✸✸
Pada indikator pertumbuhan sayur pakchoi, hanya faktor B yang berpengaruh nyata terhadap lebar daun dan hasil panen kotor sayr pakchoi. Dari hasil uji lanjutan
Tukey faktor B4 memberikan hasil yang optimal terhadap lebar daun dan hasil panen kotor sayr pakchoi.
Pada indikator kesuburan tanah – unsur hara primer : a.
Faktor A berpengaruh nyata terhadap kadar C organik tanah setelah panen. Uji lanjutan Tukey menunjukkan bahwa A3 memberikan kadar C organik tanah
yang terbesar. b.
Interaksi faktor A dan B yang memberikan kadar N total tanah terbesar adalah A1B2.
c. Faktor A dan B berpengaruh nyata terhadap kadar P
2
O
5
tanah. Interaksi tidak berbeda nyata. Faktor A dan B yang memberikan kadar P
2
O
5
terbesar adalah A3 dan B4.
d. Interaksi faktora A dan B yang menghasilkan kadar K
2
O terbesar adalah A1B4 Dari uraian di atas disimpulkan perlakuan konsentrasi sludge ipal sebagai
dekomposer faktor A dan dosis fortifikasi limbah susu bubuk faktor B yang terbaik untuk diterapkan pada penelitian Tahap II yaitu :
A3 : konsentrasi Sludge Ipal 20 volume B4 : dosis fortifikasi limbah susu bubuk 30 dry basis
Direncanakan untuk penelitian dosis pemupukan dibuat range pemupukan
sebagai berikut : 0 kgm
2
– 3 kgm
2
– 6 kgm
2
– 9 kgm
2
– 12 kgm
2
. Diharapkan bisa diperoleh dosis pemupukan yang optimal pada selang perlakuan tersebut.
Sayuran yang akan diuji dengan dosis pemupukan tersebut di atas adalah : caisin, kailan, kangkung, dan bayam hijau cabut.
Pengujian dosis aplikasi kompos terfortifikasi dilakukan dengan melihat beberapa indikator yaitu : 1 Jumlah daun sayuran, 2 Tinggi tanaman sayuran, 3
Proporsi siap panen tanaman sayuran dan 4 Yield hasil panen akhir tanaman sayuran yang diuji.
4.9 Pengujian Kompos Terfortifikasi Dengan Indikator Jumlah Daun Sayuran
Pengaruh berbagai dosis pemupukan kompos terfotifikasi kompos dengan perlakuan 30 limbah susu bubuk dan 20 sludge ipal diuji terhadap sayuran
caisin, kailan, kangkung dan bayam hijau. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan dosis pemupukan kompos yang telah difortifikasi dengan limbah susu bubuk yang optimal.
✹✺
Gambar 27 Pengamatan pertumbuhan sayuran
4.9.1 Pengaruh Dosis Pemupukan Kompos Terhadap Jumlah Daun Caisin.
Pada HST 7 pemupukan dengan berbagai dosis belum menunjukkan pengaruh terhadap jumlah daun. Setelah umur tanaman mencapai HST 14 baru
terjadi perbedaan antara dosis A1 dengan dosis pemupukan lainnya A2, A3, A4 dan A5. Dengan demikian ditinjau dari perlakukan pemupukan terhadap jumlah daun
yang dihasilkan, dosis A2 sudah mencukupi.
Tabel 18 Hasil analisis sidik ragam dan analisis regresi pengaruh dosis pemupukan kompos yang difortifikasi limbah susu bubuk terhadap jumlah daun
caisin.
Catatan : Q = quadratic, L = linier, C = cubic berbeda nyata pada taraf uji 5
berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 Pada analisis regresi terlihat bahwa pada HST 14 terbentuk pola kuadratik.
Pada HST ini terlihat perlakuan A4 dosis 9 kgm
2
menghasilkan jumlah daun yang paling optimal.
✻
Gambar 28 Ringkasan grafik regresi dosis pemupukan kgm
2
terhadap jumlah daun sayur caisin pada beberapa umur tanaman.
4.9.2 Pengaruh Dosis Pemupukan Kompos Jumlah Daun Kailan.
Hasil uji F menunjukkan terjadi perbedaan jumlah daun kailan dengan berbagai dosis pemupukan pada HST 17 dan HST 21. Pada uji lanjutan sesuai
hasil uji F HST 17 terlihat bahwa perbedaan mulai nyata pada level pemupukan A4 dosis 9 kgm
2
. Pada HST 21 perbedaan hanya terjadi antara perlakuan A0 dosis 0 kgm
2
dan kelompok perlakuan pemupukan selanjutnya A2, A3, A4 dan A5. Dari analisis regresi terlihat bahwa terjadi hubungan linier yang nyata pada
HST 17. Pertumbuhan tersebut melambat pada HST 19 dan HST 21. Jika indikator jumlah daun pada saat panen yaitu HST 21 dijadikan ukuran akhir, maka dosis A2 3
kgm
2
sudah memadai. Namun demikian harus dilihat indikator yang lain.
✼✽
Tabel 19 Hasil analisis sidik ragam dan analisis regresi pengaruh dosis pemupukan kompos yang difortifikasi limbah susu bubuk terhadap jumlah daun
kailan.
Catatan : Q = quadratic, L = linier, C = cubic berpengaruh nyata pada taraf uji 5
berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1
Gambar 29 Ringkasan grafik regresi dosis pemupukan kgm
2
terhadap jumlah daun sayur kailan pada beberapa umur tanaman.
✾
4.9.3 Pengaruh Dosis Pemupukan Kompos Terhadap Jumlah Daun Kangkung
Jumlah daun kangkung bertambah sesuai dengan dosis pemupukan pada HST 13 dan 15 dan selanjutnya tidak berbeda pada HST 17 dan 19. Uji lanjutan
menunjukkan pada HST 13 ini dosis pemupukan mulai berbeda nyata pada level A3 6 kgm
2
. Namun setelahnya pertumbuhan melambat dan meningkat nyata pada HST 21 dan HST 28. Pada HST 21 terlihat pola yang tidak konsisten antara
pertumbuhan jumlah daun dengan dosis pemupukan sedangkan pada HST 28 terjadi perbedaan yang nyata mulai dosis pemupukan A2 3 kgm
2
dan seterusnya. Dengan demikian jika dilihat dari jumlah daun, maka dosis pemupukan A2 3 kgm
2
sudah mencukupi. Tabel 20 Hasil analisis sidik ragam dan analisis regresi pengaruh dosis pemupukan
kompos yang difortifikasi limbah susu bubuk terhadap jumlah daun kangkung.
Catatan : Q = quadratic, L = linier, C = cubic berbeda nyata pada taraf uji 5
berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 Dari analisa regresi terlihat bahwa mulai HST 13 pengaruh dosis pemupukan
mulai terlihat. Jumlah daun kangkung terus bertambah sampai dengan usia panen HST 21 – HST 28 meskipun pertambahan jumlah daun tersebut makin melambat.
✿❀
Gambar 30 Ringkasan grafik regresi dosis pemupukan kgm
2
terhadap jumlah daun sayur kangkung pada beberapa umur tanaman.
❁ ❂
4.9.4 Pengaruh Dosis Pemupukan Kompos Terhadap Jumlah Daun Bayam Hijau.
Pemupukan dengan kompos yang terfortifikasi baru berpengaruh nyata setelah HST 21. Pada HST 25 terjadi pola cubic dimana pada dosis pemupukan 9
kgm
2
sudah mulai menunjukkan penurunan pertumbuhan jumlah daun. Pada saat awal HST 7 – HST14 tanaman bertambah tinggi, sedangkan jumlah daun tidak
bertambah tidak berbeda nyata. Dari hasil analisa jumlah daun, maka bisa disimpulkan untuk jumlah daun yang
tertinggi dibutuhkan pemupukan dengan dosis tertinggi yaitu A5 12 kgm
2
. Tabel 21 Hasil analisis sidik ragam dan analisis regresi pengaruh dosis pemupukan
kompos yang difortifikasi limbah susu bubuk terhadap jumlah daun bayam hijau.
Catatan : Q = quadratic, L= linier, C = cubic berbeda nyata pada taraf uji 5
berbeda sangat nyata pada taraf uji 1
❃❄
Gambar 31 Ringkasan grafik regresi dosis pemupukan kgm
2
terhadap jumlah daun sayur bayam hijau pada beberapa umur tanaman.
4.10 Pengujian Dosis Pemupukan Kompos Terfortifikasi Dengan Indikator Tinggi Tanaman Sayuran