Tataniaga Manggis Tujuan Dalam Negeri

78 manfaat yang diberikan koperasi kepada anggotanya memberikan share tambahan bagi petani yang tergabung dalam koperasi melalui SHU Sisa Hasil Usaha di akhir pembukuan tiap tahunnya. Selain itu, petani dapat meminjam sejumlah uang tanpa harus menekan harga jual manggis kepada koperasi. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa koperasi masih belum berjalan optimal karena manajemen koperasi yang masih lemah. Hal tersebut menjadikan peran koperasi hampir sama dengan pedagang pengumpul, tetapi prinsip-prinsip koperasi masih tetap berjalan meskipun tidak optimal. Saluran tiga yang pendek membuat koperasi yang memiliki akses langsung dengan eksportir. Hal ini seharusnya memberikan peluang besar untuk dapat memberikan kesejahteraan anggota dan petani lainnya melalui peningkatan penerimaan dan harga jual manggis. Jika potensi dan manajemen koperasi dapat dapat ditingkatkan dan dimaksimalkan, maka saluran tiga menjadi saluran yang lebih efisien dibandingkan saluran satu dan saluran dua.

6.4.2 Tataniaga Manggis Tujuan Dalam Negeri

Tataniaga manggis dengan tujuan dalam negeri pada penelitian ini terdapat dua saluran, yaitu saluran empat dan saluran lima. Saluran empat melibatkan tiga lembaga tataniaga yaitu pedagang pengupul desa, Statsiun Terminal Agribisnis STA Rancamaya, dan Hero Supermarket. Saluran lima tidak melibatkan perantara lembaga tataniaga. Petani langsung menjual kepada konsumen. Sebaran marjin tataniaga, farmer’s share, dan rasio keuntungan dan biaya tiap saluran dapat dilihat pada Tabel 18. 79 Tabel 18. Sebaran Marjin Tataniaga, Farmer’s Share, Rasio Keuntungan dan Biaya Pada Saluran Tataniaga Tujuan Tataniaga Dalam Negeri Uraian Saluran Tataniaga 4 5 Nilai RpKg Nilai RpKg Petani Biaya Tataniaga 2.044 2.244 Keuntungan 1.956 3.756 Harga Jual 4.000 6.000 BC Rasio 0,96 1,67 Pedagang Pengumpul Desa Harga Beli 4.000 Biaya Tataniaga 890 Keuntungan 3.110 Harga Jual 8.000 Marjin 4.000 BC Rasio 3,49 Stasiun Terminal Agribisnis Rancamaya Harga Beli 8.000 Biaya Tataniaga 401 Keuntungan 2.599 Harga Jual 11.000 Marjin 3.000 BC Rasio 6,47 Supermarket Harga Beli 11.000 Harga Jual 18.000 Marjin 7.000 Total Marjin 14.000 6.000 Farmer’s Share 22,22 100,00 Sumber : Data Primer, Diolah 2013 Berdasarkan Tabel 18, total marjin yang dimiliki saluran ini sebesar Rp 14.000 per Kg. Marjin terbesar terdapat pada supermarket yaitu sebesar Rp 7.000 per Kg, sedangkan marjin tataniaga pedagang pengumpul desa dan STA Rancamaya berturut-turut sebesar Rp 4.000 per Kg dan Rp 3.000 per Kg. Tingginya marjin pada supermarket disebabkan oleh harga yang dijual kepada konsumen sangat tinggi yaitu sebesar Rp 18.000 per Kg. Harga yang tinggi karena dipengaruhi segmen pasar yang berbeda dan untuk menutupi kerugian akibat kerusakan buah saat tidak habisnya terjual. Kekuatan buah saat dipasarkan hanya 80 sekitar lima hari. Buah yang sudah lewat dari lima hari biasanya akan kering. Startegi penanggulangan kerugian tersebut biasanya supermarket menjual dengan harga murah kepada pegawai supermarket tersebut. Hal ini diupayakan untuk mengurangi kerugian yang ditanggung oleh supermarket. Risiko kerusakan buah setiap penjualan atau tidak terjualnya buah hampir mencapai 40 persen. Tingginya marjin saluran empat menyebabkan farmer’s share yang diterima petani menjadi rendah. Harga jual petani sebesar Rp 4.000 per Kg, sedangkan konsumen membeli di supermrket dengan harga Rp 18.000 per Kg, sehingga farmer’s share saluran empat sebesar 22,22 persen. Saluran lima mempunyai total marjin sebesar Rp 6.000 per Kg. Saluran ini merupakan saluran terpendek diantara saluran lainnya. Saluran lima bisa dikatakan efisien karena memiliki marjin tataniaga kecil dan besarnya marjin tataniaganya merupakan harga jual yang sebenarnya dari petani ke konsumen langsung. Hal ini berarti bahwa saluran lima tidak memiliki marjin tataniaga. Keuntungan yang dapat diambil oleh petani pun lebih besar yaitu Rp 3.756 per Kg. Biaya yang dikeluarkan petani pada saluran lima berupa biaya produksi atau biaya selama budidaya manggis sampai pasca panen serta biaya sortasi dan pengemasan. Total biaya yang dikeluarkan petani adalah sebesar Rp 2.244 per Kg. Farmer’s share yang diterima petani merupakan farmer’s share terbesar diantara saluran tataniaga lainnya, yaitu sebesar 100,00. Hal ini karena petani langsung menjual manggisnya kepada konsumen tanpa melalui perantara pedagang manapun, sehingga petani mendapatkan share yang penuh dari tataniaga mangis tersebut. 81 Berdasarkan analisis dan perhitungan dari tiap saluran, saluran yang efisien terdapat pada saluran lima. Hal ini karena saluran lima memiliki total marjin terkecil dan nilai farmer’s share terbesar serta rasio keuntungan yang cukup besar dibandingkan saluran empat. Saluran lima merupakan saluran khusus yang tidak semua petani dapat memilih saluran ini. Risiko yang dihadapi petani saluran lima masih terlalu besar dibandingkan petani pada saluran empat. Risiko tersebut adalah tidak terjualnya manggis dalam waktu cepat, mengingat manggis merupakan buah yang tidak tahan lama. Hal ini karena petani belum memiliki gudang penyimpanan cold storage. Oleh karena itu, petani harus memiliki pelanggan tetap untuk menjual manggisnya secara kontinu tiap musim. Selain risiko tersebut, kondisi finansial petani cukup sulit untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Hal ini menyebabkan petani belum bisa lepas dari ketergantungan peran pedagang pengumpul dan lainnya yang mampu menyediakan sejumlah dana.

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Struktur pasar yang terbentuk pada sistem tataniaga manggis Desa Karacak termasuk kategori struktur pasar bersaing tidak sempurna. Hal ini dicirikan dari jumlah penjual lebih banyak dibandingkan pembeli, jenis komoditas yang diperdagangkan bersifat homogen, hambatan keluar masuk pasar tinggi karena dibutuhkan akses dan kerjasama dalam transaksi dan modal yang cukup besar, serta penentuan harga dan informasi pasar cenderung dikuasai oleh lembaga tataniaga. Saluran yang terbentuk pada sistem tataniaga manggis terdapat dua kategori diataranya saluran yang tujuan tataniaga ekspor terdapat tiga saluran yaitu saluran satu, saluran dua, dan saluran tiga. Saluran tataniaga tujuan pemsaran dalam negeri terdapat dua saluran yaitu saluran empat dan saluran lima. Kelima pola saluran tersebut adalah : Saluran 1 : Petani Æ Pengumpul Kampung Æ Pengumpul Desa Æ Broker Æ Eksportir Æ Konsumen Luar Negeri Saluran 2 : Petani Æ Pengumpul Desa Æ Broker Æ Eksportir Æ Konsumen Luar Negeri Saluran 3 : Petani Æ Koperasi Æ Eksportir Æ Konsumen Luar Negeri Saluran 4 : Petani Æ Pengumpul Desa Æ STA Rancamaya Æ Supermarket, Pasar Æ Konsumen Dalam Negeri Saluran 5 : Petani Æ Konsumen Dalam Negeri Fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan tiap lembaga tataniaga dilakukan berbeda-beda tiap salurannya sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Perilaku pasar dapat dilihat dari praktek penjualan dan pembelian, sistem pembayaran dan pembentukan harga, serta kerjasama antara lembaga. Praktek penjualan dan pembelian yang dilakukan merupakan praktek pembelian dan penjualan yang