Tanggung jawab Sosial Perusahaan TSP

b. Human Right. Kegiatan pengembangan masyarakat harus mampu menjamin pemenuhan hak bagi setiap manusia untuk hidup secara layak. c. Sustainability. Kegiatan pengembangan masyarakat tidak hanya untuk kepentingan sesaat, namun harus memperhatikan keberlanjutan dari program tersebut. d. Empowerment. Kegiatan pengembangan masyarakat memiliki arti menyediakan sumber, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat untuk meningkatkan kapasitasnya agar dapat mempengaruhi kehidupannya. f. Self-Reliance. Kegiatan pengembangan masyarakat sedapat mungkin memanfaatkan beragai sumber yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri daripada menggantungkan kepada dukungan dari luar. Adapun dukungan dari luar haruslah hanya sebagai pendukung saja. g. Organic Development. Perkembangan masyarakat hanya bisa ditentukan oleh kondisi dan situasi unik masyarakat itu sendiri. h. The Integrity of Process. Proses dalam pengembangan masyarakat tentu melibatkan berbagai pihak, bergabagi teknik dan strategi yang kesemuanya harus terintegrasi dan memberikan kesempatan pada masyarakat untuk belajar. i. Cooperation. Adanya struktur yang kooperatif dalam kegiatan pengembangan masyarakat, kerjasama dalam prosesnya akan lebih menguntungkan, karena dapat saling melengkapi dan saling belajar. j. Participation. Partisipasi dalam kegiatan pengembangan masyarakat didasarkan pada kesangupan masing-masing masyarakat, dengan demikian perlu adanya upaya-upaya yang dapat menjamin partisipasi setiap masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian Mapisangka 2009, PT BIC dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat, hal ini dapat dijelaskan karena strategi dalam implementasi TSP perusahaan merupakan respon atas kebutuhan riil masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. PT BIC telah berhasil dalam mengimplementasikan program TSP yang dilakukan secara periode dan kontinyu seperti santunan kepada fakir miskin dan pembinaan sosial kemasyarakatan dalam rangka menjada ketertiban masyarakat merupakan contoh program TSP yang dirasakan positif oleh masyarakat.

2.3. Partisipasi

Menurut Cary yang dikutip oleh Hasim dan Remiswal 2009, menyatakan bahwa partisipasi masyarakat adalah “adanya kebersamaan atau saling memberikan sumbangan untuk kepentingan dan masalah-masalah bersama yang tumbuh dari kepentingan dan perhatian individu warga masyarakat itu sendiri. ” Menurut Mardikanto yang dikutip oleh Mashyuri dan Herdikiagung 2010 TSP merupakan program yang memiliki substansi utama yaitu menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan, bukan lagi hanya sekedar objek pembangunan. Substansi masyarakat sebagai subjek pembangunan yaitu dengan menekankan pentingnya partisipasi masyarakat, baik pada proses perumusan program pembangunan, maupun pada tahap implementasinya. Masyarakat yang merupakan substansi utama dalam pembangunan sebagai sosok individu memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik individu menurut Mardikanto yang dikutip oleh Leliani 2006, merupakan sifat-sifat yang melekat pada diri seseorang yang berhubungan dengan aspek kehidupan, yaitu: umur, jenis kelamin, posisi, jabatan, status sosial dan agama. Menurut Lionberger yang dikutip oleh Aziz 2002, karakteristik individu merupakan aspek personal seseorang yang meliputi: umur, tingkat pendidikan, dan ciri psikologisnya. Menurut Cohen dan Uphoff yang dikutip oleh Rosyida 2011, tahapan partisipasi adalah: a. Tahap Pengambilan Keputusan; yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan suatu program b. Tahap Pelaksanaan; c. Tahap evaluasi; terdapat adanya umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan proyek selanjutnya. d. Tahap menikmati hasil; semakin besar manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut mengenai sasaran. Berdasarkan penelitian Muryaningrum 2010 tahapan partisipasi masyarakat dalam program TSP, masih terbilang rendah pada tahap Perencanaan dan evaluasi. Sedangkan untuk tahapan pelaksanaan dan menikmati hasil, masyarakat sudah dilibatkan dengan baik, terlihat dari tingkat apresiasi masyarakat dalam keikutsertaan pelatihan yang diadakan dimana setiap informan mengaku memiliki motivasi dalam mengikuti pelatihan dan peserta mengaku setelah mengikuti pelatihan mereka mendapatkan banyak ilmu dan kemampuan dalam mengoprasikan dan memperbaiki mesin dan spare part motor, kemudian mereka pun mendapatkan upah atau gaji tetap sebagai pekerja kontrakan di bengkel sepeda motor terpadu. Berdasarkan hasil penelitian Herlin 2008 pada tahap perencanaan, dan implementasi program TSP, masyarakat tidak dilibatkan dalam proses sosialisasi, sedangkan pada tahap evaluasi diperkenankan untuk terlibat hanya saja tidak diwajibkan, sehingga partipasi masyarakat dalam program TSP masih terbilang rendah. Pada aspek kemandirian, masyarakat diberikan pelatihan pembukuan keuangan, sehingga masyarakat mampu secara mandiri mengelola program mitra binaan, khususnya dalam penyusunan pembukuan keuangan. Di Amerika, tahun 1999, survei Environic menyatakan sepertiga konsumen di Amerika Serikat yang menyukai produk-produk dari perusahaan yang memiliki visi bisnis pembangunan masyarakat yang lebih baik. Peranan TS T Rekayasa Industri dalam upaya Pengembangan Masyaraka

2.4. Kemandirian

Menurut Yasin Setiawan, kemandirian adalah “keadaan seseorang yang dapat menentukan diri sendiri dimana dapat dinyatakan dalam tindakan atau perilaku seseorang yang dapat dinilai ” Bahara yang dikutip oleh Aldilasari [tahun tidak diketahui]. Berdasarkan dari definisi tersebut, kemandirian merupakan suatu keadaan seseorang dapat berdiri sendiri, mampu berkomitmen dan disiplin dalam menjalankan sesuatu, sehingga dapat dinyatakan dalam tindakan dan perilaku yang dapat dinilai Kemandirian masyarakat menurut Widjajanti 2011, adalah keadaan yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi dengan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Kemandirian masyarakat dapat dicapai melalui proses

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh Bank Bumn(Studi Pada Pt.Bank Xxx Medan)

8 121 130

Optimalisasi Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Di Kabupaten Toba Samosir

3 124 142

Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Citra Perusahaan Pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

6 77 85

Efektivitas Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusaan PT.Riau Andalan Pulp And Paper Di Desa Rantau Panjang Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak

4 101 177

Analisis Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Terhadap Masyarakat Di Lingkungan Perusahaan (Studi Pada PT. Inalum Asahan)

20 335 133

Analisis Yuridis Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) Berdasarkan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi Terhadap Putusan MK RI NO. 53/PUU-VI/2008)

0 54 155

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Oleh PT. Lafarge Cement Indonesia Terhadap Masyarakat Lhoknga Provinsi Aceh

10 126 163

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kesejahteraan Karyawan Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan.

1 58 88

Analisis Yuridis Mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Masyarakat Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (Studi Penelitian di PT INALUM di Kabupaten Batu Bara)

0 36 134

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Perbankan dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 72 97