Fungsi Tataniaga Saluran 3 Analisis Perilaku Pasar

63

6.3.2 Fungsi Tataniaga Saluran 3

a. Petani Petani yang menjadi responden tidak banyak memilih saluran ini. Alasan petani lain tidak menjual kepada koperasi adalah harga yang ditawarkan koperasi hampir sama dengan pedagang pengumpul lainnya dan adanya berbagai persyaratan yang dianggap menyusahkan petani. Petani yang menjadi responden menjual manggisnya kepada koperasi berjumlah empat orang. Petani yang menjual manggis kepada koperasi adalah petani yang tergabung langsung dalam koperasi tersebut. Fungsi tataniaga petani saluran ini hampir sama dengan saluran sebelumnya. Fungsi tataniaga yang dilakukan meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan petani hanya penjualan saja. Petani menjual manggisnya kepada koperasi. Fungsi fisik yang dilakukan meliputi pengangkutan saja. Fungsi pengangkutan tersebut kadang-kadang dilakukan oleh petani. Beberapa petani melakukan pengangkutan manggis dari kebun ke gudang koperasi dan beberapa petani lainya pengangkutannya ditanggung oleh koperasi. Petani yang pengangkutannya ditanggung koperasi merupakan petani yang jarak kebunya berdekatan dengan lokasi gudang koperasi serta volume yang dijualnya banyak. Biaya pengangkutan yang ditanggung petani merupakan termasuk dalam biaya pemanenan. Fungsi fasilitas yang dilakukan petani saluran empat sama dengan fungsi fasilitas saluran satu sampai saluran tiga. b. Koperasi Fungsi tataniaga yang dilakukan koperasi meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan koperasi 64 adalah fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Koperasi membeli manggis dari petani sebesar Rp 4.000 per Kg. Koperasi menjual manggis kepada PT Agung Mustika Selaras sebagai eksportir dengan harga Rp 12.000 per Kg untuk kategori super. Sisa sortiran manggis dijual kembali ke pasar kramatjati dengan harga Rp 2.500-3.000 per Kg. Fungsi fisik yang dilakukan koperasi hanya proses pengangkutan saja. Penyimpanan dan pengemasan tidak dilakukan di lembaga ini, karena tidak adanya tempat penyimpanan dan pengemasan menggunakan keranjang dilakukan oleh pihak eksportir. Pengangkutan dilakukan dengan menjemput barang dari petani dan pedagang pengumpul, tetapi ada beberapa dari petani dan pedagang pengumpul yang mengantarkan barangnya ke tempat koperasi. Fungsi fasilitas dari koperasi meliputi kegiatan fungsi penyortiran, fungsi pembiayaan, fungsi penanggungan risiko dan fungsi informasi pasar. Koperasi melakukan penyortiran sebelum dijual kepada ekportir. Penyortiran manggis dipilih berdasarkan ukuran buah per kg nya 10-12 buah. Klasifikasi penyortiran meliputi buah segar, kuping buah lengkap dan tidak ada bercak. Fungsi biaya yang dikeluarkan koperasi meliputi pemeberian pinjaman modal kepada petani yang menjadi langganan koperasi dan biaya kegiatan tataniaga. Biaya tataniaga yang dikeluarkan koperasi sebesar Rp 389 per Kg meliputi biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya sortasi, dan biaya transportasi. Penanggungan risiko yang dihadapi koperasi adalah penanggungan risiko kerusakan buah saat pengangkutan, penangguhan hutang petani dan pedagang pengumpul bila modal yang dipinjamkannya tidak kembali. Kerusakan barang yang ditanggung koperasi 65 sebesar lima persen. Informasi pasar yang diperoleh berupa harga dari pihak eksportir dan kualitas barang yang diinginkan eksportir. c. Eksportir PT AMS Fungsi tataniaga PT AMS meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan PT AMS adalah pembelian manggis dari koperasi KBU Al ihsan dan beberapa pedagang lainya yang bermitra dengan PT AMS sebesar Rp 12.000 per Kg. Fungsi penjualan yaitu melakukan penjualan manggis ke China dengan harga fob sebesar US 3,50 per Kg. Fungsi fisik PT AMS meliputi penyimpanan, pengangkutan, dan pengemasan. Penyimpanan dilakukan saat persediaan manggis di gudang melebihi permintaan untuk di ekspor. Manggis disimpan di suatu ruangan tertutup dengan dua mesin pendingin. Pengangkutan yang dilakukan PT AMS adalah penjemputan manggis dari pedagang berbagai daerah penghasil manggis baik dari Bogor, Tasikmalaya, Purwakarta, Sukabumi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, dan Bali. Selain itu, PT AMS melakukakan pengangkutan ke bandara dan pelabuhan untuk diekspor ke China. Fungsi fisik terahir yang dilakukan PT AMS adalah pengemasan. Manggis dikemas dalam keranjang plastik yang sudah diberi label, busa, dan kertas. Proses pengemasan manggis digunakan dua keranjang yang disebut koli. Satu koli berisi manggis super sebanyak 16 Kg. Total biaya pengemasan yang dikeluarkan sebesar Rp 1.459 per Kg. Fungsi fasilitas yang dilakukan PT AMS meliputi standarisasi dan grading , pembiayaan, penaggungan risiko dan informasi pasar. Fungsi standarisasi dan grading yang dilakukan adalah menyortir kembali manggis yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan grading. Penyortiran kembali dilakukan 66 untuk memisahkan manggis yang rusak akibat proses pengangkutan ke gudang eksportir. Proses grading terbagi tiga kelas grade yaitu Super 1 dengan klasifikasi buah besar, kelopak manggis lengkap dan segar, tidak ada burik di kulit manggis, Super 2 dengan klasifikasi buah besar, tingkat kemulusan pada kulit burik 30, kelopak lengkap dan segar, dan Super 3 dengan klasifikasi buah besar dengan tingkat kemulusan mempunyai burik 50, kelopak agak layu. Rata-rata ukuran manggis yang diekspor adalah 6-12 biji per kg nya. Biaya penanganan manggis dan grading yang dikeluarkan PT AMS sebesar Rp 125 per Kg. Fungsi pembiayaan yang dilakukan eksportir ini adalah berupa pembiayaan kegiatan petani dan pemberian pinjaman kepada mitra eksportir. Penanggungan risiko yang dihadapi PT AMS adalah rusak dan hilangnya buah manggis saat pengiriman serta pengembalian modal yang telah dipinjamkan kepada pedagang manggis. Informasi harga yang didapat PT AMS adalah informasi harga langsung dari buyer yang ada di China.

6.3.3 Fungsi Tataniaga Saluran 4