Pengujian Dosis Pemupukan Kompos Terfortifikasi Dengan Indikator Proporsi Siap Panen

❏ Gambar 37 Ringkasan grafik regresi dosis pemupukan kgm 2 terhadap tinggi tanaman sayur bayam hijau pada HST 25 dan HST 28

4.11 Pengujian Dosis Pemupukan Kompos Terfortifikasi Dengan Indikator Proporsi Siap Panen

Pengukuran proporsi siap panen untuk mengetahui pengaruh dosis pemupukan terhadap umur panen yang optimal.

4.11.1 Pengaruh Dosis Pemupukan Kompos Terhadap Proporsi Siap Panen Sayur Caisin

Hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa dosis pemupukan berpengaruh sangat nyata pada HST 13, 15, 17 dan 21 serta berpengaruh nyata pada HST 17. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa sayur caisin sangat responsif terhadap pemupukan. Pada HST 17 dosis pemupukan A2 6 kgm 2 telah menunjukkan proporsi siap panen sebesar 90 . Dosis A2 6 kgm 2 ini berbeda nyata dengan A1 dan tidak berbeda nyata dengan dosis yang lebih besar. Tabel 26. Hasil analisis sidik ragam dan analisis regresi pengaruh dosis pemupukan kompos yang difortifikasi limbah susu bubuk terhadap proporsi siap panen sayur caisin . Catatan : Q = quadratic, L = linier, C = cubic berbeda nyata pada taraf uji 5 berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 ❑▲ Dari analisis regresi terlihat bahwa pada HST 17 sudah menunjukkan pola cubic dengan optimum dosis pemupukan pada taraf A2 3 kgm 2 . Pada HST 21 semua dosis pemupukan tidak berbeda nyata terhadap proporsi siap panen. Disimpulkan bahwa dosis pemupukan yang terbaik terhadap proporsi siap panen sayur caisin adalah A2 3 kgm 2 . Gambar 38 Ringkasan grafik regresi dosis pemupukan kgm 2 terhadap proporsi panen siap jual tanaman sayur caisin pada beberapa umur tanaman. 4.11.2 Pengaruh Dosis Pemupukan Kompos Yang Difortifikasi Dengan Limbah Susu Bubuk Terhadap Proporsi Siap Panen Sayur Kailan Hasil analisis sidik ragam Tabel 27 menunjukkan bahwa dosis pemupukan berpengaruh sangat nyata pada HST 13, 15, 17, dan 19 dan berpengaruh nyata pada HST 21. Secara umum pada HST 21 proporsi siap panen masih belum optimal karena masih didapatkan proporsi siap panen maksimum sebesar 70 perlakukan A4 dan A5. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa sayur kailan masih terus bertumbuh pada HST 21. Oleh karenanya umur panen harus diperpanjang lagi. Namun demikian dikarenakan standar produk siap jual, jika keseluruhan sayuran dipanen pada HST diatas 21 maka besar kemungkinan banyak sayuran yang terlalu tua. Oleh karenanya perlu dilakukan panen bertahap mulai HST 21. Berdasarkan analisis regresi, pada HST 19 dan HST 21 masih menunjukkan pola linier. Dengan demikian maka dosis pemupukan terbaik untuk proporsi siap panen tanaman kailan adalah A5 12 kgm 2 . Tabel 27 Hasil analisis sidik ragam dan analisis regresi pengaruh dosis pemupukan kompos yang difortifikasi limbah susu bubuk terhadap proporsi siap panen sayur kailan. Catatan : Q = quadratic, L = linier, C = cubic berbeda nyata pada taraf uji 5 berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 Gambar 39 Ringkasan grafik regresi dosis pemupukan kgm 2 terhadap proporsi panen siap jual tanaman sayur kailan pada beberapa umur tanaman.

4.11.3 Pengaruh Dosis Pemupukan Kompos Terhadap Proporsi Siap Panen Sayur Kangkung

Tabel 28 menunjukkan hasil analisis sidik ragam dan analisis regresi pengaruh dosis pemupukan kompos yang difortifikasi terhadap proporsi siap panen sayur kangkung. Dosis pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap proporsi siap panen sayur kangkung mulai dari HST 13 sampai dengan HST 21. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pada HST 21 masih terjadi pertumbuhan yang cukup besar. Terlihat bahwa HST 21 masih belum optimal untuk umur panen karena baru 80 yang bisa dipanen. Dikarenakan standar pasar mengenai ukuran tanaman, maka untuk sayuran kangkung bisa ditempuh panen secara bertahap mulai HST 21 dan seterusnya. Tabel 28 Hasil analisis sidik ragam dan analisis regresi pengaruh dosis pemupukan kompos yang difortifikasi limbah susu bubuk terhadap proporsi siap panen sayur kangkung. Catatan : Q = quadratic, L = linier, C = cubic berbeda nyata pada taraf uji 5 berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 Dari analisis regresi terlihat bahwa pada HST 13 sampai HST 19 masih menunjukkan pola proporsi siap panen yang linier. Pada HST 21 sudah mulai menunjukkan pola cubic. Pada HST 21 dosis pemupukan mulai A4 9 kgm 2 berbeda nyata dengan dosis yang lebih rendah A1 – A3 dan tidak berbeda nyata dengan dosis A5 12 kgm 2 . Oleh karena itu dilihat dari sisi proporsi siap panen dosis pemupukan yang optimum adalah A4 9 kgm 2 . Gambar 40 Ringkasan grafik regresi dosis pemupukan kgm 2 terhadap proporsi panen siap jual tanaman sayur kangkung pada beberapa umur tanaman.

4.11.4 Pengaruh Dosis Pemupukan Kompos Terhadap Proporsi Siap Panen Sayur Bayam Hijau.

Teknik bertanam sayur bayam yang digunakan pada percobaan ini adalah langsung dari biji tanpa melalui penyemaian. Hasil analisis sidik ragam dan analisis regresi disajikan pada Tabel 29. Pada HST 13 dan HST 21 dosis pemupukan berpengaruh sangat nyata, sedangkan pada HST 15 sampai dengan HST 19 serta HST 23 dosis pemupukan tidak berpengaruh nyata. Analisis regresi menunjukkan bahwa dosis pemupukan pada HST 15 sampai HST 23 masih menyebabkan pola proporsi siap panen yang linier. Pada HST 21 pemupukan mulai dosis A4 menunjukkan hasil proporsi siap panen yang berbeda dengan dosis dibawahnya A1 – A3 dan tidak berbeda nyata dengan dosis diatasnya A5. Dari data-data ini disimpulkan bahwa dosis pemupukan yang optimum untuk indikator proporsi siap panen adalah A4 9 kgm 2 . Tabel 29 Hasil analisis sidik ragam dan analisis regresi pengaruh dosis pemupukan kompos yang difortifikasi limbah susu bubuk terhadap proporsi siap panen sayur bayam hijau. Catatan : Q = quadratic, L = linier, C = cubic berbeda nyata pada taraf uji 5 berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 Gambar 41 Ringkasan grafik regresi dosis pemupukan kgm 2 terhadap proporsi panen siap jual tanaman sayur bayam hijau pada beberapa umur tanaman.

4.12 Pengujian Dosis Pemupukan Kompos Dengan Indikator Yield Hasil Panen Akhir Sayuran