Performa Pengembangan Masyarakat Melalui Program Kredit Mikro dalam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT South Pacific Viscose

memberikan pendapat mengenai kelebihan dan kekurangan pelaksanaan program dan memberikan saran untuk perbaikan program, melalui diskusi yang dilakukan dengan fasilitator. Tabel 13 Persentase responden berdasarkan penilaian terhadap pernyataan partisipasi tahap evaluasi di Desa Cicadas tahun 2013 No Pernyataan SS S TS STS 1 Mengikuti Evaluasi program 0.0 0.0 60.0 40.0 2 Memberikan pendapat mengenai kelebihan dan kelemahan program 3.3 20.0 76.7 0.0 3 Memberikan saran untuk perbaikan program 3.3 16.7 80.0 0.0 4 Ikut serta dalam pengambilan keputusan evaluasi program 0.0 0.0 16.7 83.3 Keterangan: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Berdasarkan Tabel 13, dapat terlihat bahwa pihak perusahaan tidak melibatkan masyarakat dalam tahap eveluasi program maupun pengambilan keputusan pada tahap evaluasi program. Fasilitator mengaku, pendapat mengenai berjalannya program maupun saran untuk perbaikan program didapatkan ketika berdiskusi dengan penerima program dalam forum informal. Tabel 14 Jumlah dan persentase responden menurut penilaiannya terhadap partisipasi di Desa Cicadas tahun 2013 No Partisipasi Persentase 1 Tinggi 10.0 2 Sedang 60.0 3 Rendah 30.0 Jumlah 100.0 Berdasarkan Tabel 14, secara keseluruhan tahap partisipasi, mayoritas responden berada pada katagori sedang. Penerima program sudah merasa dilibatkan dalam setiap tahapan program, yaitu dengan diberikannya kesempatan dalam memberikan pendapat pada tahap pelaksanaan dan evaluasi program.

5.3.2 Kemandirian

Kemandirian masyarakat menurut Widjajanti 2011, adalah keadaan yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi dengan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Tabel 15 Jumlah dan persentase responden menurut penilaiannya terhadap kemandirian di Desa Cicadas tahun 2013 No Kemandirian Jumlah Persentase 1 Tinggi 7 23.3 2 Sedang 9 30.0 3 Rendah 14 46.7 Jumlah 30 100.0 Berdasarkan Tabel 15, kemandirian penerima program kredit mikro berada pada katagori rendah. Mayoritas usaha penerima program kredit mikro adalah berdagang, tidak sedikit konsumen mereka yang berhutang. Hal ini menyebabkan sebagian besar penerima program merasa sangat bergantung dengan dana pinjaman yang diberikan oleh pihak perusahaan. Dana pinjaman kredit mikro dirasa dapat menutupi kekurangan modal usaha. Beberapa penerima program juga masih beranggapan lebih baik bekerja sebagai karyawan dibadingkan dengan membuka usaha sendiri. “kalau dibilang tergantung, ya jadi tergantung. Kalo tidak ada kredit mikro, bagaimana cara untuk menutup yang berhutang ” –Ibu Siti Nurhasanah

5.3.3 Keberlanjutan

Pembangunan berkelanjutan menurut Salim yang dikutip oleh Jaya 2004 adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia untuk mencapai kesejahteraan dengan cara mencari pemerataan pada masa kini maupun masa mendatang Tabel 16 Jumlah dan persentase responden menurut penilaiannya terhadap keberlanjutan di Desa Cicadas tahun 2013 No Keberlanjutan Jumlah Presentasi 1 Tinggi 6 20.0 2 Sedang 14 46.7 3 Rendah 10 33.3 Jumlah 30 100.0 Berdasarkan Tabel 16, keberlanjutan penerima program kredit mikro masuk ke dalam katagori sedang. Penerima program mengaku mereka membuka usaha ditempat yang lokasinya dekat dengan konsumen juga mengetahui cara mendapatkan bahan baku yang digunakan dalam usaha mereka. Penerima program kredit mikro sempat ada yang terhenti usahanya karena harus mengganti pemasok barang dagangan mereka, dan anggota yang memproduksi barang dagangannya tergantung pada cuaca. Sebagian anggota tidak mampu meningkatkan hasil produksi dan membuka cabang ditempat lain, karena dana pinjaman yang diberikan digunakan untuk menutupi biaya kekurangan modal apabila mereka mengalami kerugian atau ada konsumen mereka yang berhutang. Penerima program mengaku dengan modal seadanya dan pinjaman dana yang tidak begitu besar, sulit bagi mereka untuk mengembangkan usaha dan membuka cabang ditempat lain. “Kalau untuk buka cabang, belum ada rencana. Ini modalnya juga pas- pas-an, Alhamdulillah ada program kredit mikro jadi usahanya masih bisa jalan terus ” –Bapak Anwar

5.3.4. Hubungan Karakteristik Individu Pada performa Penerima Program

Kredit Mikro Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui hubungan karakteristik individu pada performa penerima program kredit mikro di Desa Cicadas Tabel 17 Nilai hubungan karakteristik individu pada performa penerima kredit mikro di Desa Cicadas tahun 2013 Karakteristik Individu Performa Penerima Program Partisipasi Kemandirian Keberlanjutan Umur 0.400 0.397 0.340 Tingkat pendidikan 0.105 0.446 0.276 Jenis kelamin 0.125 0.156 0.552 Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa variabel umur tidak memiliki hubungan dengan variabel partisipasi karena nilai Rank Sperman lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.05. Variabel umur tidak memiliki hubungan pada variabel kemandirian karena nilai Rank Sperman lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.05. Variabel umur tidak memiliki hubungan pada variabel keberlanjutan karena nilai Rank Sperman lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.05. Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa umur penerima program tidak memiliki hubungan dengan performa penerima program. Berdasarkan Tabel 17 variabel tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan dengan variabel partisipasi karena nilai Rank Sperman lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.05. Variabel tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan pada variabel kemandirian karena nilai Rank Sperman lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.05. Variabel tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan pada variabel keberlanjutan karena nilai Rank Sperman lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.05. Berdasarkan tabel, diketahui bahwa tingkat pendidikan penerima program tidak memiliki hubungan dengan performa penerima program. Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa variabel jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan variabel partisipasi, karena nilai Rank Sperman lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.05. Variabel Jenis kelamin tidak memiliki hubungan pada variabel kemandirian karena nilai Rank Sperman lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.05. Variabel jenis kelamin tidak memiliki hubungan pada variabel pada variabel keberlanjutan karena nilai Rank Sperman lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.05. Jenis kelamin penerima program tidak memiliki hubungan dengan performa penerima program kredit mikro. 5.3.5. Hubungan Layanan Perusahaan Pada Performa Penerima Program Kredit Mikro Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui hubungan layanan perusahaan pada upaya pengembangan masyarakat di Desa Cicadas Tabel 18 Nilai hubungan layanan perusahaan pada performa penerima program pada program kredit mikro di Desa Cicadas tahun 2013 Layanan Perusahaan Performa Penerima Program Partisipasi Kemandirian Keberlanjutan Dukungan program 0.019 0.107 0.185 Kredibilitas fasilitator 0.000 0.014 0.008 Keterangan: : hubungan lemah : hubungan lemah tapi pasti : hubungan cukup berarti : hubungan yang sangat tinggi kuat : hubungan sangat tinggikuat sekali : hubungan sangat sempurna Berdasarkan Tabel 18 variabel dukungan program memiliki hubungan nyata pada variabel partisipasi dengan nilai Rank Sperman lebih kecil dari 0.05 yaitu dengan nilai 0.019, dengan kekuatan hubungan lemah tapi pasti. Adanya tempat diskusi dapat membuat penerima program dapat ikut berpartisipasi dengan menyampaikan usulan-usulan atau kritikan kepada kader maupun fasilitator. Variabel dukungan program tidak memiliki hubungan pada variabel kemandirian kemandirian karena nilai Rank Sperman lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.05, dan variabel dukungan program tidak memiliki hubungan pada variabel keberlanjutan karena nilai Rank Sperman lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.05. Variabel kredibilitas fasilitator memiliki hubungan sangat nyata pada variabel partisipasi dengan nilai Rank sperman yaitu sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.01 dengan kekuatan hubungan yang cukup berarti. Variabel kredibilitas fasilitator memiliki hubungan nyata pada variabel kemandirian, dengan nilai Rank sperman sebesar 0.014 lebih kecil dari 0.05 dengan kekuatan hubungan yang cukup berarti. Variabel kredibilitas fasilitator memiliki hubungan sangat nyata pada variabel keberlanjutan dengan nilai Rank sperman yaitu sebesar 0.008 lebih kecil dari 0.01 dengan kekuatan hubungan yang cukup berarti. Pada pelaksanaan program kredit mikro, keberadaan fasilitator memiliki peran penting. Masyarakat merasa keberadaan fasilitator dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, mampu mengajak masyarakat untuk mengikuti program kredit mikro. Pihak perusahaan berharap masyarakat yang telah menerima bantuan dana mampu menutupi kekurangan modal usaha dan membantu memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Kemampuan fasilitator dalam berkomunikasi juga memiliki pengaruh penting pada partisipasi penerima program. Fasilitator mampu mengajak penerima program untuk mengeluarkan pendapat mereka, sehingga fasilitator dapat meningkatkan partisipasi penerima program dalam setiap tahapan partisipasi. Peran penting fasilitator lainnya adalah mampu menghubungkan masyarakat dengan perusahaan, sehingga bantuan yang diberikan dapat tepat sasaran dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5.4. Ikhtisar Pada tahap partisipasi, penerima program tidak dilibatkan dalam tahapan perencanaan dan evaluasi, tetapi pendapat maupun saran dari penerima program ditampung oleh fasilitator sebagai pertimbangan dalam perencanaan maupun evaluasi program. Pada keseluruhan tahapan partisipasi, keterlibatan aktif penerima program dapat terlihat pada tahap pelaksanaan. Kemandirian penerima program berada pada katagori rendah. Penerima program sebagai pelaku usaha kecil merasa sangat terbantu dengan adanya program kredit mikro dan menjadi sangat tergantung dengan dana pinjaman kredit mikro dalam menjalankan usahanya. Pada Keberlanjutan usaha, penerima program mengaku bahwa mereka dapat menjalankan usaha mereka. Modal yang didapat dari dana pinjaman digunakan untuk menutupi hutang konsumen, sehingga mereka tidak dapat meningkatkan produksi maupun membuka cabang di tempat lain. Variabel umur tidak memiliki hubungan pada variabel partisipasi, kemandirian dan keberlanjutan. Variabel tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan pada variabel partisipasi, kemandirian dan keberlanjutan. Variabel jenis kelamin tidak memiliki hubungan pada variabel partisipasi, kemandirian dan keberlanjutan. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu tidak memiliki hubungan dengan performa penerima program. Variabel dukungan program memiliki hubungan nyata dengan variabel partisipasi dengan kekuatan hubungan lemah tapi pasti, tetapi tidak menunjukkan adanya hubungan dengan variabel kemandirian dan variabel keberlanjutan. Dukungan program yang diberikan perusahaan seperti adanya tempat diskusi, penerima program dapat mendiskusikan tentang keberlangsungan program, seperti memberikan usulan, kritik maupun saran kepada kader maupun fasilitator. Variabel kredibilitas fasilitator memiliki hubungan sangat nyata dengan variabel partisipasi dengan kekuatan hubungan yang cukup berarti. Variabel kredibilitas fasilitator memiliki hubungan nyata pada variabel kemandirian dengan kekuatan hubungan yang cukup berarti. Variabel kredibilitas fasilitator juga memiliki hubungan sangat nyata pada variabel keberlanjutan dengan kekuatan hubungan yang cukup berarti. Keberadaan fasilitator memiliki peran penting dalam menghubungkan perusahaan dengan masyarakat. Fasilitator mampu mengajak masyarakat untuk dapat mengikuti program kredit mikro, sehingga penerima program dapat menutupi kekurangan modal dan memenuhi kebutuhan dalam menjalankan usaha sehingga penerima program dapat melanjutkan usahanya. Keberadaan fasilitator juga mampu meningkatkan partisipasi penerima program yaitu dengan cara melakukan diskusi antara fasilitator, kader dan penerima program. VI. DAMPAK PROGRAM KREDIT MIKRO DAN VARIABEL YANG MEMPENGARUHINYA

6.1. Dampak

Armida menjelaskan, bahwa pembangunan harus dilakukan secara bertahap, tidak bisa hanya memperhatikan kepentingan sesaat. Dilakukan dengan keseimbangan antara periode yang satu dengan yang lainnya dan mempertimbangkan aspek ekonomi, politik, sosial, budaya, dan lingkungan Orasi Ilmiah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional [tahun tidak diketahui]. Upaya pengembangan masyarakat tentu memiliki dampak pada setiap aspek kehidupan setiap penerima program, yaitu dapat berupa dampak sosial, dan ekonomi, juga dampak bagi perusahaan selaku pemberi program, salah satunya adalah dampak pada citra perusahaan itu sendiri.

6.1.1. Dampak sosial

Kondisi sosial di Desa Cicadas sebelum adanya program TSP yaitu masyarakat memiliki karakteristik modal sosial yang kecil dan kurangnya kepercayaan antar masyarakat. Hal ini sempat menyebakan terjadinya konflik antar masyarakat, karena masing-masing masyarakat ingin mencari keuntungan sendiri. Untuk menanggulangi hal ini, fasilitator menyiasatinya dengan menyerahkan urusan pendaftaran, pengambilan dana dan pengembalian dana pinjaman ke kader yang sudah ditunjuk oleh fasilitator. Pihak perusahaan mengharapkan masyarakat terutama penerima program dapat lebih percaya dengan masyarakat atau penerima program lainnya. Tabel 19 Jumlah dan persentase responden menurut penilaiannya terhadap dampak sosial di Desa Cicadas tahun 2013 No Dampak Sosial Jumlah Persentase 1 Sangat Baik 8 26.7 2 Baik 12 40.0 3 Kurang baik 10 33.3 Jumlah 30 100.0 Berdasarkan Tabel 19, dampak sosial yang diterima penerima program berada pada katagori baik. Penerima program sudah mulai menumbuhkan rasa percaya dan saling menghargai antara penerima program dengan kader maupun antar sesama anggota. Kesibukan penerima program dalam menjalankan usahanya menjadi salah satu alasan mengapa antar penerima program jarang atau bahkan tidak pernah melakukan diskusi mengenai program kredit mikro. Kebanyakan dari mereka hanya berdiskusi dengan kader atau fasilitator yang berkunjung. Beberapa penerima program bahkan tidak pernah melakukan diskusi dengan kader karena kurangnya rasa peduli mengenai jalannya program. Tabel 20 Persentase responden berdasarkan penilaian terhadap pernyataan dampak sosial di Desa Cicadas tahun 2013 No Pernyataan SS S TS STS 1 Mengadakan diskusi dengan penerima lain 10.0 16.7 66.7 6.7 2 Mampu menghargai penerima lain 6.7 93.3 0.0 0.0 3 Mampu menumbuhkan rasa percaya kepada penerima lain 0.0 70.0 30.0 0.0 4 Mampu bekerjasama dengan Penerima lain 3.3 96.7 0.0 0.0 Keterangan: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Berdasarkan Tabel 20, dampak sosial dari program kredit mikro adalah masyarakat mampu menghargai, menumbuhkan rasa percaya dan mampu bekerjasama dengan penerima lain maupun kader yang menjadi perantara program. Pihak perusahaan menyerahkan urusan administratif kepada kader salah satu alasannya adalah agar masyarakat mampu menumbuhkan rasa percaya antar masyarakat, sehingga untuk kedepannya masyarakat khususnya penerima program mampu bekerjasama satu sama lain. Penerima program mengaku tidak dapat mengadakan diskusi dengan pihak lain karena harus mengurus usaha mereka “ Ibu tidak punya waktu untuk ikut-ikut diskusi neng, sibuk ngurusin warung aja, nanti kalo ditinggal, tidak ada yang jaga dong neng ” –Ibu Oyoh

6.1.2. Dampak Ekonomi

Tujuan dilaksanakannya program kredit mikro oleh pihak perusahaan salah satunya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan penerima program terutama dalam aspek ekonomi. Bantuan dalam aspek ekonomi ini bertujuan agar masyarakat sekitar mampu berwirausaha dan tidak lagi bergantung pada pihak perusahaan dengan menjadi karyawan perusahaan. Tabel 21 Jumlah dan persentase responden menurut penilaiannya terhadap dampak ekonomi di Desa Cicadas tahun 2013 No Dampak Ekonomi Jumlah Persentase 1 Sangat Baik 8 26.7 2 Baik 11 36.7 3 Kurang Baik 11 36.7 Jumlah 30 100.0 Berdasarkan Tabel 21, dapat diketahui bahwa dampak ekonomi yang dirasakan penerima program berada pada katagori baik dan kurang baik. Penerima program merasa dengan adanya program kredit mikro ini sangat membantu kelangsungan usaha, namun beberapa penerima program tidak begitu merasakan adanya peningkatan pendapatan yang signifikan karena sifat masyarakat yang suka berhutang. Dana pinjaman yang diberikan dari program kredit mikro digunakan sebagai biaya yang digunakan untuk menutupi biaya yang belum dibayarkan oleh konsumen yang berhutang. Hal ini menyebabkan penerima program merasa sedikit kesulitan untuk menyisihkan sebagian pendapatannya. Tabel 22 Persentase responden berdasarkan penilaian terhadap pernyataan dampak ekonomi di Desa Cicadas tahun 2013 No Pernyataan SS S TS STS 1 Mampu mengemabangkan usaha setelah mengikuti program 73.3 26.7 0.0 0.0 2 Merasakan adanya perubahan pendapatan setelah mengikuti program 46.7 40.0 13.3 0.0 3 Adanya peningkatan pendapatan setelah mengikuti program 46.7 40.0 13.3 0.0 4 Mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari 33.3 60.0 6.7 0.0 5 Mampu menyisihkan pendapatan sebagai tabungan masa mendatang 10.0 63.3 26.7 0.0 Keterangan: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Berdasarkan Tabel 22, dapat diketahui bahwa dampak ekonomi yang dirasakan oleh penerima program adalah penerima program mampu mengembangkan usaha, adanya peningkatan pendapatan, penerima program mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan mampu menyisihkan pendapatannya untuk ditabung. Sebanyak 26.7 penerima program mengaku tidak dapat menyisihkan pendapatannya karena dana pinjaman yang diterima digunakan untuk menutupi konsumen yang berhutang. “ kalo penghasilan Alhamdulillah, bertambah, tapi cuma cukup untuk sehari-hari aja neng. Banyak yang berhutang juga neng, jadi tidak ada sisanya ” –Ibu Odah 6.1.3.Citra perusahaan Pihak perusahaan, menyatakan bahwa pelaksanaan program TSP dilakukan untuk membina hubungan baik dan memberikan nilai lebih untuk masyarakat, sehingga masyarakat dapat memberikan timbal balik dengan menjaga keamanan proses bisnis. Program TSP yang dilaksanakan tidak sepenuhnya murni dilakukan untuk bersedekah tanpa timbal balik dari masyarakat. Dampak dilaksanakannya program TSP sendiri sudah dirasakan oleh pihak perusahaan, yaitu sebelum dilaksanakannya program TSP, masyarakat sekitar sering melakukan demo, namun setelah dilaksanakannya program TSP, intensitas demo yang dilakukan oleh masyarakat menjadi berkurang. “Citra perusahaan dimata masyarakat, baik. Karena program kredit mikro ini mampu membantu masyarakat, dengan dampaknya perusahaan aman dalam pelaksanaan usaha tidak ada demo atau pemblokiran jalan ” –Ibu Titi Tabel 23 Jumlah dan persentase responden menurut penilaiannya terhadap citra perusahaan di Desa Cicadas tahun 2013 No Citra Perusahaan Jumlah Presentase 1 Sangat Baik 5 16.7 2 Baik 20 66.7 3 Kurang Baik 5 16.7 Jumlah 30 100.0 Berdasarkan Tabel 23, dapat terlihat mayoritas responden menganggap baik keberadaan perusahaan semenjak menjalankan program TSP, terutama kredit mikro. Responden mengaku masih merasakan dampak negatif dari keberadaan perusahaan yang cukup menganggu aktifitas masyarakat Desa Cicadas, yakni polusi udara dari kegiatan industri yang dilakukan perusahaan. “ Programnya bagus, banyak membantu masyarakat desa. Kalau kita minta apa aja, pasti dikasih sama ibu titi. Alhamdulillah dengan adanya pacific, masyarakat Cicadas jadi terbantu” –Ibu Sukaesih

6.2. Hubungan Performa Penerima Program Pada Dampak Sosial, Ekonomi dan Citra Perusahaan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

8 121 130

Optimalisasi Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Di Kabupaten Toba Samosir

3 124 142

Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Citra Perusahaan Pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

6 77 85

Efektivitas Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusaan PT.Riau Andalan Pulp And Paper Di Desa Rantau Panjang Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak

4 101 177

Analisis Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Terhadap Masyarakat Di Lingkungan Perusahaan (Studi Pada PT. Inalum Asahan)

20 335 133

Analisis Yuridis Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) Berdasarkan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi Terhadap Putusan MK RI NO. 53/PUU-VI/2008)

0 54 155

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh PT. Lafarge Cement Indonesia Terhadap Masyarakat Lhoknga Provinsi Aceh

10 126 163

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kesejahteraan Karyawan Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan.

1 58 88

Analisis Yuridis Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (Studi Penelitian di PT INALUM di Kabupaten Batu Bara)

0 36 134

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Perbankan dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 72 97