Akses Terhadap Sumberdaya TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemekaran Wilayah Pembentukan Daerah Otonom

yang paling prestisius. Namun, secara umum kesempatan kerja di Kabupaten Halmahera Timur setelah pemekaran wilayah mengalami peningkatan.

d. Akses Terhadap Sumberdaya

Secara umum hasil analisis pada Gambar 55, menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang diwawancarai menjawab akses terhadap sumberdaya setelah pemekaran wilayah tidak mengalami peningkatan, dan 39,86 responden menjawab akses terhadap sumberdaya setelah pemekaran wilayah mengalami peningkatan. Masyarakat yang berpersepsi bahwa akses terhadap sumberdaya tidak mengalami peningkatan, karena masyarakat masih sulit memperoleh air irigasi secara merata, dan masih terbatas. Disisi lain, pada musim panas debit air pada sumber air irigasi biasanya mengalami penurunan, sehingga pasokan menjadi berkurang dan tidak merata, serta tembok pematang parit yang menghubungkan irigasi dengan sawah banyak yang perlu direhabilitasi. Masyarakat juga berpersepsi, penyaluran bantuan modal usaha kepada koperasi dan UKM dari pemerintah daerah, serta bantuan-bantuan sarana penunjang, termasuk bibit tanaman, peternakan, serta bantuan pupuk dan obat-obatan, tidak dilakukan secara merata dan belum proporsional sesuai skala prioritas. Masyarakat yang berpersepsi akses sumberdaya semakin meningkat, karena setelah pemekaran wilayah masyarakat semakin gampang mengakses sumberdaya modal dari pemerintah daerah, terlihat dari adanya kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Timur melalui Dinas Koperasi, sejak tahun 2007-2009 memberikan bantuan modal usaha kepada koperasi dan UKUM, yang dianggarkan dalam APBD tahun 2007-2009. Masyarakat juga berpersepsi bahwa, masyarakat semakin gampang mengakses sumberdaya air irigasi dan memperoleh bantuan modal usaha dari pemerintah daerah, serta semakin memahami pengelolaan modal usaha yang bersumber dari pinjaman lembaga keuangan pihak bank khususnya BRI unit Subaim, Buli dan Maba. Persepsi masyarakat terhadap meningkatnya akses sumberdaya air irigasi, ditunjukkan dengan jumlah sawah yang telah dialiri air irigasi. Berdasarkan data sampai tahun 2008 dari jumlah lahan sawah potensial 8,370 ha di 3 kecamatan, yang telah dialiri air irigasi sebesar 7,672 ha, dan kurang lebih 698 ha sawah belum dapat dialiri air irigasi secara lengkap disajikan dalam Tabel 25. Tabel 25. Lahan Menggunakan Irigasi di Tiga Kecamatan Tahun 2008 No Kecamatan Daerah Irigasi Lahan Potensial Sawah Irigasi 1 Wasile Timur Tutuling a. Kanan 351 351 b. kiri 1,149 1,149 Akedaga a. Kanan 451 450 b. kiri 979 889 Meja 1,000 985 2 Wasile Mancalele 600 600 Opiyang a. Kanan 1,559 1,510 b. kiri 781 682 3 Wasile Selatan Ekor 1,500 1,056 Jumlah 8,370 7,672 Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Halmahera Timur, 2009 . Secara khusus menurut profil responden, persepsi masyarakat terhadap akses sumberdaya setelah pemekaran wilayah cukup beragam atau berbeda-beda yang secara lengkap ditampilkan dalam Tabel 26. Pada Tabel 26 menunjukkan, bahwa persepsi responden terhadap akses sumberdaya menurut jenis kelamin, responden perempuan lebih banyak menjawab akses sumberdaya semakin meningkat, dan responden laki-laki paling banyak menjawab akses sumberdaya tidak mengalami peningkatan. Responden perempuan menjawab akses sumberdaya semakin meningkat, karena aktifitas yang dilakukan perempuan kurag bersentuhan langsung dengan akses terhadap sumberdaya, sementara laki-laki lebih banyak beraktfitas yang berakaitan dengan akses terhadap sumberdaya. Dilihat menurut asal suku, responden yang paling banyak menjawab akses terhadap sumberdaya semakin meningkat adalah suku lokal Maluku Utara. Karena suku lokal Maluku Utara memahami akses terhadap sumberdaya berkaitan dengan penyaluran bantuan modal usaha dan bibit pertanian yang diberikan pemerintah daerah selama tahun 2007-2009 mulai mengalami peningkatan. Sedangkan suku Lokal, Jawa, Sulawesi, dan lainnya paling menjawab akses sumberdaya tidak mengalami peningkatan, karena distribusi bantuan modal usaha dan bibit pertanian, serta irigasi belum merata. Tabel 26. Persepsi Masyarakat Mengenai Manfaat Akses Sumberdaya Setelah Pemekaran Wilayah Menurut Profil Responden Profil Responden Kategori Apakah setelah pemekaran wilayah Akses Sumberdaya semakin meningkat Ya Tidak Jenis Kelamin 1. Laki-laki 37.74 62.26 2. Perempuan 60.00 40.00 Asal Suku 1. Lokal 16.67 83.33 2. Lokal Malut 52.94 47.06 3. Jawa 33.33 66.67 4. Sulawesi 33.33 66.67 5. Lainnya 45.45 54.55 Pendidikan 1. TKSD 100.00 - 2. SD 25.00 75.00 3. SMP 33.33 66.67 4. SLTA 44.00 56.00 5. PT 41.67 58.33 Pekerjaan Umum 1. Tidak Bekerja 100.00 - 2. Pegawai Negeri 16.67 83.33 3. Nelayan 66.67 33.33 4. Petani 40.00 60.00 5. Buruh - 100.00 6. Lainnya 50.00 50.00 Jabatan dalam 1. Masyarakat Biasa 44.44 55.56 Masyarakat 2. KadesSekdesPemda 36.84 63.16 3. Tokoh Masyarakat 36.36 63.64 4. Tokoh Adat - 100.00 5. Tokoh Agama 66.67 33.33 Dilihat menurut tingkat pendidikan responden yang paling banyak menjawab akses terhadap sumberdaya semakin meningkat adalah TKSD. Karena setelah pemekaran wilayah pembangunan dan rehablitasi irigasi, serta penyaluran bantuan modal usaha mulai dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Sedangkan responden tingkat pendidikan SD, SMP, SLTA, dan PT lebih banyak menjawab akses terhadap sumberdaya tidak mengalami peningkatan, karena penyaluran bantuan modal usaha dan bibit pertanian belum merata, serta peran perbankan dalam pengembangan usaha masyarakat masih kurang. Dilihat menurut jabatan dalam masyarakat, responden yang paling banyak menjawab akses terhadap sumberdaya semakin meningkat adalah tokoh agama. Karena setelah pemekaran wilayah pemerintah mulai melakukan pembangunan dan rehablitasi irigasi, penyaluran bantuan modal usaha dan bibit kepada masyarakat. Sedangkan masyarakat biasa, kadessekdesPemda, tokoh masyarakat dan tokoh adat yang paling banyak menjawab akses terhadap sumberdaya tidak mengalami peningkatan. Distribusi bantuan modal usaha, bibit pertanian yang belum merata, dan pembangunan irigasi belum mampu melayani atau mengaliri seluruh persawahan, serta peran perbankan dalam memberikan bantuan modal usaha kepada masyarakat dengan cara memberikan kredit modal usaha masih kurang. Persepsi responden secara khusus terhadap akses masyarakat terhadap sumberdaya yang beragam atau berbeda-beda. Namun, secara umum setelah pemekaran wilayah kabupaten Halmahera Timur, akses masyarakat terhadap sumberdaya semakin meningkat.

e. Penegakan Hukum