1. Kualitas Pendidikan Aparatur KPA
Tingkat pendidikan merefleksikan tingkat pemahaman dan pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan aparatur, semakin besar pula potensi untuk
meningkatkan kualitas kerjanya. Indikator ini dinyatakan dalam persentase jumlah aparatur yang berpendidikan minimal sarjana S1, dalam total jumlah
aparatur Pegawai Negeri Sipil PNS.
2. Persentase Aparatur Pendidik PAP
Indikator ini mencerminkan seberapa besar fungsi pelayanan masyarakat dibidang pendidikan berpeluang untuk dijalankan. Data yang digunakan dalam
studi ini adalah jumlah aparatur yang berprofesi guru pengajar dalam total jumlah aparatur Pegawai Negeri Sipil PNS.
3. Persentase aparatur para medis PAPM.
Indikator ini mencerminkan seberapa besar fungsi pelayanan masyarakat dibidang kesehatan dapat dilaksanakan. Data yang digunakan dalam studi ini
adalah jumlah aparatur tenaga kesehatan dalam total jumlah aparatur Pegawai Negeri Sipil PNS.
Kemudian untuk mengetahui kinerja aparatur pemerintah daerah baik di Kabupaten Halmahera Timur, Kota Tidore Kepuluan sebagai daerah pemekaran,
dan daerah induk Halmahera Tengah secara komprehensif, disusun indeks kinerja aparatur berdasarkan 3 tiga indikator diatas. Persamaan Indeks Kinerja
Aparatur IKA diformulasikan sebagai berikut: IKA
,
= KPA
,
+ PAP
,
+ PAPM
,
3 Dimana: IKA
i,t
= indeks kinerja aparatur pemerintah daerah pada kabupatenkota i ditahun t. KPA
i,t,
PAP
i,t,
PAPM
i,t
adalah indikator-indikator kinerja aparatur pemerintah daerah pada kabupatenkota i ditahun t.
b. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Keuangan daerah memiliki peranan penting dalam membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah. Keuangan pemerintah daerah juga,
menggambarkan arah dan pencapaian kebijakan fiscal dalam mendorong pembangunan di daerah, maupun menggambarkan sejauh mana tugas dan
kewajiban yang diembankan pada pemerintah daerah dalam konteks desentralisasi fiskal dapat dilaksanakan Bappenas, 2008. Untuk itu dalam analisis kinerja
keuangan pemerintah daerah dalam konteks pemekaran daerah khususnya pada daerah pemekaran Halmahera Timur, dan Kota Tidore dan daerah induk
Halmahera Tengah, digunakan indikator kinerja keuangan daerah yang tidak saja merefleksikan kinerja keuangan pemerintah daerah secara mikro tetapi juga
secara makro, sehingga diperoleh indikator-indikator yang terukur, berimbang dan komprehensif. Indikator-indikator tersebut diantaranya:
1. Ketergantungan Fiskal Daerah KFD.
Indikator ketergantungan fiskal dirumuskan sebagai persentase dari dana alokasi umum yang sudah dikurangi belanja pegawai dalam total pendapatan
anggaran daerah.
2. Kapasitas Penciptaan Pendapatan Daerah KPPD
Proporsi PAD tidak dinyatakan dalam total nilai APBD, tetapi dinyatakan sebagai persentase dari PDRB kabupatenkota yang bersangkutan. Hal ini
diperlukan untuk menunjukkan kinerja pemerintah daerah dalam meningkatkan PAD berdasarkan kapasitas penciptaan pendapatan masing-masing daerah.
3. Proporsi Belanja Modal PBM.
Indikator ini menunjukkan arah pengelolaan belanja pemerintah pada manfaat jangka panjang, sehingga memberikan multiplier yang lebih besar terhadap
perekonomian. Indikator ini dirumuskan persentase sebagai dari belanja modal dalam total belanja pada anggaran daerah.
4. Kontribusi sektor pemerintah KSP
. Indikator ini menunjukkan kontribusi pemerintah dalam menggerakan
perekonomian. Nilainya dinyatakan sebagai persentase total belanja pemerintah dalam PDRB kabupatenkota yang bersangkutan.
Kemudian untuk mengetahui kinerja keuangan pemerintah daerah secara komprehensif, maka disusun indeks kinerja keuangan pemerintah daerah IKKPD
berdasarkan 4 empat indikator diatas. Persamaan indeks kinerja keuangan pemerintah daerah IKKPD diformulasikan sebagai berikut:
IKKPD
,
=
, ,
, ,
Dimana: IKKPD
i,t
= Indeks Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah pada kabupatenkota i di tahun t. KFD
i,t
, KPPD
i,t
, PBM
i,t
, KSP
i,t
adalah indikator- indikator kinerja keuangan pemerintah daerah pada kabupatenkota I di tahun t.
c. Analisis Kinerja Ekonomi Daerah