Keadaan PT SPV Pengembangan Masyarakat Melalui Program Kredit Mikro dalam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT South Pacific Viscose

percaya yang menyebabkan perpecahan dalam yayasan tersebut. Setelah kejadian tersebut, dibentuklan yayasan KALIMADAS baru namun tidak efektif. Masyarakat menganggap pihak perusahaan tidak memberikan bantuan apapun, karena dalam proses pemberian bantuan, masyarakat tidak melihat keterlibatan pihak SPV secara langsung. Manajemen kemudian memutuskan untuk membuka departemen sendiri di bawah departemen GACR General affair and community relation. Semenjak itu perusahaan memberikan kesempatan masyarakat desa untuk dapat bekerja di SPV, baik sebagai karyawan tetap maupun kontraktor. Masyarakat mulai merasakan manfaat dari keberadaan perusahaan. Masyarakat desa yang bekerja di perusahaan mendapatkan bantuan dana pendidikan, kesehatan, dan akses fasilitas perusahaan. Untuk masyarakat desa yang tidak mampu dan tidak bekerja di perusahaan mendapatkan bantuan-bantuan terkait dengan program TSP yang dijalankan oleh perusahaan, seperti pemberian sembako secara berkala, bantuan kredit mikro, pemberian beasiswa, dan program entrepreneurship lainnya. Keberadaan SPV dianggap mampu memenuhi kebetuhan masyarakat desa secara keseluruhan, yaitu dengan cara memberikan bantuan dan mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di desa. Salah satu bentuk bantuannya adalah dalam hal infrasturtur, dan kegiatan sosial dan kebudayaan masyarakat juga memberikan biaya kesehatan apabila masyarakat mendapatkan dampak negatif dalam hal kesehatan yang disebabkan oleh aktivitas perusahaan. Bantuan-bantuan tersebut tentu saja memberikan nilai lebih pada masyarakat, walaupun dampak negatif perusahaan masih dirasakan masyarakat, salah satunya yaitu tercemarnya udara di desa karena aktifitas perusahaan yang sebagian besar menggunakan bahan-bahan kimia, namun dengan adanya bantuan- bantuan yang diberikan, masyarakat menganggap bantuan tersebut sudah dapat menutupi efek dari dampak negatif perusahaan Berbeda dengan perusahaan tekstil yang bertempat di sekitar Desa Cicadas, perusahaan tersebut tidak memberikan program bantuan pada masyarakat seperti yang diterapkan oleh SPV, masyarakat pun mengakui bahwa keberadaan SPV jauh lebih baik karena banyak memberikan bantuan pada masyarakat, tidak seperti perusahaan lainnya.

4.4. Karakteristik Responden

Tabel 3 Jumlah dan persentase responden peserta program kredit mikro berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan jenis kelamin di Desa Cicadas tahun 2013 Karakteristik Individu Jumlah Persentase Umur 50 tahun 5 16.7 33 tahun-50 tahun 19 63.3 32 tahun 6 20.0 Tingkat Pendidikan Tinggi SMASederajat 4 13.3 Sedang SMPSederajat 7 23.3 Rendah SDSederajat 19 63.3 Jenis Kelamin Laki-laki 11 36.7 Perempuan 19 63.3 Berdasarkan Tabel 3, umur penerima program kredit mikro PT SPV adalah berkisar antara 27 tahun sampai dengan 60 tahun. Mayoritas umur penerima program kredit mikro berada dalam kisaran umur yaitu 33 tahun sampai dengan 50 tahun. Tingkat pendidikan penerima program kredit mikro PT SPV, berkisar dari tidak tamat sekolah dasar sampai jenjang sekolah menengah atas SMA. Mayoritas penerima kredit mikro memiliki tingkat pendidikan yang tidak tamat Sekolah dasar SD sampai dengan tingkat pendidikan tamat SD. Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa penerima program kredit mikro mayoritas berjenis kelamin perempuan. V. PENGEMBANGAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KREDIT MIKRO

5.1. Gambaran Umum Program Kredit Mikro

Sebagai salah satu perusahaan di Indonesia, SPV menjadi salah satu perusahaan yang ikut serta dalam upaya mensejahterakan masyarakat di sekitar perusahaan. Program TSP yang diusung SPV dalam hal ini program kredit mikro, bertujuan untuk dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang membuka usaha kecil di sekitar perusahaan. Program TSP kredit mikro SPV dimulai pada tahun 2005, dengan konsep memberikan pinjaman modal atau dana tanpa bunga dan jaminan untuk membantu kelangsungan usaha kecil masyarakat sekitar perusahaan. Pihak perusahaan awalnya tidak menyetujui program kredit mikro, mengingat karakterisktik masyarakat desa yang suka berhutang dan sering terjadi kredit macet. Program kredit mikro kemudian dipertimbangkan kembali dengan alasan tidak semua masyarakat mampu tertampung untuk dipekerjakan diperusahaan. Keterbatasan jumlah karyawan dan keterbatasan kemampuan masyarakat, mendorong pihak perusahaan untuk menjalankan program kredit mikro. Program kredit mikro dirasa ideal sebagai usaha menumbuhkan jiwa entrepreneurship masyarakat di sekitar perusahaan. Pihak perusahaan melakukan praproject1 sebagai tahap uji coba dengan sasaran program yaitu pedagang rengginang yang usahanya sempat terhenti. Praproject1 yang dianggap berhasil menarik minat masyarakat untuk mengajukan diri sebagai calon penerima program kredit mikro. Program kredit mikro hanya berlandaskan pada kepercayaan. Pihak perusahaan lebih menekankan pada survey lapangan dengan cara bertanya pada tetangga calon penerima program, apakah orang tersebut dapat dipercaya dalam pengembalian dana pinjaman atau tidak. Jumlah penerima program sampai bulan April 2013 sudah lebih dari 100 penerima. Setiap penerima yang telah melunasi pembayaran, sebagian besar akan mengajukan diri untuk melakukan peminjaman dana lagi pada periode selanjutnya. Adapun syarat pengajuan penerima kredit mikro adalah sebagai berikut: a. Merupakan warga asli Desa Cicadas. b. Bukan merupakan karyawan PT SPV. c. Membawa fotokopi KTP. d. Mengisi dan menandatangani lembar kesepakatan bersama yang diisi sendiri oleh calon penerima berupa berapa besar dana yang dipinjam dan kemampuan calon penerima mengangsur pinjaman dana tiap bulannya. e. Bukan merupakan usaha yang akan dijalani, namun harus usaha yang sudah berjalan. Survey besar atau kecilnya usaha penerima program dilakukan sebelum pemberian dana pinjaman. Hal ini bertujuan agar dana yang dipinjamkan dapat sesuai dengan usaha yang dijalankan penerima program. Pinjaman dana maksimal Rp 5.000.000,00 dengan pertimbangan pinjaman dana diatas Rp 5.000.000,00 merupakan pinjaman pada usaha medium, bukan usaha kecil. Pihak perusahaan melakukan kerjasama dengan kader dalam melakukan survey calon penerima, pendaftaran, pengambilan dana, dan pengembalian dana. Kerjasama dengan kader dilakukan dengan alasan bertambahnya jumlah calon penerima sehingga pihak perusahaan tidak dapat menangani keseluruhan proses secara mandiri dan bertujuan untuk mendekatkan penerima program dengan kader setempat. Ukuran keberhasilan program kredit mikro adalah usaha kecil yang diberi bantuan dana dapat terus berjalan. Karakteristik masyarakat yang suka berhutang membuat usaha kecil menjadi sulit untuk diukur perkembangannya. Karena itu, pihak perusahaan menganggap apabila usaha kecil yang diberi pinjaman dana dapat terus berjalan, maka program kredit mikro dapat dikatakan berhasil.

5.2 Keragaan Responden

5.2.1. Dukungan Program

Dukungan program yang diukur adalah penyediaan tempat diskusi, persyaratan yang mudah untuk dapat mengikuti program, pengembalian yang mudah, dana yang diberikan dan waktu pemberian dana. Tabel 4 Jumlah dan persentase responden menurut penilaiannya terhadap dukungan program di Desa Cicadas tahun 2013 No Dukungan Program Jumlah Presentase 1 Tinggi 10 33.3 2 Sedang 9 30.0 3 Rendah 11 36.7 Jumah 30 100.0 Berdasarkan Tabel 4, sebaran presentase merata dalam setiap katagori, disebabkan oleh perbedaan letak kampung yang berpengaruh terhadap perbedaan perlakuan yang diberikan oleh pihak perusahaan. Pada Kampung Ciroyom RK 5, perusahaan cenderung memberikan prioritas lebih, seperti kesesuaian dana yang diajukan dengan dana yang diberikan, dan pemberian dana yang cepat. Perbedaan prioritas tersebut dikarenakan lokasi Kampung Ciroyom RK 5 yang tepat bersebelahan dengan kawasan industri perusahaan. Beberapa penerima di kampung Nagrak RK 1, Nagrak RK 2 dan Ciasem RK 3 merasa pinjaman dana yang diberikan masih terbilang kurang, dan waktu dana pemberian dana masih dirasa lama, karena anggota harus menunggu anggota lain melunasi pinjaman dananya.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

8 121 130

Optimalisasi Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Di Kabupaten Toba Samosir

3 124 142

Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Citra Perusahaan Pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

6 77 85

Efektivitas Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusaan PT.Riau Andalan Pulp And Paper Di Desa Rantau Panjang Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak

4 101 177

Analisis Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Terhadap Masyarakat Di Lingkungan Perusahaan (Studi Pada PT. Inalum Asahan)

20 335 133

Analisis Yuridis Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) Berdasarkan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi Terhadap Putusan MK RI NO. 53/PUU-VI/2008)

0 54 155

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh PT. Lafarge Cement Indonesia Terhadap Masyarakat Lhoknga Provinsi Aceh

10 126 163

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kesejahteraan Karyawan Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan.

1 58 88

Analisis Yuridis Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (Studi Penelitian di PT INALUM di Kabupaten Batu Bara)

0 36 134

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Perbankan dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 72 97