Fishing ground Perkembangan perikanan lemuru di Selat Bali

57 Jembrana diagram batang abu-abu, sedang diagram batang berwarna putih jumlah produksi kedua lokasi. Kedua lokasi menunjukan trend yang sama, yaitu trend menurun dari musim timur ke musim barat, dengan puncak produksi di bulan Nopember Banyuwangi dengan produksi rata-rata 3.727,994 ton dan Jembrana 2.010,835 ton. Produksi paling kecil berada pada bulan Juli, yaitu Banyuwangi dengan produksi rata-rata 534,164 ton dan Jembrana 376,182 ton. Gambar 22 Grafik hasil produksi bulanan semua armada 5-30 GT

4.1.2.2 Fishing ground

Fishing ground merupakan data hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya, informasi dari pelabuhan, dan ditambah informasi dari sebagian nelayan. Secara umum masyarakat nelayan sudah mengenal daerah tangkapan fishing ground secara turun temurun, dan semakin jelas ketikan dikenalkannya purse seine pada tahun 1972. Pada prinsipnya fishing ground tersebut berada di paparan Jawa dan paparan Bali, karena kedua paparan tersebut merupakan habitan lemuru yang baik, khusunya untuk mencari makan feeding ground. Daerah-daerah fishing ground tersebut oleh masyarakat dan sampai sekarang diberi nama berdasarkan daratan terdekat, yaitu: Klosot Wringinan-paparan Jawa, Senggrong paparan Jawa, Tanjung Angguk paparan Jawa, Karang Ente paparan Jawa, Grajagan paparan Jawa, Pulukan paparan Bali, Seseh paparan Bali, dan Uluwatu paparan Bali. Selain ke delapan daerah tersebut ada juga 58 penangkapan dengan menggunakan bagan tancap dan bagan apung yaitu di Teluk Pang-pang, Teluk Banyubiru, dan Teluk Senggrong. Namun, lemuru di Selat Bali pada dasarnya menyebar di 8 daerah penangkapan utama, yaitu: Klosot, Senggrong, Tanjung Angguk, Karang Ente, dan Grajagan, serta teluk Pangpang di paparan Jawa, sedangkan di paparan Bali terdapat di daerah penangkapan Pulukan, Seseh, dan Uluwatu. Lemuru ukuran kecil sempenit banyak tertangkap di daerah penangkapan Klosot Wringinan, Senggrong, dan Teluk Pangpang. Sedangkan lemuru ukuran besar tertangkap di daerah penangkapan Tanjung Angguk, dan Karang Ente di paparan Jawa, serta Seseh, dan Uluwatu di paparan Bali. Daerah daerah penangkapan tersebut sekaligus merupakan migrasi dari jenis lemuru berdasarkan size kategori. Jenis alat tangkap purse-seine melakukan tekanan penangkapan intensif di daerah penangkapan Tanjung Angguk, dan Karang Ente di paparan Jawa, serta Seseh, dan Uluwatu di paparan Bali. Daerah penangkapan di Selat Bali dibagi menjadi 2 zona yaitu zona II 08 o 40’ LS – 114 o 33’ BT, 08 o 30’ LS – 114 o 33’ BT. 08 o 30’ LS – 114 o 53’ BT, 08 o 13’ LS – 114 o 27’ BT, dan 08 o 13’ LS – 114 o Gambar 23 Daerah penangkapan Fishing ground lemuru di Selat Bali 23’ BT hanya diperuntukan untuk penangkapan armada kecil tradisional, sedang lainnya untuk kapal ukuran besar atau bermotor Gambar 23. Daerah Penangkapan di Paparan Jawa : A. Klosot Wringinan B. Senggrong C. Tanjung Angguk D. Karang Ente E. Grajagan Daerah Penangkapan di Paparan Bali : F. Pulukan G. Seseh H. Uluwatu 08 o 00’ 114 o 30’ 114 o 45’ 114 o 50’ 114 o 15’ 114 o 55’ 08 o 15’ 08 o 45’ 08 o 30’ Sumber :PPP Muncar, PPN Pengambengan, Merta,I.G.S dan Monintja,D.R. 2002data diolah 59

4.1.2.3 Perkembangan jumlah upaya effort