30
b. Farmer’s Share
Farmer’s share merupakan bagian yang diterima petani dari suatu
kegiatan tataniaga dengan membandingkan harga yang diterima petani tehadap harga yang dibayarkan konsemen akhir. Farmer’s share dipengaruhi oleh tingkat
pengolahan, keawetan produk, ukuran produk, jumlah produk, dan biaya produksi Rahim dan Hastuti, 2008. Hubungan farmer’s share dengan marjin tataniaga
bersifat negatif. Semakin tinggi nilai marjin tataniaga maka semakin rendah farmer’s share
yang diterima dalam melaksanakan suatu kegiatan tataniaga Herawati, 2012.
3.2 Kerangka Operasional
Manggis merupakan komoditas yang potensial untuk dikembangkan dan diperdagangkan. Saat ini manggis memiliki nilai jual yang tinggi dan sudah
masuk pasar ekspor. Bogor merupakan salah satu sentra manggis di Jawa Barat diantarannya Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang yang sudah menembus pasar
ekspor. Komoditas yang potensial tersebut dibutuhkan kegiatan budidaya dan tataniaga yang baik dan efisien. Hal ini agar tercapainya suatu pembagian yang
adil bagi produsen petani dan lembaga-lembaga tataniaga dari keselurhan harga yang dibayarkan konsumen.
Adanya keterbatasan modal dan sarana dalam tataniaga bagi petani juga menghambat dalam peningkatan produksi dan nilai jual manggis. Selain itu,
beberapa petani yang masih ketergantungan kepada pedagang pengumpul dalam hal dana. Petani meminjam sejumlah dana kepada pedagang pengumpul dengan
syarat petani menjual manggis kepada pedagang pengumpul tersebut. Hal ini meyebabkan harga jual manggis petani bisa ditekan. Oleh karena itu, petani tidak
31
memiliki posisi tawar yang kuat dan cenderung sebagai penerima harga price taker
. Posisi tawar petani yang rendah membuat harga yang diterima petani
menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan marjin yang cukup besar antara harga yang diperoleh petani dengan harga yang dibayarkan konsumen
akhir. Sebaran marjin yang tidak merata dan marjin tataniaga yang relatif tinggi di tingkat petani dengan tingkat konsumen membuat share yang didapat petani
relatif rendah. Hal ini dibutuhkan adanya efisiensi tataniaga sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat. Analisis yang dapat digunakan untuk
menganalisis sistem tataniaga manggis melalui pendekatan SCP. Market structure struktur pasar digunakan untuk menganalisis pendekatan struktur yang terbentuk
dalam sistem tataniaga manggis di Desa Karacak. Market conduct perilaku pasar digunakan untuk menganalisis perilaku-perilaku pasar yang terbentuk dalam
sistem tataniaga manggis melalui fungsi-fungsi tataniaga. Market performance keragaan pasar dilakukan untuk menganalisis efisiensi dalam saluran tataniaga
yang terentuk pada sistem tataniaga manggis. Kergaan pasar dilakukan melalui pendekatan marjin tataniaga, farmer’s share, dan rasio keuntungan dan biaya.
Hasil dari analisis tersebut adalah rekomendasi saluran tataniaga yang efisien yang bisa dipilih oleh petani untuk memasarkan manggisnya. Selain itu
menjadi rekomndasi buat pemerintah penetapan saluran tataniaga yang efisien. Skema kerangka pemikiran operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 1.
32
Keterangan :
: Alur Pemikiran
: Saling
Mempengaruhi
: Peubah yang diteliti
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
1. Adanya ketergantungan petani kepada pedagang pengumpul dalam hal modal
sehngga posisi tawar petani menjadi rendah price taker 2.
Adanya marjin yang relatif tinggi di tingkat petani dengan tingkat konsumen 3.
Share yang diperoleh petani relatif rendah dalam sistem tataniaga yang ada
1. Bagaimana struktur pasar yang terbentuk pada sistem tataniaga manggis di
Desa Karacak 2.
Bagaimana pola saluran tataniaga di Desa Karacak 3.
Bagiamana perilaku pasar pada sistem tataniaga manggis di Desa Karacak 4.
Bagaimana sebaran marjin, farmer’s share, dan rasio keuntungan tiap saluran tataniaga
Analisis Efisiensi Tataniaga
Market Sructure Struktur Pasar
1. Pangsa Pasar Jumlah Penjual dan
Pembeli 2.
Jenis Produk yang Diperdagangkan 3.
Hambatan Masuk Pasar 4.
Konsentrasi Pasar Market Conduct
Perilaku Pasar Fungsi Tataniaga
‐ Fungsi Pertukaran ‐ Fungsi Fisik
‐ Fungsi Fasilitas
Rekomendasi alternatif saluran tataniaga yang efisien SCP
Market Performance Keragaan
Pasar
1. Marjin Tataniaga
2. Farmer’s Share
3. Rasio Keuntungan dan BIaya
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi di Desa Karacak Bogor dilakukan secara purposive
sampling dengan pertimbangan bahwa Bogor merupakan salah satu sentra
produksi manggis terbesar ke dua di Jawa Barat, Kecamatan Leuwiliang merupakan daerah utama sentra manggis di Kabupaten Bogor yang telah
memasuki pasar ekspor, dan Desa Karacak merupakan salah satu desa di Kecamatan Leuwiliang yang memiliki produksi manggis terbesar dan sudah
memasuki pasar ekspor. Penelitian dilaksanakan mulai April 2012 sampai Juni 2013 yang meliputi survey lokasi penelitian, penyusunan proposal, pengambilan
data, pengolahan data, dan penyusunan skripsi.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang akan diambil terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan petani manggis
yang ada di Desa Karacak dan lembaga-lembaga tataniaga yang meliputi pedagang pengumpul, broker, koperasi, dan eksportir. Data sekunder diperoleh
dari Badan Pusat Statistik Nasional, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Direktorat Jenderal Horikultura, Jurnal, Artikel majalah, dan Studi penelitian
terdahulu.