Gambar 23. Perkembangan Kapasitas Penciptaan Pendapatan Daerah Kabupaten Halmahera Timur, Kota Tidore, dan Halmahera Tengah.
Perkembangan kapasitas penciptaan pendapatan daerah Halmahera Timur tahun 2005-2009, bila dibandingkan dengan daerah induk Halmahera Tengah
dan Kota Tidore Kepulauan daerah pemekaran, terlihat kapasitas penciptaan pendapatan daerah Halmahera Timur masih lebih tinggi, dari Halmahera Tengah
dan Kota Tidore lihat Gambar 23. Ini menunjukkan bahwa setelah pemekaran wilayah peran pemerintah daerah Halmahera Timur untuk meningkatkan
pendapatan daerah cukup signifikan. Namun secara umum, kapasitas penciptaan pendapatan daerah pada daerah pemekaran dan daerah induk menunjukkan
peningkatan.
b. Belanja Investasi dan Kontribusi APBD
Belanja investasi merupakan belanja yang dianggarkan untuk membiayai kegiatan yang berorientasi pada manfaat jangka panjang seperti sarana dan
prasarana jalan, jembatan, bangunan sekolah, rumah sakit, irigasi, dan kegiatan fisik lainnya. Khusus untuk kabupaten Halmahera Timur sebagai daerah otonom
baru, belanja investasi juga lebih diarahkan pada penyiapan sarana dan prasarana pemerintahan seperti kantor DPRD, kantor Bupati, kantor Badan, dan Dinas serta
unit-unit kerja lainnya. Untuk mengukur seberapa jauh kebijakan pemerintah Halmahera Timur
dalam penganggaran yang berorientasi pada manfaat jangka panjang, dibuat
1.08 2.89
4.63 4.19
6.09
1.28 2.46
3.25 3.53
3.59 0.34
1.25 1.90
10.92 12.54
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
2005 2006
2007 2008
2009 P
A D
p er
P D
R B
Halteng Tidore
Haltim
perbandingan rasio antara belanja modal terhadap total belanja daerah, serta belanja barang dan jasa, maupun belanja pegawai dengan total belanja daerah
Kabupaten Halmahera Timur selama tahun 2005-2009 secara lengkap ditampilkan dalam Gambar 24.
Gambar 24. Perkembangan Belanja Daerah Halmahera Timur.
Keterangan: BMTBD Belanja Modal per Total Belanja Daerah, BBJTBD Belanja Barang dan Jasa per Total Belanja Daerah, BPTBD Belanja Pegawai per Total Belanja Daerah, BLTBD Belanja
Lain-lain per Total Belanja Daerah
Pada Gambar 24 terlihat selama tahun 2005-2009 belanja modal cenderung mengalami peningkatan diatas 50, belanja barang dan jasa cenderung menurun
dari 23,30 pada tahun 2005 menjadi 21,260 pada tahun 2009, dan belanja pegawai pada tahun 2005 sebesar 34,88 menurun menjadi 12,57, serta belanja
lain-lain pada tahun 2005-2007 meningkat sebesar 14,95, kemudian menurun menjadi 10,64 pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa selama tahun
2005-2009, total belanja daerah Halmahera Timur lebih banyak terserap pada belanja modal, kemudian diikuti oleh belanja barang dan jasa.
Belanja modal lebih banyak menyerap total pendapatan daerah dalam tahun 2005-2009, disebabkan Halmahera Timur sebagai daerah pemekaran baru
menghadapi kekurangan infrastruktur pelayanan publik maupun infrastruktur wilayah, seperti fasilitas perkantoran di pusat pemerintahan, sarana dan prasaran
jalan dan jembatan, serta sarana dan prasarana pelayanan publik lainnya.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00
2005 2006
2007 2008
2009 B
el an
ja
BMTBD BBJTBD
BPTBD BLTBD
Peningkatan belanja modal pada setiap tahunnya juga menunjukkan bahwa peran pemerintah daerah untuk meningkatkan perekonomian daerah sangat besar.
Karena belanja modal sebagai investasi pemerintah dalam menyiapkan berbagai sarana dan prasarana pemerintahan dan wilayah, dalam jangka panjang akan dapat
memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi daerah. Disamping itu, dalam jangka pendek peran belanja pemerintah terhadap perkembangan ekonomi
Halmahera Timur terlihat pula pada belanja barang dan jasa maupun belanja pegawai, karena belanja pegawai, barang dan jasa merupakan jenis belanja yang
bersifat konsumtif, sehingga peran belanja pemerintah sangat berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi Halmahera Timur selama tahun 2005-2009.
Dengan demikian peran belanja pemerintah setelah pemekaran wilayah, memberikan manfaat yang cukup signifikan terhadap kondisi ekonomi
masyarakat, dan percepatan pembangunan infrastruktur di kabupaten Halmahera Timur, sehingga pemekaran wilayah secara langsung memberikan dampak
terhadap pertumbuhan ekonomi, dan percepatan pembangunan daerah. Peningkatan belanja modal Kabupaten Halmahera Timur dalam tahun 2005-
2009, bila dibandingkan dengan Kabupaten Halmahera Tengah dan Kota Tidore Kepulauan pada tahun yang sama, masih lebih besar lebih tinggi dari Kota
Tidore dan Halmahera Tengah lihat Gambar 25. Pada Gambar 25 terlihat bahwa, pada tahun 2005-2009 belanja modal
Kabupaten Halmahera Timur dan Halmahera Tengah setiap tahunnya cenderung meningkat, sedangkan Kota Tidore justru cenderung menurun. Hal ini disebabkan,
Halmahera Timur dan Halmahera Tengah pada 5 lima tahun pertama setelah pemekaran wilayah, lebih memprioritaskan pada pembangunan infrastruktur
wilayah seperti pembangunan jalan dan jembatan, serta pembangunan infrastruktur pemerintahan seperti fasilitas perkantoran pemerintah. Kabupaten
Halmahera Tengah walaupun sebagai daerah kabupaten induk, namun lokasi tempat ibukotanya dipindahkan dari Kota Tidore ke Kota Weda, sehingga untuk
menyiapkan sarana dan prasana pemerintahan maupun kewilayahan selama tahun 2005-2009, pemerintah daerah lebih memprioritaskan belanja modal. Sedangkan
Kota Tidore Kepulauan sarana dan prasarana jalan, maupun fasilitas perkantoran
sudah lebih siap, sehingga alokasi belanja modal Kota Tidore lebih kecil dibandingkan dengan Halmahera Tengah dan Halmahera Timur.
Gambar 25. Perkembangan Belanja Modal Per Total Belanja Daerah Halmahera Timur, Halmahera Tengah, dan Kota Tidore
Dari besarnya persentase belanja modal dalam total belanja daerah di Kabupaten Halmahera Timur dan Halmahera Tengah, menunjukkan bahwa
pemekaran wilayah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan infrastruktur kewilayahan dan pemerintahan baik pada daerah pemekaran
Halmahera Timur, maupun daerah induk Halmahera Tengah, yang dalam jangka panjang akan tercipta pemerataan pembangunan antar wilayah dalam
lingkup daerah pemekaran maupun propinsi Maluku Utara.
c. Indeks Kinerja Keuangan Daerah