Pertanian TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemekaran Wilayah Pembentukan Daerah Otonom

Untuk mengetahui kondisi ekonomi setelah pemekaran wilayah apakah semakin membaikmeningkat atau tidak, dilakukan wawancara terhadap 64 orang responden, dan hasil analisisnya ditampilkan dalam Gambar 60. Gambar 60. Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Aspek Ekonomi

a. Pertanian

Secara umum hasil analisis pada Gambar 60 menunjukkan, sebagian besar responden yang diwawancarai menjawab sektor pertanian tidak mengalami peningkatan setelah pemekaran wilayah, dan 48,44 responden menjawab sektor pertanian mengalami peningkatan setelah pemekaran wilayah. Persepsi masyarakat terhadap sektor pertanian tidak mengalami peningkatan, karena setelah pemekaran wilayah hasil-hasil produksi tanaman perkebunan yang diantaranya kelapa, cengkih, sagu dan tanaman pertanian yang diantaranya padi dan jagung, masih sulit dipasaarkan dan harganya relatif murah. Hal ini disebabkan oleh kemampuan petani untuk mendapatkan informasi pasar masih kurang. Selain itu, sarana dan prasarana transportasi relatif belum berkembang dengan baik. Persepsi masyarakat terhadap sektor pertanian yang semakin meningkat setelah pemekaran wilayah, ditunjukkan dengan peranan atau kontribusi sektor 48.44 40.63 39.86 39.86 87.5 87.5 48.44 51.56 59.38 60.34 60.34 12.5 12.5 51.56 Pertanian Perikanan Kehutanan Pertambangan Konstruksi Perdagangan Lainnya Ya tidak Apakah setelah pemekaran, sektor pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan, konstruksi, perdagangan, lainnya semakin membaikmeningkat. pertanian terhadap PDRB Kabupaten Halmahera Timur. Dalam tahun 2004-2008 sektor pertanian memiliki kontribusi paling besar terhadap PDRB Halmahera Timur. Hal tersebut telihat pada tahun 2004 kontribusi sektor pertanian sebesar 47,7 dan pada tahun 2008 sebesar 43,11, dengan rata-rata per tahun sebesar 45,93. Dari besarnya nilai kontribusi sektor pertanian tersebut, pada tahun 2004 berasal dari sub sektor tanaman perkebunan sebesar 44,68, tanaman bahan makanan 31,43, peternakan dan hasil-hasilnya 2,10. Kemudian pada tahun 2008 mengalami peningkatan untuk sub sektor tanaman perkebunan menjadi 44,27, tanaman bahan makanan 31,69, peternakan dan hasil-hasilnya 2,04. Dari besarnya nilai kontribusi masing-masing sub sektor, menunjukkan bahwa selama tahun 2004-2008 sub sektor tanaman perkebunan memiliki kontribusi yang paling besar terhadap sektor pertanian, kemudian diikuti tanaman bahan makanan, dan sub sektor yang kontribusinya paling rendah adalah peternakan dan hasil-hasilnya. Sub sektor tanaman perkebunan memiliki kontribusi paling besar selama tahun 2004-2008, karena potensi sub sektor perkebunan khusunya tanaman kelapa, pala, coklat dan sagu relatif besar, bahkan secara turun temurun budaya petani di wilayah Halmahera Timur berusaha dan mengembangkan tanaman perkebunan. Sedangkan sub sektor bahan makanan memiliki kontribusi terbesar kedua, karena potensi sub sektor tanaman bahan makanan juga relatif besar. Potensi dan produksi tanaman perkebunan maupunn bahan makanan, berdasarkan data dinas Pertanian pada tahun 2008, untuk tanaman perkebunan jenis kelapa memiliki luas tanam 13,151 ha dengan produksi mencapai 10,480 ton, cengkih luas tanam 509 ha produksi 460 ton, sagu luas tanam 882 ha produksu 2,493 ton. Sedangkan tanaman bahan makanan, untuk jenis padi luas tanam 2,128.40 ha produksi 8,155.60 ton, jagung luas tanam 114,4 ha produksi 588,45 ton. Secara khusus persepsi responden terhadap sektor pertanian setelah pemekaran wilayah, bila dilihat menurut profil responden cukup beragam atau berbeda-beda secara lengkap ditampilkan dalam Tabel 34. Tabel 34. Persepsi Masyarakat Mengenai Manfaat Sektor Pertanian Setelah Pemekaran Wilayah Menurut Profil Responden Profil Responden Kategori Apakah setelah pemekaran wilayah sekor Pertanian semakin meningkat Ya Tidak Jenis Kelamin 1. Laki-laki 46.55 53.45 2. Perempuan 66.67 33- Asal Suku 1. Lokal 71.43 28.57 2. Lokal Malut 25.56 74.44 3. Jawa 33.33 66.67 4. Sulawesi 38.46 61.54 6. Lainnya 50.00 50.00 Pendidikan 1. TKSD 100.00 - 2. SD 12.50 87.50 3. SMP 50.00 50.00 4. SLTA 48.39 51.61 5. PT 66.67 33.33 Pekerjaan Umum 1. Tidak Bekerja 100.00 - 2. Pegawai Negeri 46.15 53.85 3. Nelayan 33.33 66.67 4. Petani 37.04 62.96 5. Buruh 100.00 - 6. Lainnya 61.11 38.89 Jabatan dalam 1. Masyarakat Biasa 47.62 52.38 Masyarakat 2. KadesSekdesPemda 40.00 60.00 3. Tokoh Masyarakat 53.85 46.15 4. Tokoh Adat 25.00 75.00 5. Tokoh Agama 83.33 16.67 Pada Tabel 34 terlihat, bahwa persepsi responden menurut jenis kelamin yang paling banyak menjawab sektor pertanian semakin meningkat adalah perempuan, dan laki-laki paling banyak menjawab sektor pertanian tidak mengalami peningkatan. Karena perempuan memiliki informasi perkembangan sektor pertanian relatif terbatas, bahkan perempuan kurang beraktifitas disektor pertanian, sementara laki-laki selain memiliki informasi terhadap perkembangan sektor pertanian yang lebih banyak, laki-laki juga lebih banyak beraktifitas disektor pertanian, sehingga laki-laki lebih mengetahui ada tidaknya perkembangan sektor pertanian setelah pemekaran wilayah. Dilihat menurut asal suku, responden yang paling banyak menjawab sektor pertanian semakin meningkat adalah suku lokal dan lainnya. Karena suku lokal umumnya berusaha dan bekerja disektor pertanian, sehingga memiliki informasi yang lebih banyak terhadap perkembangan sektor pertanian setelah pemekaran wilayah. Dilihat menurut tingkat pendidikan, responden yang paling banyak menjawab sektor pertanian semakin meningkat adalah tidak tamat SD. Karena responden tidak tamat SD lebih banyak berusaha dan bekerja di sektor pertanian khususnya tanaman perkebunan, sehingga responden suku local lebih mengetahui ada tidaknya perkembangan sektor pertanian setelah pemekaran wilayah. Dilihat menurut pekerjaan utama, responden yang paling banyak menjawab sektor pertanian mengalami peningkatan adalah tidak bekerja dan buruh. Karena responden buruh dan tidak bekerja, menjadikan sektor pertanian sebagai lapangan pekerjaan sampingan, sehingga memiliki informasi lebih banyak terhadap perkembangan sektor pertanian setelah pemekaran wilayah. Dilihat menurut jabatan dalam masyarakat, responden yang paling banyak menjawab sektor pertanian mengalami peningkatan adalah tokoh agama dan tokoh masyarakat, kemudian responden yang paling banyak menjawab sektor pertanian tidak mengalami peningkatan adalah tokoh adat dan kadessekdesPemda. Karena tokoh agama dan tokoh masyarakat memiliki informasi yang lebih bersifat umum, sedangkan tokoh adat dan kadessekdesPemda memiliki informasi lebih khusus terhadap perkembangan sektor pertanian setelah pemekaran wilayah. Persepsi responden secara khusus terhadap sektor pertanian yang beragam atau berbeda-beda, lebih disebabkan oleh perbedaan informasi terhadap perkembangan sektor pertanian, dan pemahaman terhadap aktifitas dan produksi, serta informasi pasar. Namun, secara umum setelah pemekaran wilayah sektor pertanian mengalami peningkatan.

b. Perikanan