✑✒
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Limbah Padat Susu Bubuk Distributor
Sebanyak 8 distributor produk makanan dan minuman disekitar Jabotabek dan satu industri makanan dan minuman di Bogor yang memproduksi produk susu bubuk
disurvey dengan memberikan kuisioner. Secara umum responden distributor yang disurvey Gambar 19 lebih banyak mendistribusikan susu bubuk 80,81
dibandingkan dengan susu cair 19,19. Rata-rata limbah distributor yang disurvei adalah 2,35. Limbah susu bubuk ini sebagian besar berasal dari produk balikan
return toko.
Gambar 19 Proporsi pendistribusian susu bubuk dan susu cair pada distributor makanan dan minuman di lokasi Jabotabek.
Rata-rata limbah ditingkat distribusi sebesar 2,35 ini tergolong besar. Sistem distribusi perlu ditinjau secara menyeluruh untuk mengurangi limbah yang terjadi.
Sistem informasi antara industri dan distributor perlu diperbaiki sehingga akurasi rencana penjualan bisa lebih baik. Demikian juga pemantauan stok dan order di
toko-toko juga perlu diperbaiki. Produk makanan memiliki umur produk yang sudah ditentukan oleh pabrik oleh karena itu perlu lebih waspada terhadap jumlah
persediaan. Kelebihan order yang pada akhirnya tidak terjual bisa mengakibatkan produk kadaluarsa di gudang.
Sistem informasi yang terbuka antara industri, distributor sampai dengan toko perlu ditingkatkan dan membuat sistem arus data
yang baik, dengan demikian pemantauan arus barang serta kondisi persediaan di setiap titik bisa diperbaharui setiap saat.
Aspek transportasi dan bongkar muat barang merupakan hal yang juga tidak kalah penting untuk diperbaiki.
Pemilihan jenis kendaraan yang sesuai box tertutup serta pengawasan proses bongkar muat dengan baik juga perlu dilakukan.
Di supermarket, toko-toko dan pasar seringkali dijumpai proses bongkar muat dikerjakan oleh kuli bongkar yang memperlakukan produk dengan tidak baik.
✓✔ ✕✓✔ ✖
80.81 Susu Cair
Susu Bubuk
✗
Gambar 20 Persentase limbah distributor dibandingkan total distribusi produk susu bubuk.
Distributor dan toko terutama toko-toko tradisional perlu meningkatkan sistem pengelolaan gudang yang baik. Kondisi penanganan barang di gudang, keluar
masuk barang seharusnya mengikuti kaidah fifo first in first out. Mengingat yang disimpan adalah produk makanan, maka aspek HACCP Hazzard Analysis And
Critical Control Point harus diterapkan pada sistem penyimpanan barang di gudang. Termasuk didalamnya adalah aspek standar bangunan gudang suhu, penerangan,
kelembaban, dan lain-lain, kebersihan gudang, aturan-aturan penyimpanan dan penanganan barang maksimum tumpukan barang, identifikasi barang, dan lain-lain
serta penanganan hama dan serangga gudang tikus, kelelawar dan lain-lain
Gambar 21 Klasifikasi penyebab timbulnya limbah susu bubuk distributor.
✘✙
Semua responden distributor belum memiliki fasilitas pengolahan limbah padat yang memadai.
Hany memiliki tempat sampah untuk limbah domestik. Semua
distributor menyatakan melakukan pembakaran limbah padat susu bubuk dengan metode pembakaran biasa yaitu menggunakan bahan bakar bensin atau solar.
Ditinjau dari pengelolaan limbah yang baik, seharusnya pembakaran dilakukan dengan menggunakan incenerator.
Pembakaran biasa berpotensi menyebabkan polusi asap dan emisi gas NOx dan SOx yang tidak ramah lingkungan.
4.2 Limbah Padat Susu Bubuk Industri