Validasi Model METODE PENELITIAN

45 Gambar 13 Rancangan model dinamis perikanan lemuru di Selat Bali Validasi kenerjaoutput model adalah memvalidasi kinerja model dengan data empiris, untuk melihat sejauh mana perilaku output model sesuai dengan perilaku data empirik. Prosedur malakukan uji konsistensi adalah : 1 Mengeluarkan output simulasi, khusus hasil simulasi dari variabel utama reference mode, kemudian dibandingkan dengan pola perilaku data empirik, dengan membandingkan secara visual terlebih dahulu, jika ada penyimpangan yang menonjol, kemudian memperbaiki variabel dan parameter model berdasarkan hasil penelusuran terhadap sebab-sebab penyimpangan. Jika secara visual pola output simulasi sudah mengikuti pola data aktual, untuk memperoleh keyakinan dilakukan uji statistik. 2 Melakukan uji statistik untuk melihat penyimpangan antara output simulasi dengan data aktual dengan Saringan Kalman KF yaitu perbandingan antara varian nilai simulasi dengan penjumlaha varian nilai aktual dan varian nilai simulasi, dengan persamaan KF : V s V s +V a dengan V s : S i -S i 2 N-1 dan V a : A i -A i 2 N-1; dimana Va : varian nilai aktual, Vs : varian nilai simulasi, dan N:interval waktu pengamatan. Tingkat kecocokan fitting hasil simulasi dengan kenyataan yang dapat diterima secara statistik adalah 47,5 - 52,5, Barlas,1996 dalam Muhamadi et al, 2001.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Perikanan purse seine Selat Bali

4.1.1.1 Kapal purse seine Selat Bali

Armada penangkapan lemuru di Selat Bali merupakan jenis kapal motor tempel KMT yang memiliki spesifikasi ukuran beragam. Armada penangkapan lemuru pada dasarnya berasal dari Kabupaten Banyuwangi propinsi Jawa Timur dan Kabupaten Jembrana Propinsi Bali. Ukuran bobot matigross ton GT kapal maksimum 30 GT. Spesifikasi kapal kedua daerah sama yaitu terbuat dari kayu, dibuat dengan tipe kapal Madura dibuat di Madura atau mendatangkan ahli dari Madura untuk membuat kapal di lokasi setempat. Kapal purse seine ini digolongkan menjadi dua golongan yaitu kapal dengan bobot mati di atas 10 GT sampai 30 GT KB=armada besar dan 5-10 GT KM=armada menengah. Setiap unit penangkapan terdiri dari dua kapal, satu kapal sebagai kapal jaring dan kapal lain sebagai kapal pemburu. Jumlah armada perikanan pure seine di Selat Bali pada tahun 2010 adalah 240 unit dengan ukuran di atas 10-30 GT KB, sedang untuk ukuran 5-10 GT KM berjumlah 183 unit Tabel 5. Armada yang beroperasi tersebut dilaporkan 43 unit dengan ukuran di atas 10-30 GT tidak memiliki ijin dan beroperasi di PPP Muncar. Namun menurut laporan PPP Muncar tahun 2010 kapal purse seine yang beropersi sebanyak 203 unit. Menurut SKB No. 238 tahun 1992674 tahun 1992 bahwa jumlah armada di Selat Bali diberi kuota sebanyak 273 unit 190 unit Provinsi Jawa Timur dan 80 unit Provinsi Bali, sehingga terjadi kelebihan kuota armada sebanyak 150 unit. Tabel 5 Jumlah kapal purse seine di Selat Bali Tahun 2010 GT 10 5-10 GT Alat Keterangan 203 unit 146 unit purse seine Banyuwangi 37 unit 37 unit purse seine Jembrana Jumlah 240 unit 183 unit Total 423 unit Sumber : PPN Pengambengan dan PPP Muncar data diolah Armada purse seine dalam pengoperasianya menggunakan mesin Yanmar 300 PK berjumlah 7 unit untuk kapal di atas 10-30 GT KB dan 4 mesin untuk 48 ukuran 5-10 GT KM. Alat bantu berupa lampu 10 kwatt generator 22 PK, satu generator untuk 5-10 GT KM dan 2 generator untuk di atas 10-30 GT KB. Pemeliharaan kapal dilakukan setiap bulan, sedang pemeliharaan mesin maupun generator dilakukan setiap tiga bulan. Jumlah anak buah kapal ABK berjumlah 24 orang per unit pada kapal dengan ukuran 5-10 GT dan 36 orang per unit pada kapal diatas 10-30 GT di Kab. Jembrana, kalau di Kab. Banyuwangi jumlah ABK 23 orang untuk kapal 5-10 GT dan 55 orang untuk kapal di atas 10-30 GT. Gambar 14 Grafik pertumbuhan armada purse seine di Selat Bali Perkembangan armada purse seine di Kab. Banyuwangi dari tahun 2005 terus cenderung stabil 229 unit dan mulai menurun pada tahun 2008 220 unit, namun yang beroperasi di Selat Bali khususnya untuk menangkap lemuru cenderung mengalami peningkatan sejak tahun 2006 166 unit hingga tahun 2009 203 unit. Tahun 2009 armada purse seine di Kab. Banyuwangi ada 17 unit yang tidak beroperasi di PPP Muncar, mengingat bahwa di Kab. Banyuwangi terdapat 4 tempat pelelangan ikan TPI yaitu TPI Muncar, TPI Pancer, TPI Grajagan, dan TPI Mandar, namun untuk pusat perikanan lemuru berada di TPI Muncar. Kab. Jembrana cenderung stabil jumlah armada purse seine yaitu 74 unit sejak tahun 2005 sampai 2010. Mengingat di Kab. Jembrana hanya memiliki satu TPI dan pelabuhan perikanan yaitu Pengambengan, tentu jumlah armada purse seine yang ada beroperasi di Selat Bali dan berpangkalan di PPN Pengambengan Tabel 6. Secara umum di perairan Selat Bali perkembangan armada purse seine mengalami peningkatan sejak tahun 2006 240 unit hingga tahun 2009 277 unit serta pada tahun 2010 relatif besar peningkatannya, seperti pada Gambar 14. Tahun 2010