terhadap perubahan kualitas tanah. Pertanian organik akan meningkatkan kandungan bahan organik total pada permukaan tanah. Jika dibandingkan dengan
pertanian konvensional, pertanian organik akan meningkatkan kadar organik total tanah sebesar 14 lebih tinggi setelah dijalankan dalam kurun waktu 10 tahun.
Rasio karbon-nitrogen CN. Hubungan C dan N menentukan nilai dari bahan atau paling tidak menentukan tindakan yang harus dilakukan agar penambahan
bahan organik bermanfaat untuk perbaikan kondisi tanah. Pentingnya rasio CN suatu bahan terkait dengan pengaruh bahan tersebut bagi ketersediaan N bagi
tanaman dan laju tingkat dekomposisi bahan di dalam tanah. Rasio CN rendah berarti bahan mengandung banyak N dan mudah terdekomposisi, sehingga cepat
memasok N bagi tanaman. Sebaliknya bahan-bahan dengan rasio CN tinggi akan sulit terdekomposisi dan dapat menyebabkan kekahatan N pada tanaman. Jika
hanya sedikit N yang terkandung dalam residu tanaman maka jasad renik akan menggunakan N-inorganik di dalam tanah untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan
demikian ia berebut N dengan tanaman dan mengurangi jumlah N yang tersedia bagi pertumbuhan tanaman Munawar, 2011
Susetyo 2011 menyatakan bahwa setiap jenis tanah memiliki keadaan kesetimbangan kandungan bahan organik sendiri-sendiri. Dengan demikian jumlah
pemberian pupuk organik pada tiap tanaman dan pada berbagai jenis tanah tidak akan sama.
2.7 Pemupukan Pupuk Organik
Rekomendasi dosis aplikasi kompos dan mulsa kompos pada tanaman sayuran yang ditanam pada tanah berpasir light sandy soils
sebesar 20 – 25 m
3
hektar Pauline dan O’maley, 2008. Menurut Sutapradja 2008, pada
penelitian terhadap tanaman kubis dengan perlakuan kompos sampah perkotaan, dosis aplikasi 15 ton perhektar memberikan hasil yang terbaik ditinjau dari berat
bersih per krop pertanaman dan diameter krop serta lebih baik bila dibandingkan dengan penggunaan dosis kompos 5 dan 10 ton per hektar.
✁
3 METODE PENELITIAN
3.1 Survei Limbah Organik Susu Bubuk
Potensi limbah organik susu bubuk beserta pengelolaannya didapatkan melalui survei. Survei dilakukan pada dua kategori perusahaan yang mungkin
menghasilkan limbah padat organik susu bubuk, yaitu produsen produk susu bubuk dan distributor produk susu bubuk.
Pada saat awal dilakukan identifikasi produsen produk susu bubuk skala nasional dan distributor produk susu bubuk daerah jabodetabek. Beberapa data
yang akan ditanyakan : 1. Identitas responden
2. Tahapan proses kerja yang menghasilkan limbah 3. Jumlah limbah yang diperoleh pada tiap tahapan proses per bulan
4. Pengelolaan limbah yang dilakukan :
a. Dilakukan sendiri b. Kerjasama dengan pihak lain
5. Beberapa alternatif pengelolaan yang mungkin dilakukan baik sendiri maupun dikerjasamakan dengan pihak lain :
a. Membuat secondary produk makananminuman b. Memanfaatkan IPAL
c. Dibakarinsenerasi d. Dibuang-dianggap disposal
e. Pemanfaatan non produk :
1 Sebagai pakan ternak 2 Sebagai pupuk
3 Pengomposan 4 Pemanfatan yang lain
f. Di retur ke pabrik prinsipalnya untuk distributor
Produsen susu bubuk yang menjadi sasaran survei adalah produsen susu berskala nasional dengan merek-merek yang sudah terkenal di pasar. Sedangkan
distributor susu yang akan disurvei adalah distributor susu diwilayah Jabodetabek Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
3.2 Penelitian Lapang