Halmahera Tengah. Namun secara umum setelah pemekaran wilayah tahun 2005-2009 kinerja ekonomi pada daerah induk dan daerah pemekaran yang
ditunjukkan dengan indeks kinerja ekonomi mengalami peningkatan, sehingga pemekaran wilayah Halmahera Tengah menjadi Halmahera Timur dan Kota
Tidore Kepulauan memberikan dampak terhadap semakin meningkatnya kinerja ekonomi daerah.
Dengan semakin meningkatnya indeks kinerja ekonomi daerah pada daerah induk dan daerah pemekaran, berarti tujuan pemekaran wilayah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi daerah yang diisyaratkan dalam PP No.1292000 dapat dirrealisasikan, sehingga
pemekaran Kabupaten Halmahera Tengah menjadi Halmahera Timur dan Kota Tidore dalam kurun waktu 5 tahun dapat dipandang telah sesuai dengan PP
No.1292000.
5.1.4. Kinerja Pelayanan Publik
Tujuan pemekaran wilayah yang diisyaratkan dalam PP No.1292000 untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik.
Karena pelayanan publik sebagai pelayanan dasar yang meliputi pelayanan dibidang pendidikan dan kesehatan, wajib diselenggarakan oleh pemerintah
daerah pada daerah induk maupun pemekaran wilayah. Oleh karena itu, kinerja pelayanan publik yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pelayanan dibidang
pendidikan, kesehatan, dan kualitas infrastruktur.
a. Pendidikan
Pelayanan pendidikan sebagai pelayanan dasar merupakan bagian dari pelayanan publik yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah sesuai
kewenangan daerah yang didesentralisasikan oleh pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah daerah pada daerah pemekaran khususnya kabupaten Halmahera
Timur harus mampu mengupayakan perbaikan kualitas pelayanan pendidikan tingkat SDMI, SMPMTs, dan SMASMKMA, melalui perbaikan pemerataan
fasilitas pendidikan, dan penyediaan tenaga pengajar guru yang memadai. Untuk mengetahui perkembangan pelayanan pendidikan di Kabupaten Halmahera Timur
setelah pemekaran wilayah khususnya tahun 2005-2009, digunakan indikator, 1
jumlah siswa per sekolah, dan 2 jumlah siswa per guru. Perkembangan jumlah siswa per sekolah menggambarkan kapasitas daya tampung sekolah terhadap
murid siswa, sedangkan jumlah siswa per guru menggambarkan ketersediaan tenaga guru dalam memberikan pelayanan kepada siswa.
Perkembangan siswa per sekolah di Kabupaten Halmahera Timur tingkat SDMI, SMPMTs, dan SMASMKMA, setelah pemekaran wilayah tahun 2005-
2009 menunjukkan trend yang menurun, ini menunjukkan bahwa selama tahun
2005-2009 daya tampung sekolah terhadap murid masih rendah. Artinya bahwa, ketersediaan fasilitas sekolah di Halmahera Timur dalam tahun 2005-2009 baik
SDMI, SMPMTs, dan SMASMKMTs sudah cukup memadai lihat Gambar 34, 35 dan 36.
Gambar 34. Perkembangan Siswa per Sekolah Tingkat SDMI
Gambar 35. Perkembangan Siswa per Sekolah Tingkat SMPMTs
155 156
145 115
124 122
131 132
127 128
142 134
144 168
155
20 40
60 80
100 120
140 160
180
2005 2006
2007 2008
2009 P
er k
em b
an g
an S
is w
a p
er
S ek
o la
h Halteng
Tidore Haltim
165 251
123 93
97 277
128 200
199 201
132 126
128 147
132
50 100
150 200
250 300
2005 2006
2007 2008
2009 P
er k
em b
an g
an S
is w
a p
er S
ek o
la h
Halteng Tidore
Haltim
Gambar 36. Perkembangan Siswa per sekolah Tingkat SMASMKMA Ketersediaan fasilitas pendidikan yang sudah memadai di Halmahera Timur
tahun 2005-2009, menunjukkan pula bahwa pemekaran wilayah dengan membentuk Kabupaten Halmahera Timur memberikan dampak posetif terhadap
ketersediaan fasilitas sekolah, sehingga setelah pemekaran wilayah kondisi pelayanan umum dilihat dari aspek ketersediaan fasilitas pendidikan semakin
membaik. Perkembangan daya tampung sekolah di Halmahera Timur tahun 2005-
2009, bila dibandingkan dengan daerah induk Halmahera Tengah dan Kota Tidore Kepulauan pada tahun yang sama, untuk tingkat pendidikan SDMI di
Kabupaten Halmahera Timur memiliki daya tampung sekolah yang lebih tinggi dari Kota Tidore dan Kabupaten Halmahera Tengah, dan tingkat pendidikan
SMPMTs di Kota Tidore memiliki daya tampung sekolah yang lebih tinggi dari Halmahera Timur dan Halmahera Tengah, sedangkan untuk tingkat
SMASMKMA di Halmahera Timur memiliki daya tampung sekolah yang lebih tinggi dari Halmahera Tengah dan Kota Tidore.
Perkembangan daya tampung sekolah di Halmahera Timur, Halmahera Tengah dan Kota Tidore pada Gambar 37, 38, 39,
jika dilihat nilai persentase daya tampung sekolah, secara umum menunjukkan daya tampung sekolah SDMI,
SMPMTs, dan SMASMKMA masih rendah. Karena selama tahun 2005-2009 rata-rata setiap sekolah SDMI, SMPMTs, dan SMASMKMA hanya
menampung siswa dibawah 200 orang siswa murid. Ini berarti ketersediaan
139 143
104 118
157 125
127 107
104 108
127 132
168 196
165
50 100
150 200
250
2005 2006
2007 2008
2009 P
er k
em b
an g
an S
is w
a p
er s
ek o
la h
Halteng Tidore
Haltim
fasilitas sekolah SDMI, SMPMTs, dan SMASMKMA setelah adanya pemekaran wilayah semakin memadai atau sudah cukup tersedia.
Perkembangan pelayanan pendidikan harus pula dilihat dari perkembangan ketersediaan tenaga pendidik guru, yang diukur dengan menggunakan indikator
rasio siswa per guru. Perkembangan ketersediaan tenaga pendidik guru SDMI, SMPMTs, dan SMASMK di Kabupaten Halmahera Timur selama tahun 2005-
2009 lihat Gambar 37, 38, 39 suda cuku memadai, karena rata-rata setiap guru dapat mengajar dan mengawasi siswa murid dibawah 25 orang siswa. Tetapi
distribusi guru yang belum merata. Disisi lain, ketersediaan tenaga pendidik yang sesuai dengan kompetensi bidang studi yang diajarkan juga masih kurang. Oleh
karena itu, diperlukan kebijakan peningkatan kapasitas guru sesuai kompetensi bidang studi yang sesuai dengan kurikulum yang diajarkan.
Gambar 37. Perkembangan Jumlah Siswa per Guru Tingkat SD
Gambar 38 Perkembangan Jumlah Siswa per Guru Tingkat SMPMTs
21 18
19 16
14 15
16 12
11 11
23 22
24 28
23
5 10
15 20
25 30
2005 2006
2007 2008
2009 P
er k
em b
an g
an s
is w
a p
er
G u
ru Halteng
Tidore Haltim
9 10
10 10
12 15
15 15
10 10
26 23
27 31
20
5 10
15 20
25 30
35
2005 2006
2007 2008
2009 P
er k
em b
an g
an s
is w
a p
er
G u
ru Halteng
Tidore Haltim
Gambar 39. Perkembangan siswa per Guru Tingkat SMASMKMA Perkembangan ketersediaan tenaga guru di kabupaten Halmahera Timur
tahun 2005-2009, bila dibandingkan perkembangan tenaga guru di daerah induk Halmahera Tengah dan Kota Tidore pada tahun yang sama lihat Gambar 37, 38,
39, terlihat Kota Tidore memiliki ketersediaan tenaga guru yang lebih banyak
dari Halmahera Tengah dan Halmahera Timur. Karena rata-rata setiap guru di Kota Tidore setiap tahunnya dapat mengajar dan mengawasi murid siswa
SDMI, SMPMTs, dan SMASMKMA dibawah 12 orang siswa, dan di Halmahera Tengah rata-rata setiap guru SDMI, SMPMTs, dan SMASMKMA
mengawasi dan mengajar murid siswa dibawah 15 orang siswa, sedangkan di Halmahera Timur rata-rata setiap guru SDMI, SMPMTs, dan SMASMKMA
mengawasi dan mengajar murid siswa dibawah 25 orang siswa. Hal ini menunjukkan, bahwa secara umum pemekaran wilayah memberikan dampak
terhadap semakin tersedianya tenaga guru dalam tahun 2005-2009, sehingga kualitas pelayanan pendidikan setelah pemekaran daerah pada daerah induk
Halmahera Tengah dan daerah pemekaran Halmahera Timur dan Kota Tidore semakin membaik.
b. Kesehatan