tanah, pembuatan peta pendaftaran tanah, pembuatan Peta Bidang Tanah dan Surat Ukur yang diperlukan untuk penerbitan sertipikat.
d. Kegiatan Tata Usaha Pendaftaran Tanah
Desa dapat dipandang sebagai awal administrasi pertanahan berpangkal, setidak-tidaknya menurut tinjauan historis. Beberapa hal yang
mendasar dapat dilihat pada dasar hukum pertanahan Indonesia yaitu hukum adat dan adanya pendaftaran tanah desa demi desa sebagaimana
digariskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah. Dar
i tingkat desalah “administrasi“ pertanahan berdasar hukum adat itu berawal, dengan antara lain kelembagaan-
kelembagaan seperti kesaksian, asas terang dan tunai dalam peralihan hak atas tanah dan lain-lain.
17
Berawal dari pengadministrasian tanah yang dilaksanakan di tingkat Desa atau Kelurahan tersebut, saat ini pelaksanaan
kegiatan pendaftaran tanah, berdasarkan pasal 10 PP. No.24 tahun 1997 masih tetap menganut satuan wilayah tata usaha pendaftaran menggunakan
satuan wilayah desa atau kelurahan, kecuali untuk pendaftaran Hak Guna Usaha, Hak Pengeloaan dan Hak Tanggungan menggunakan satuan
wilayah tata usaha pendaftraannya Kabupaten atau Kotamadya. Dalam pasal 140 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1997 ditentukan, bahwa dalam rangka
17
Djoko Walijatun, Tanah Dan Pertanahan, STPN, Yogyakarta, STPN, Yogyakarta, 1997, hal. 10.
Universitas Sumatera Utara
penyelenggaraan kegiatan tata usaha pendaftaran tanah dipergunakan daftar-daftar isian yang terdiri dari daftar isian data fisik dan daftar isian
data yuridis. Untuk pembukuan hak atas tanah dalam rangka penerbitan sertipikat dibukukan dalam daftar umum yang terdiri dari Daftar Tanah
DI 203, Daftar Nama DI 204, Daftar Surat Ukur DI 311 B dan Daftar Hak DI 312 yang tata cara pengadministrasiannya diatur menurut pasal-
pasal sebagi berikut : -
Menurut pasal 146 PMNAKBPN No. 3 tahun 1997, daftar tanah DI 203 dibuat per desakelurahan yang isinya dibukukan semua bidang
tanah baik yang dikuasai oleh perorangan, badan hukum maupun pemerintah dengan sesuatu hak maupun tanah negara yang terletak
didesa yang bersangkutan. -
Menurut pasal 171 PMNAKBPN No. 3 tahun 1997, pembuatan daftar nama DI 204 untuk mengetahui pemilikan hak atas tanah, hak
pengelolaan atau hak milik atas satuan rumah susun oleh seseorang atau badan hukum. Satu daftar nama dibuat untuk satu orang atau satu
badan hukum. -
Menurut pasal 156 dan pasal 158 PMNAKBPN No. 3 tahun 1997 ditentukan untuk keperluan pendaftaran hak dibuatkan surat ukur pada
tiap - tiap bidang tanah dan untuk dalam rangka penerbitan sertipikat dibuatkan salinan surat ukur. Setiap surat ukur yang diterbitkan dicatat
dalam daftar surat ukur DI 311 dan dijilid dalam bentuk buku. -
Menurut pasal 162 dan 169 PMNAKBPN No. 3 tahun 1997 ditentukan untuk setiap hak atas tanah, hak pengelolaan, hak milik atas
Universitas Sumatera Utara
satuan rumah susun, hak tanggungan dan tanah wakaf dibuatkan satu buku tanah. Buku tanah hak milik, hak guna bangunan, hak pakai, hak
atas satuan rumah susun dan tanah wakaf disusun menurut jenis hak dengan satuan wilayah desakelurahan.
Selain daftar-daftar tersebut dalam pnyelenggaraan kegiatan pendaftaran tanah dilakukan pada daftar-daftar lainnya berupa daftar
permohonan pekerjaan pendaftaran tanah DI 301, daftar permohonan pengukuran DI 302, daftar pelayanan informasi DI 303, daftar
penyelesaian pekerjaan pendaftaran tanah DI 208, daftar penyerahan sertipikat DI 301 A, daftar penerimaan biaya pendaftaran tanah DI 305,
daftar peta DI 311 A.
9. Sisitem Publikasi Pendaftaran Tanah