Memperbaiki kualitas kesuburan biologi tanah

ini adalah senyawa-senyawa polisakarida yang dihasilkan mikroorganisme pengurai atau miselium atau hifa yang berfungsi sebagai perekat partikel tanah. Dengan struktur tanah yang baik ini berarti difusi O 2 atau aerasi akan lebih banyak sehingga proses fisiologis di akar akan lancar. Perbaikan agregat tanah menjadi lebih remah akan mempermudah penyerapan air ke dalam tanah sehingga erosi dapat dicegah. Kadar bahan organik yang tinggi di dalam tanah memberikan warna tanah yang lebih gelap warna humus coklat kehitaman, sehingga penyerapan energi sinar matahari lebih banyak dan fluktuasi suhu dalam tanah dapat dihindarkan.

2. Memperbaiki kualitas kesuburan kimia tanah

Kompos merupakan sumber hara makro dan mikromineral secara lengkap meskipun dalam jumlah yang relatif kecil N,P,K, Ca, Mg, Zn, Cu, B, Mo, dan Si. Dalam jangka panjang, pemberian kompos dapat memperbaiki pH dan meningkatkan hasil tanaman pertanian pada tanah-tanah masam. Pada tanah- tanah yang kandungan P-tersedia rendah, bentuk fospat organik mempunyai peranan yang penting dalam penyediaan hara tanaman karena hampir sebagian besar P yang diperlukan tanaman terdapat pada senyawa P-organik. Selain itu kompos juga mengandung humus bunga tanah yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman. Misel humus mempunyai kapasitas tukar kation KTK yang lebih besar dari daripada misel lempung 3-10 kali. Kapasitas tukar kation KTK asam-asam organik dari kompos lebih tinggi dibandingkan mineral liat, namun lebihn peka terhadap perubahan pH karena mempunyai sumber muatan tergantung pH pH dependent change. Pada nilai pH 3.5, KTK liat sebesar 45.5 dan C-organik 199.5 me 100 g -1 sedangkan pada pH 6.5 meningkat menjadi 63 dan 325.5 me 100 g -1 . Oleh karena itu penambahan kompos dapat meningkatkan nilai KTK tanah.

3. Memperbaiki kualitas kesuburan biologi tanah

Kompos banyak mengandung mikroorganisme fungi, aktinomisetes, bakteri dan alga. Dengan ditambahkannya kompos ke dalam tanah tidak hanya jutaan mikroorganisme yang ditambahkan, akan tetapi mikroorganisme yang ada dalam tanah juga terpacu untuk berkembang. Proses dekomposisi lanjut oleh mikroorganisme akan tetap berlangsung tetapi tidak mengganggu tanaman. Gas CO2 yang dihasilkan mikroorganisme tanah akan dipergunakan untuk proses fotosintesis tanaman sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih cepat.Amonifikasi, nitrifikasi dan fiksasi nitrogen juga akan meningkat karena pemberian bahan organik sebagai sumber karbon yang terkandung dalam kompos. Peranan bahan organik juga penting pada tanah karena kemampuannya bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks. Dengan demikian ion logam yang bersifat meracuni tanaman serta merugikan penyediaan hara pada tanah seperti Al, Fe dan Mn dapat diperkecil dengan adanya khelat dengan bahan organik. Setyorini et al. 2006 menyatakan bahwa kompos mempunyai kandungan hara yang rendah dan bisa dilakukan pengayaan kompos untuk meningkatkan status nutrisinya. Jenis-jenis pengkayaan : pengapuran, pengkayaan dengan fosfor, pengkayaan dengan kalium, pengkayaan dengan Nitrogen dan pengkayaan dengan mikroba. Beberapa bahan yang bisa digunakan : penambahan tepung tulang, fosfat alam, kapur, darah kering dan pengayaan mikroba. Standar Mutu Kompos Standart mutu compost. Menurut SNI 2004, kematangan kompos ditunjukkan oleh beberapa hal yaitu : CN – rasio mempunyai nilai 10-20:1; suhu sesuai dengan suhu tanah, berwarna kehitaman dan tekstur seperti tanah dan berbau tanah Tabel 5. Sesuai Kepmen Pertanian No. 434.1KPTS TP 270172001 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pestisida, kompos yang dibuat dilarang mengandung bahan aktif pestisida Tabel 5 Standar kualitas kompos SNI : 19:7030-2004 Pembanding kualitas kompos adalah pupuk organik. Menurut Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2006, berdasarkan hasil pembahasan para pakar lingkup Puslitbangtanak, Direktorat Pupuk dan Pestisida, IPB Jurusan Tanah, Depperindag, serta Asosiasi Pengusaha Pupuk dan Pengguna, maka telah disepakati persyaratan Teknis Minimal pupuk Organik sesuai Tabel 6. No Parameter Satuan Minimum Maksimum 1 Kadar air 50 2 Temperatur o C suhu air tanah 3 Warna kehitaman 4 Bau berbau tanah 5 Ukuran partikel mm 0.55 25 6 Kemampuan ikat air 58 7 pH 6.8 7.49 8 Bahan asing 1.5 Unsur makro 9 Bahan organik 27 58 10 Nitrogen 0.4 11 Karbon 9.8 32 12 Phospor P2O5 0.1 13 CN-rasio 10 14 Kalium K2O 0.2 Unsur Mikro 15 Arsen mgkg 13 16 Cadmium mgkg 3 17 Cobal Co mgkg 34 18 Chromium Cr mgkg 210 19 Tembaga Cu mgkg 100 20 Mercuri Hg mgkg 0.8 21 Nikel Ni mgkg 62 22 Timbal Pb mgkg 150 23 Selenium Se mgkg 2 24 Seng Zn mgkg 500 Unsur lain 25 Calsium 25.5 26 Magnesium Mg 0.6 27 Besi Fe 2 28 Aluminium Al 2.2 29 Mangan Mn 0.1 Bakteri 30 Fecal Coli MPNgr 1000 31 Salmonella sp. MPN4gr 3 Keterangan : Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum Studi awal tentang kemungkinan kombinasi pengomposan sludge limbah produksi susu kandungan 10-15 padatan dengan bahan sisa tanaman green waste, Wilkinson et al. 2011 menyatakan bahwa rumput cacah sebagai bahan kompos di daerah Melbourne-Australia yang mengandung komponen N sebesar 1,8 , CN rasio sebesar 17 dan kadar air 40 bisa di komposkan dengan sludge limbah produksi konsentrasi 25 berat. Tabel 6 Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006