Fungsi Tataniaga Saluran 1 dan Saluran 2

57

6.3.1 Fungsi Tataniaga Saluran 1 dan Saluran 2

a. Petani Fungsi pertukaran yang dilakukan petani kedua saluran berupa fungsi penjualan. Petani saluran satu menjual manggisnya kepada pedagang pengumpul kampung dengan harga Rp 3.000 per Kg. Petani saluran satu menjual manggisnya dengan cara sistem tebas borongan sehingga fungsi fisik seperti fungsi pengangkutan dan fungsi pengemasan tidak dilakukan. Petani saluran dua menjual manggisnya langsung kepada pedagang pengumpul desa dengan harga Rp 4.000 per Kg. Sistem penjualannya ada yang menggunakan sistem tebas borongan dan ada yang dijual per Kg. Penentuan harga antara petani dan pedagang pengumpul baik kampung maupun desa berupa proses tawar menawar. Akan tetapi penentuan harga biasanya ditentukan oleh pedagang pengumpul, karena petani telah meminjam sejumlah uang untuk modal dan kebutuhan hidupnya. Proses penjualan manggis dengan sistem tebas yang dilakukan petani umumnya karena beberapa faktor yang dipertimbangkan petani, yaitu menghemat biaya pemanenan dan biaya pengangkutan dan mendapatkan tenaga kerja untuk memanen sulit didapatkan pada saat musim panen manggis. Fungsi pengangkutan petani di saluran dua ada yang melakukan fungsi pengangkutan dan ada yang tidak. Pengangkutan manggis yang ditanggung oleh pedagang pengumpul desa adalah petani yang penjualan manggisnya dalam jumlah banyak. Fungsi fasilitas yang dilakukan petani saluran satu dan dua berupa fungsi pembiayaan, fungsi penanggungan risiko dan fungsi informasi pasar. Fungsi pembiayaan yang dilakukan petani saluran satu dan dua berupa biaya produksi, yaitu pembudidayaan manggis. Petani saluran satu mengeluarkan biaya 58 produksi sebesar Rp 1.678 per Kg dan petani saluran dua mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp 2.044 per Kg. Petani saluaran satu tidak mengeluarkan biaya pemanenan dan pengangkutan karena penjualan manggis dilakukan secara sistem tebas, sehingga biaya produksi lebih rendah dibandingkan saluran dua. Fungsi penanggungan risiko yang ditanggung petani umumnya berupa risiko kerugian akibat pengaruh cuaca, kualitas manggis buruk, dan risiko kerugian akibat perikatan. Risiko kerugian akibat perikatan ini terjadi jika petani meminjam sejumlah uang modal kepada pedagang pengumpul. Akibatnya, harga yang ditawarkan pedagang pengumpul cenderung lebih rendah dari harga pasar. Fungsi informasi pasar yang diterima petani di semua saluran berupa harga dari pedagang pengumpul dan sesama petani. b. Pedagang Pengumpul Kampung Fungsi pertukaran yang dilakukan pedagang pengumpul kampung meliputi fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Pedagang pengumpul kampung membeli manggis dari petani dan menjual kembali kepada pedagang pengumpul desa langgananya. Harga jual manggis pedagang pengumpul kampung kepada pedagang pengumpul desa sebesar Rp 4.000 per Kg. Penentuan harga ini berdasarkan tawar menawar diantara kedua lembaga tersebut. Fungsi fisik yang dilakukan lembaga ini berupa fungsi pengangkutan saja. Pengangkutan yang dilakukan adalah pengangkutan dari kebun ke tempat pedagang pengumpul kampung serta pengangkutan ke tempat pedagang pengumpul desa. Fungsi fasilitas yang dilakukan meliputi fungsi pembiayaan, fungsi penanggungan risiko, dan fungsi informasi pasar. Bentuk fungsi pembiayaan ini adalah pedagang pengumpul kampung memberikan pinjaman uang untuk modal 59 atau keperluan petani serta pengeluaran biaya untuk kegiatan tataniaga. Biaya tataniaga yang dikeluarkan pedagang pengumpul kampung sebesar Rp 206 per Kg meliputi biaya pengangkutan dan bongkar muat. Fungsi penanggungan risiko yang dihadapi berupa kerusakan barang selama proses pengangkutan dan penangguhan hutang petani bila hasil panen tidak bisa memenuhi pinjaman modal. Kerusakan barang yang dihadapi pedagang pengumpul kampung dikonsumsi pribadi atau diolah menjadi dodol untuk konsumsi pribadi. Kerusakan barang mencapai dua sampai lima persen. Informasi pasar mengenai tingkat harga manggis diperoleh dari sesama pedagang pengumpul, baik tingkat kampung maupun desa. c. Pedagang Pengumpul Desa Pedagang pengumpul desa melakukan fungsi pembelian dan penjualan. Pedagang pengumpul desa membeli manggis dari petani dan kemudian dijual ke broker dengan harga Rp 9.000 per Kg. Harga yang terbentuk merupakan berasal dari proses tawar menawar kedua lembaga tersebut. Akan tetapi biasanya broker ini yang dapat menentukan harga manggis. Fungsi fisik yang dilakukan berupa fungsi pengemasan dan fungsi pengangkutan. Proses pengangkutan yang dilakukan pedagang pengumpul desa yaitu pedagang pengumpul desa menjemput barang dari tempat petani dan pedagang pengumpul kampung. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan motor dan mobil pick up. Fungsi fasilitas lembaga ini meliputi fungsi penyortiran, fungsi pembiayaan, fungsi penanggungan risiko, dan fungsi informasi pasar. Penyortiran yang dilakukan berupa pemilihan manggis berdasarkan ukuran dan tingkat kualitas yang bagus. Fungsi pembiayaan yang dikeluarkan berupa pemberian 60 pinjaman modal kepada petani dan pedagang pengumpul kampung serta biaya untuk kegiatan tataniaga. Biaya tataniaga yang dikeluarkan pedagang pengumpul desa sebesar Rp 679 per Kg meliputi, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya transportasi, biaya sortasi, dan biaya keranjang untuk pengangkutan. Penanggungan risiko yang dihadapi lembaga kualitas yang diperoleh petani tidak sesuai dengan kriteria, dan risiko kerusakan barang selama pengangkutan. Strategi penanggulangan risiko yang dilakukan pedagang pengumpul desa terhadap manggis yang tidak sesuai kriteria untuk penjualan kepada broker dan STA Rancamaya dijual kembali ke pasar dengan harga Rp 2.500 per Kg. kerusakan barang saat pengangkutan sekitar dua sampai tiga persen. Selain itu, penangguhan hutang petani dan pedagang pengumpul kampung atas pinjaman modal yang tidak bisa dibayar saat musim panen tiba. Informasi pasar mengenai harga diperoleh dari sesama pedagang pengumpul tingkat desa dan broker. d. Broker Fungsi pertukaran yang dilakukan broker meliputi fungsi pembelian dan penjualan. Broker membeli manggis kepada pedagang pengumpul baik di wilayah Bogor maupun luar Bogor seperti Banten. Manggis yang telah dikumpulkan kemudian dijual kepada PT Elok Manggis sebagai eksportir dengan harga Rp 12.000 per Kg. Fungsi pengangkutan yang dilakukan berupa penjemputan barang ke tempat pedagang pengumpul manggis yang menjadi langganannya. Pengangkutan ke eksportir tidak dilakukan, karena pihak eksportir yang menjemput barang ke tempat broker. Fungsi fasilitas yang dilakukan meliputi penyortiran, pembiayaan, penanggungan risiko, dan pengetahuan informasi pasar. Sortasi manggis 61 dilakukan berdasarkan kualitas bentuk, ukuran, dan tingkat kesegaran. Sisa hasil sortasi BS dijual kembali ke pasar lokal dengan harga Rp 3.000-4.000 per Kg untuk mengurangi kerugian yang ditanggung broker. Fungsi pembiayaan yang dilakukan lembaga ini adalah pengeluaran biaya untuk kegiatan tataniaga dan pemberian pinjaman modal kepada pedagang pengumpul tanpa dikenakan bunga. Biaya tataniaga yang dikeluarkan sebesar Rp 228 per Kg meliputi, biaya bongkar muat, biaya transportasi dan biaya sortasi. Fungsi penanggungan risikonya adalah penanggungan kerusakan manggis saat bongkar muat dalam perjalanan dan risiko fluktuasi harga manggis. Informasi pasar yang didapat berupa informasi harga yang berasal dari pihak eksportir dan pasar. e. Ekportir PT Elok Manggis Fungsi pertukaran yang dilakukan PT Elok Manggis sebagai eksportir adalah fungsi pembelian dan fungsi penjualan. PT Elok Manggis membeli manggis kepada broker dan pedagang di berbagai daerah selain Bogor seperti Purwakarta, Subang, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Bali. Manggis yang dibeli merupakan manggis kelas super dengan harga Rp 12.000 per Kg. Fungsi pertukaran lainnya yaitu penjualan ke China melalui buyer asal Taiwan dengan harga fob sebesar US 3,50 per Kg. Fungsi fisik yang dilakukan eksportir berupa pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan. Pengemasan manggis dilakukan dengan keranjang yang diberi kertas, busa, dan penyegar. Fungsi pengangkutan yang dilakukan adalah menjemput manggis ke tempat broker di berbagai daerah serta pengiriman ke China, baik melalui jalur laut maupun udara. Pengiriman manggis ke China melalui udara pesawat dilakukan pada saat panen raya. Pengiriman tersebut dilakukan guna mempercepat 62 proses pengiriman manggis agar manggis tidak rusak, mengingat terjadi antrian panjang di pelabuhan saat panen raya. Penyimpanan manggis tidak sering dilakukan, karena ketersediaan barang sesuai dengan permintaan buyer. Adapun jika melakukan penyimpanan manggis, PT Elok Manggis menggunakan kontainer dengan mesin pendingin cold storage. Oleh karena itu, fungsi penyimpanan kadang-kadang dilakukan. Fungsi fasilitas yang dilakukan PT Elok Manggis yaitu fungsi penyortiran dan grading, fungsi pembiayaan, fungsi penanggungan risiko, dan fungsi informasi pasar. Fungsi penyortiran dilakukan berdasarkan grade-grade yang telah ditetapkan. Pembagian grade manggis super terbagi atas tiga grade yaitu grade 1A dengan jumlah manggis 12 buah per Kg, 2A dengan jumlah manggis sembilan sampai sepuluh buah per Kg, dan yang terakhir 3A dengan jumlah manggis delapan buah per Kg. Fungsi pembiayaan yang dikeluarkan meliputi pemberian modal kepada pedagang atau broker yang menjadi mitra PT Elok Manggis serta pengeluaran biaya tataniaga. Biaya tataniaga yang dikeluarkan eksportir sebesar Rp 11.449 per Kg meliputi biaya bongkar muat dan penanganan manggis di gudang, biaya tenaga kerja, biaya transportasi, biaya pengapalan dan handling , biaya pengemasan dan biaya sortasi. Penangungan risiko yang dilakukan oleh eksportir ini meliputi penanggungan risiko saat pengangkutan barang, hilangnya barang saat pengiriman ke China, penanggungan kerugian akibat harga yang fluktuatif. Informasi pasar yang didapat berupa informasi harga dari buyer Taiwan. 63

6.3.2 Fungsi Tataniaga Saluran 3