Sumberdaya Lemuru TINJAUAN PUSTAKA
12
melampaui kapasitas kemampuan menanggung dan mengakomodasi tekanan eksploitasi dan mengakibatkan penangkapan berlebih overfishing terhadap
sumberdaya ikan Widodo Suadi, 2006. Secara sederhana overfishing dapat dideteksi dengan melihat hasil tangkapan
per satuan upaya Catch per unit EffortCPUE yang semakin menurun. Adanya penurunan CPUE mencerminkan bahwa kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan
semakin tidak efisien dan semakin terbatasnya sumberdaya ikan yang dapat dimanfaatkan nelayan. Indikasi ketidak-efisienan dapat dilihat dari semakin
banyaknya energi, dana dan waktu yang dikerahkan untuk memperoleh ikan serta semakin kecilnya individu ikan yang tertangkap dan penurunan total produksi
perikanan King, 1995; Gordon, 1954.
Gambar 4 Sardinella lemuru Bleeker, 1853, Bali sardinella
Kingdom Animalia Phylum Chordata
Subphylum Vertebrata Superclass Gnathostomata
Class Actinopterygii Subclass Neopterygii
Superorder Clupeomorpha Order Clupeiformes
Suborder Clupeoidei Family Clupeidae
Subfamily Clupeinae
Genus Sardinella
Species Sardinella albella
white sardinella
13
Species Sardinella atricauda Species
Bleekers blacktip sardinella Sardinella aurita
Species round sardinella
Sardinella brachysoma Species
deepbody sardinella Sardinella dayi
Species Sardinella fijiense Species
fiji sardinella Sardinella fimbriata
Species fringescale sardine
Sardinella gibbosa Species
goldstripe sardinella Sardinella hualiensis
Species Taiwan sardinella
Sardinella janeiro Species
Brazilian sardinella Sardinella jonesi
Species Sardinella jussieu
Species Sardinella lemuru
Species
Bali sardinella
Sardinella longiceps Species
Indian oil sardine Sardinella maderensis
Species Madeiran sardinella
Sardinella marquesensis Species
marguesan sardine Sardinella melanura
Species blacktip sardinella
Sardinella neglecta Species
east african sardinella Sardinella richardsoni
Species Richardsons sardinella
Sardinella rouxi Species
yellowtail sardinella Sardinella sindensis
Species sind sardinella
Sardinella tawilis
Species
freshwater sardinella Sardinella zunasi
Ikan lemuru terdapat di perairan pantai dan pelagis, memakan phytoplanton dan zooplankton. Panjang baku maksimum 23 cm. Di Laut Hindia bagian timur
dan Pacifik bagian barat, Sardinella lemuru mudah dibedakan dari semua clupeid lainnya dengan 9 jari-jari sirip perut. Penyebarannya di Laut Hindia bagian timur
dan Pasifik bagian barat, Malay Peninsula, Indonesia bagian barat, Australia bagian barat, Philippina, China, Taiwan dan Jepang bagian Selatan Anonim,
2008. Ikan lemuru memiliki karakter diagnostik: badan memanjang, bagian perut sebelum sirip perut membundar, panjang kepala 25-29 daripada panjang baku,
tinggi badan 27-31. Jari-jari sirip punggung 14; jari-jari sirip dubur 13-15, jari- jari sirip dada 16, jari-jari sirip perut 9, tulang saring insang bagian bawah 146-
166, ruas tulang belakang 47-48. Striae vertikal sisik tidak bertemu di pusat, pada pinggiran sisik bagian belakang tidak terdapat lubang pori-pori yang halus.
Japanese sardinella
14
Warna badan keperakan dengan biru gelap pada bagian belakang, tidak terdapat bercak gelap pada dasar sirip punggung, pinggiran tepi sirip ekor berwarna gelap.
Ikan lemuru memiliki umur maksimal mencapai 4 tahun Dwiponggo,1972 dan Merta, 1992 dan diperkirana berada di Selat Bali diperkirakan sekitar sampai 2,5
- 3 tahun Merta Monintja, 2002. Di Laut Hindia bagian timur dan Pacifik bagian barat, Sardinella lemuru mudah dibedakan dari semua clupeid lainnya
dengan 9 jari-jari sirip perut. Ikan lemuru memiliki beberapa nama daerah yang di dasarkan pada ukuran besar badan, diantaranya adalah seperti tabel berikut :
Tabel 1 Beberapa nama lokal lemuru
Panjang Total Nama Lokal
Lokasi 11
SempenitPenpen MuncarKedongan -Bali
11-15 Protolan
Muncar dan Bali 15-18
Lemuru Muncar dan Bali
18 Lemuru
kucingKucingan MuncarKedongan-Bali
Sumber : Martinus et al, 2004
Rata-rata panjang ikan lemuru pertama kali tertangkap adalah 15,9 cm lebih kecil dari ukuran ikan pertama matang gonad adalah 17,5 cm. Hal inil merupakan
faktor kritis terhadap kelestarian sumberdaya ikan lemuru. Hubungan upaya penangkapan dengan produksi per upaya berupa linier positif, sehingga
pendugaan kondisi berimbang lestari MSY tidak bisa diduga dengan pendekatan Schaefer 1959 dan Fox 1970. Produksi lemuru per unit penangkapan purse
seine dalam kurun waktu 10 tahun terakhir 1995 - 2003 semakin meningkat
dengan semakin meningkatnya jumlah upaya penangkapan Martinus et al, 2004. Berdasarkan penelitian akustik yang dilakukan oleh Balai Penelitian
Perikanan Laut BPPL dengan menggunakan alat fish finder, ikan lemuru di perairan Selat Bali terpusat di paparan Jawa dan Bali pada kedalaman kurang dari
200 meter, di luar paparan ikan lemuru tidak ditemukan. Di siang hari ikan lemuru mempunyai kebiasaan bergerombol scoolling dalam jumlah yang cukup besar
dan padat di dasar perairan, sedangkan di malam hari akan naik ke permukaan dan lebih menyebar.
Di siang hari gerombolan scoolling ikan padat ditemukan dekat dengan dasar perairan, sedang pada malam mereka bergerak ke lapisan dekat permukaan
15
membentuk gerombolan yang menyebar. Kadang kala gerombolan lemuru ditemukan di permukaan di siang hari ketika cuaca berawan dan gerimis.
Juvenile lemuru berada di daerah perairan yang dangkal, ikan ini yang sering menjadi target alat tangkap tradisional liftnet, gillnets, bagan tancap, bagan
apung, dan lain lain. Ikan lemuru yang berada di daerah perairana teluk Pangpang, dekat ujung Sembulungan dan semenanjung Senggrong di sisi pulau
Jawa dan di teluk Jimbaran Bali, masih relatif kecil ukurannya yaitu kurang dari 11 cm lemuru sempenit. Kebanyakan ada sejak memasuki bulan Mei sampai
September dan kadang-kadang meluas sampai ke bulan Desember. Ikan lemuru yang besar ukurannya akan menghuni di perairan yang lebih dalam dan secara
umum ukuran ikan semakin bertambah besar bila semakin ke arah selatan. Sebenarnya produksi ikan lemuru mulai meningkat pada bulan Agustus,
namun hasil produksi masih lemuru sempenit, pada bulan Desember sampai Maret, ikan sempenit mulai tiada dan digantikan oleh ikan lemuru protolan, dan
selanjutnya digantikan oleh peningkatan produksi ikan lemuru kucing. Dengan keaadan seperti tersebut bisa di perkirakan bahwa kegiatan penangkapan ikan
lemuru pada bulan April-Juli cukup membahayakan kelestarian sumberdaya ikan lemuru, karena ikan lemuru Sempenit dan Protolan masih berukuran muda dan
sebagian besar diduga belum matang gonad reproduksi. Sumberdaya ikan lemuru akan terancam sumberdayanya dan akan sangat sulit untuk dalam melakukan
pemulihan recovery secara alami. Sumberdaya perikanan Selat Bali pada musim Timur lebih banyak
didominasi oleh ikan lemuru yang mencapai 80 dari hasil tangkapan, potensi lemuru tersebut lebih banyak dimanfaatkan oleh nelayan Bali dan Jawa Timur
terutama oleh nelayan Muncar-Banyuwangi Hartoyo et al, 998. Densitas ikan pelagis dibagi menjadi 5 strata yaitu 5-10 meter ditemukan densitas sekitar 9.216
ekor1000 m
3
, 10-25 meter ditemukan densitas sekitar 46.390 ekor1000 m
3
, 25- 50 meter ditemukan densitas sekitar 83.363 ekor1000 m
3
, 50-75 meter ditemukan densitas sekitar 71.533 ekor1000 m
3
, dan 75-125 m ditemukan densitas sekitar 22.528 ekor1000 m
3
Hartoyo et al, 1998. Sudah banyak dilakukan studi pendugaan stock ikan lemuru, pada dasarnya keadaan ikan lemuru
di Selat Bali sudah mengalami over-fishing, seperti pada Tabel 2.
16
Tabel 2 Variasi studi stock assessment lemuru di Selat Bali
Tahun Model
MSY t f
opt
p.s.unit Tingkat
Pemanfaatan 1986
Schaefer 66.306
238 Over-fishing
Fox 62.317
242 Over-fishing
1986 Schnute
80.332 207
Over-fishing Gulland’s
moving average 60.559
123 Over-fishing
Schaefer : q = 0,00108
49.440 260
Over-fishing q = 0,00068
48.835 257
Over-fishing Jacknife :
q = 0,00108 49.581
259 Over-fishing
q = 0,00068 47.512
320 Over-fishing
1992 Schaefer
40.000 180
Over-fishing
Sumber : Merta et al, 2000