, dua orang saksi dan PPAT.
- Kemudian setelah akta tersebut selesai ditanda tangani dibukukan
dalam daftar akta sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1996.
- Selanjutnya lembar asli akta jual beli tersebut disimpan pada kantor
PPAT dijilid dalam bentuk bundel, sedangkan lembar salinan akta
Universitas Sumatera Utara
bersama sertipikat dan berkasnya dikirimkan kepada Kantor Pertanahan untuk dilaksanakan pendaftaran pencatatan peralihan
haknya paling lambat selama 7 tujuh hari setelah tanggal penerbitan akta sebagaimana ditentukan dalam pasal 40 PP No. 24 tahun 1997 jo.
pasal 105 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 tahun 1997.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam prosedur pelaksanaan pembuatan akta peralihan hak berupa akta jual beli, akta hibah atas tanah
yang dilakukan para PPAT tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yanag berlaku sehingga dapat dihindari jual beli yang
dilakukan atas tanah-tanah yang dalam keadaan sengketa. Untuk pembuatan akta pembebanan hak tanggungan atas sesuatu hak
tanah sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 44 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 jo pasal 97 Peraturan Menteri Negara
AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1997. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
- Sertipikat tanah.
- Melakukan cek bersih terhadap sertipikat tersebut ke Kantor
Pertanahan untuk mengetahui bahwa sertipikat tersebut tidak ada terikat dengan sita jaminan atau blokir dari pihak lain.
- Foto copy kartu tanda penduduk KTP.
- Pemasanagan Surat Kuasa Pemasangan Hak Tanggungan.
Universitas Sumatera Utara
Setelah persyaratan tersebut dipenuhi dan diteliti kebenarannya oleh PPAT barulah jual beli atas tanah tersebut dilaksanakan. Adapun
rangkaian kegiatan pembuatan akta jual beli tersebut sebagai berikut : -
Menghadirkan pihak pemberi hak tanggungan Debitur dan penerima hak tanggungan Kreditur bersama-sama 2 dua orang saksi
menghadap Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT. -
PPAT terlebih dahulu memeriksa mengenai kebenaran surat-surat dan data-data pertanahan yang berhubungan dengan tanah tersebut, apakah
tanah yang menjadi objek jual beliitu benar-benar tidakdalam sengketa dan tidak terikat dengan sesuatu perjanjian utang atau pinjam-
meminjam. -
Setelah PPAT menganggap bahwa surat-surat yang berhubungan dengan tanah tersebut telah benar, maka dibuatkan akta jual beli dan
ditanda tangani oleh pihak penjual, pihak pembeli, dua orang saksi serta PPAT.
- Kemudian setelah akta tersebut selesai ditanda tangani dibukukan
dalam satu buku daftar akta sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1998.
- Selanjutnya lembar asli akta jual beli tersebut disimpan pada kantor
PPAT dijilid dalam bentuk bundel, sedangkan lembar salinan akta bersama sertipikan dan berkasnya dikirimkan kepada Kantor
Pertanahan untuk dilaksanakan pendaftaran pencatatan peralihan haknya.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam prosedur pelaksanaan pembuatan akta pembebanan hak tanggungan atas sesuatu hak tanah yang
dilakukan para PPAT tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yanag berlaku sehingga dapat mewujudkan tertib hukum dan administrasi
pertanahan. Adapun jumlah akta pembebanan hak tanggungan yang dibuat oleh para PPAT di Kota Tebing Tinggi dari tahu 2010 sampai
dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 11 dibawah ini :
Tabel 11 Banyak Akta Peralihan dan Pembebanan Hak
Yang diterbitkan PPAT di Kota Tebing Tinggi
Jenis Akta Tahun
Jumlah 2010
2011 2012
- Akta Jual Beli
- Akta Hibah
- Akta Tukar Menukar
- Akta Pembagian Hak
Bersama -
Akta Pembebanan HT 896
15 --
18
627 1.036
48 --
54
876 1.117
25 --
41
838 3.049
88 --
114
2.341 Jumlah
1.556 2.014
2.021 5.592
Sumber data : Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi tahun 2012
b. Pendaftaran Peralihan Hak