belajar yang baik dan bertahap sehingga masyarakat mampu memiliki kemampuan dalam proses pengambilan keputusan secara mandiri.
Menurut Lovinger, tingkat kemandirian adalah sebagai berikut: a.
Tingkat implusif dan melindungi diri adalah bersikap cepat bertindak secara tiba-tiba menurut gerak hati dan mencari keadaan yang mengamankan diri.
b. Tingkat konformistik.
c. Tingkat sadar diri adalah tahu dan ingat dengan keadaan diri yang sebenarnya.
d. Tingkat seksama
e. Tingkat individualistis, adalah keadaan atau sifat-sifat khusus sebagai individu
dari semua ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang membedakannya dengan yang lain.
f. Tingkat mandiri, adalah suatu sikap mampu berdiri sendiri. Bahara 2008
Berdasarkan penelitian Asrianti 2010 sebagian masyarakat yang sudah terkena dampak program sudah menuju masyarakat yang mandiri. Tetapi
masyarakat yang berada pada lapisan bawah yang belum terkena dampak program belum menuju kemandirian masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa masyarakat yang sudah menuju kemandirian adalah masyarakat yang terkena dampak program TSP yang diberikan perusahaan.
2.5. Keberlanjutan
Pembangunan berkelanjutan menurut Salim yang dikutip oleh Jaya 2004 adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia untuk mencapai
kesejahteraan dengan cara mencari pemerataan pembangunan pada masa kini maupun masa mendatang. Prinsip tanggung jawab sosial menurut Crowther David
yang dikutip oleh Hadi 2011, salah satunya adalah sustainability, berkaitan dengan bagaimana suatu aktivitas tetap memperhitungkan keberlanjutan
sumberdaya dimasa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan dan memperhitungkan kemampuan di masa depan. Keberlanjutan mengarah pada
keberpihakan dan upaya bagaimana masyarakat memanfaatkan sumberdaya agar tetap memperhatikan generasi masa datang. Armida menjelaskan, bahwa
pembangunan harus dilakukan secara bertahap, tidak bisa hanya memperhatikan kepentingan sesaat. Dilakukan dengan keseimbangan antara periode yang satu
dengan yang lainnya dan mempertimbangkan aspek ekonomi, politik, sosial, budaya, dan lingkungan Orasi Ilmiah Menteri PPN [tahun tidak diketahui]
Menurut penelitian Muryaningrum 2010, Program TSP yang dijalankan oleh PT Indocement yaitu proyek bengkel sepeda motor terpadu, sudah dikatakan
berkelanjutan. Masyarakat diberikan pelatihan yang disambut dengan apresiasi masyarakat yang tinggi. Kegiatan pelatihan diberikan untuk dapat menunjang
keberlanjutan proyek bengkel sepeda motor terpadu yang pengelolaan dan pekerja diserahkan ke masyarakat sekitar perusahaan.
2.6. Citra Perusahaan dan Tanggung jawab Perusahaan
Citra menurut Foster 1999 adalah “nilai yang tak teraba yang dimiliki
oleh suatu perusahaan, yang dihormati pada saat memikirkan produk maupun servis perusahaan
”. Menurut Kottler dalam Wasesa 2006 citra merupakan perwujudan dari sekian banyak asosiasi, dan informasi yang berkaitan dengan
tempat tersebut. Citra suatu tempat terbentuk melalui proses berpikir seseorang ketika mendapatkan sejumlah informasi tentang tempat tersebut. Hal-hal positif
yang dapat meningkatkan citra perusahaan menurut Anggoro 2000, diantara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-
keberhasilan dibidang keuangan yang pernah diraihnya, sukses ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja yang besar, kesediaan
turut memikul tanggung jawab sosial, komitmen mengadakan riset, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa citra merupakan suatu bentuk kesan yang
muncul berdasarkan pengetahuan dan pengalaman tentang fakta-fakta atau kenyataan dan informasi yang berasal dari eksternal stakeholder berdasakan
sejarah, riwayat hidup perusahaan, keberhasilan, dan reputasi sebagai pencipta lapangan kerja.
Menurut Mapisangka 2009 Program TSP ditujukan untuk meningkatkan peran perusahaan dalam komunitas sosial masyarakat, yang menjadi hal penting
karena entitas bisnis keberadaan sebuah korporat tdak dapat berdiri sendiri tanpa adanya dukungan dan support dari masyarakat. Perusahaan mampu mendapatkan
citra baik dari masyarakat karena mampu menerapkan program TSP yang mampu merespon kebutuhan riil masyarakat untuk pemenuhan hidup masyarakat.
Berdasarkan penelitian Maulana 2011 program TSP yang diaplikasikan oleh perusahaan mampu membuat citra perusahaan menjadi sangat baik dimata
masyarakakat dengan indikasi terciptanya hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat dengan adanya komunikasi dua arah yang terbuka.
Berdasarkan penelitian Maulana 2009 implementasi program TSP PT REKIND berdampak pada citra perusahaan di mata masyarakat, yaitu sangat baik,
dengan indikasi terciptanya hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat dengan adanya komunikasi dua arah yang terbuka antara masyarakat dengan PT
REKIND. Di Indonesia, data riset majalah SWA atas 45 perusahaan menunjukkan TSP bermanfaat memelihara dan meningkatkan citra perusahaan 37.38,
hubungan baik dengan masyarakat 16.82, dan mendukung operasional perusahaan 10.28 Sinar Harapan 2006 yang dikutip oleh Budiman [tahun
tidak diketahui]